5 Jenis Strategi Investasi Reksa Dana yang Harus Kamu Ketahui
Untuk memperkuat kekuatan finansial, kamu tidak bisa hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaan kantoran saja. Sudah pasti diperlukan penghasilan dari bidang lain agar dapat memperkuat kekuatan finansial.
Hal ini menjadi langkah wajar. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, kamu pastinya membutuhkan jumlah uang yang jauh lebih besar karena kehidupan terus berubah. Untungnya, saat ini sudah cukup banyak pilihan penghasilan sampingan yang bisa kamu dapatkan. Dari bekerja freelance hingga investasi.
Investasi memang menjadi favorit banyak orang karena hanya dengan menaruh uang saja, kamu bisa mendapatkan keuntungan dalam beberapa waktu mendatang.
Jenis investasi pun juga banyak macamnya. Dari investasi saham, emas, properti dan reksa dana. Reksa dana sendiri cukup banyak yang memilihnya karena lebih meyakinkan dan dengan berada di tangan yang terpercaya, kamu bisa mendapatkan keuntungan besar. Di dalam reksa dana juga ada beberapa strategi yang bisa kamu pilih. Berikut lima jenis strategi investasi reksa dana yang harus kamu ketahui agar bisa menjalankan investasi jenis ini dengan lebih lancar.
1. Strategi Dollar Constant Share
Dollar Constant Share pada dasarnya lebih cocok jika digunakan untuk investasi saham, tapi tetap saja bisa digunakan untuk instrumen investasi reksa dana. Dalam menjalankan investasi ini, kamu akan membeli 50 unit reksa dana dengan harga Rp400.000 pada bulan pertama. Memasuki bulan kedua, kamu membeli lagi 50 unit dengan harga Rp500.000. Jadi dengan membeli dari tempat yang sama tapi berbeda bulan, kamu bisa mendapatkan harga yang berbeda.
2. Strategi VCA (Value Cost Averaging)
Strategi selanjutnya, yaitu Value Cost Averaging (VCA). Strategi ini menekankan kepada investasi di di dalam periode tertentu saja. Tapi dengan VCA, kamu akan menentukan sendiri berapa banyak unit yang harus dibeli setiap bulannya karena memang di sanalah inti dari strategi ini.
Jika kamu menentukan akan membeli 400 unit setiap bulannya, maka kamu harus membeli 400 unit selama bulan-bulan ke depan, walaupun biaya yang kamu keluarkan harus lebih besar lagi. Misalnya harga per-unit Rp2.000 pada bulan Januari, maka kamu akan membeli sebanyak 400 unit. Ketika harganya naik menjadi Rp4.000 pada bulan Februari, kamu pun tetap membeli sebanyak 400 unit juga.
3. Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)
Secara umum, strategi DCA ini bisa dibilang mirip dengan VCA, tapi bedanya untuk DCA berfokus kepada jumlah biaya yang dikeluarkan setiap bulannya, bukan jumlah unit yang dibeli seperti VCA.
Jadi untuk DCA, jika kamu ingin memakai strategi ini, maka kamu harus menetapkan terlebih dahulu jumlah biaya yang akan kamu keluarkan tiap bulannya. Kalau kamu memilih untuk mengeluarkan Rp500.000, maka setiap bulannya, kamu akan mengeluarkan Rp500.000 untuk reksa dana.
Dalam dunia investasi reksa dana, strategi DCA ini juga menjadi strategi dengan risiko yang paling kecil. Jadi bagi yang baru mulai mengenal reksa dana, maka kamu bisa memilih strategi DCA agar tidak terkena potensi kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan strategi lainnya.
4. Strategi Lump Sum
Strategi lainnya di dalam investasi reksa dana adalah Lump Sum. Di dalam strategi ini, ada satu nilai yang diajarkan yaitu mempertaruhkan segalanya di awal dan berharap mendapatkan keuntungan besar pada waktu mendatang. Ya, kamu hanya perlu melakukan satu kali pembelian dengan dana yang besar dan bisa mendapatkan keuntungan yang oke jika membeli reksa dana pada waktu yang tepat. Jika kamu punya Rp10 juta, maka kamu investasikan seluruhnya pada saat yang sama.
Tapi dengan mengikuti strategi ini, risiko pun juga besar. Kalau kamu salah timing dalam membeli reksa dana, maka kamu bisa membeli reksa dana pada saat harga tinggi. Jadi, coba konsultasikan terlebih dahulu dengan pihak terpercaya untuk strategi ini.
5. Strategi 10-20-30-40
Satu lagi strategi investasi reksa dana yang bisa kamu terapkan adalah 10-20-30-40. Pernah mendengar nama strategi ini? Di dalam dunia finansial perseorangan, nama strategi ini cukup terkenal karena bisa juga dipakai dalam urusan menabung serta memakai keuangan pribadi setiap bulannya. Tapi juga bisa dipakai untuk reksa dana.
Jadi, dengan 10-20-30-40, kamu bisa membagi pembagian biaya untuk investasi ke dalam masing-masing jenis reksa dana seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Dan setiap jenis reksa dana ini juga memiliki risiko sendirinya jadi kamu bisa menyesuaikannya sesuai keinginan kamu sendiri. Untuk detail lebih lengkap tentang strategi ini, kamu bisa cek di artikel ini!
Itulah lima jenis strategi investasi reksa dana yang harus kamu ketahui. Setelah membaca artikel di atas, semoga kamu bisa menentukan strategi yang terbaik untuk kamu terapkan di dalam investasi reksa dana kamu.