Apikmen, Batik Modern yang Tak Lepas dari Unsur Tradisional

Apikmen batik modern.
Apikmen batik modern. Photo by KlikCair
Waktu baca: 4 menit

Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO. Makanya, kini batik diimplementasikan ke berbagai hal terutama dalam segi fashion. Salah satu brand fashion lokal yang melakukannya ialah Apikmen.

Apikmen merupakan brand fashion milik Agus T Santosa yang dibangun sejak tahun 2011. Brand ini menyediakan motif batik modern namun tidak mengesampingkan unsur-unsur tradisional dan otentiknya.

Penasaran seperti apa produk yang dibuat Apikmen? Yuk simak kisahnya terlebih dahulu di sini TemanKlik.

Awal Mula Apikmen

Apikmen dibangun oleh Agus dalam rangka mengembangkan hobinya di dunia fashion terutama batik. Saat itu (2011), kantor tempat Agus sedang ada pengurangan karyawan dan ia menjadi salah satu orang yang terdampak.

Dari situ, Agus mencoba memulai bisnis batik Apikmen.

“Berawal dari adanya pengurangan karyawan di kantor tempat saya bekerja, terbesit keinginan untuk memulai bisnis. Hingga akhirnya saya memilih menjalankan bisnis fashion batik yang merupakan hobi saya,” kata Agus kepada KlikCair.

“Saya merasa, mendapatkan uang dari hobi ini merupakan kenikmatan tiada tara. Sebab, kita menjalankan apa yang kita sukai dan bisa mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup kita,” ujarnya menambahkan.

Agus juga mengakui bahwa saat memulai bisnisnya ini berawal dari menitipkan produk koleksinya ke toko batik. Dan ternyata, produk yang ia buat itu laku keras sehingga toko tersebut meminta agus menyiapkan produk lagi.

Hingga akhirnya, pada 2012 Apikmen ikut menjadi salah satu brand yang muncul dalam acara Indonesia Fashion Week.

“Saat 2012 itu, ada pembukaan kurasi untuk Indonesian Fashion Week. Alhamdulillah Apikmen lolos dan ternyata untuk peserta yang lolos mendapat bantuan dari Kementerian Perindustrian berupa subsidi sehingga bisa mengikuti Indonesian Fashion Week tersebut,” katanya.

Selain itu, Apikmen juga mendapatkan banyak tawaran menarik mulai dari masuk ke toko yang ada di Alun-Alun Indonesia Grand Indonesia, hingga masuk ke toko online Zalora. Dari saat itulah, hingga saat ini Apikmen sudah berkembang pesat.

Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya outlet yang dimiliki, seperti di Stasiun MRT dan Teras Kota BSD. Selain itu, produk Apikmen juga dapat ditemukan di Sarinah, Alun-Alun Indonesia, Lakon Kelapa Gading, dan Pendopo Living World Alam Sutera.

Baca juga: Betapa Kuat Personal Selling untuk Tingkatkan Penjualan

Keunggulan Apikmen

Produk Apikmen memiliki banyak keunggulan. Beberapa di antaranya ialah desain yang dibuat modern namun tetap ada unsur tradisionalnya.

Sebagai informasi, pembuatan desain ini dibuat langsung oleh Agus lalu dikomunikasikan kepada pengrajin batik Apikmen. Terkadang, Agus juga memanfaatkan canting-canting bekas untuk diubah dan dimodifikasi sedemikian rupa untuk memunculkan desain baru yang unik.

“Untuk membuat desain batiknya, saya dan istri selalu brainstorming bersama. Selain itu juga terkadang kami memanfaatkan canting dari pengrajin yang sudah tidak terpakai untuk dimodifikasi sedemikian rupa. Salah satu contoh dari pemanfaatan canting bekas itu ialah batik korona,” kata Agus menjelaskan.

Selain itu, setiap tahun pasti ada koleksi baru yang dibuat oleh Apikmen. Sebagai contoh ada batik korona, dan di akhir tahun ini akan muncul koleksi batik aksara.

Tantangan yang Dihadapi

Sebagai seorang pebisnis, Agus mengakui menghadapi berbagai tantangan. Apalagi di masa pandemi belakangan.

“Saat pandemi, kami cukup struggle seperti bisnis lainnya. Mulai dari beberapa outlet kami harus tutup sehingga beberapa pegawai kami tidak bisa bekerja. Namun, dari situ akhirnya kami mendapatkan sebuah ide untuk membuat masker kain motif batik. Kami memanfaatkan sisa-sisa jahitan yang ada lalu membuat masker kain yang mana pada saat itu kami bisa dikatakan sebagai pelopor masker kain ini,” ujarnya.

Agus menyebutkan bahwa masker kain itu pertama kali hanya dipromosikan melalui instagram story saja. Hingga suatu waktu, masker buatannya tersebut direpost oleh salah satu pengusaha muda, Belva Devara (co-founder RuangGuru), membuat pesanan membludak.

“Kami sempat kewalahan pada saat itu karena pesanan yang membludak,” kata Agus.

Meski kewalahan, Agus mengaku senang karena saat sedang down, ia tetap optimis menjalankan bisnis Apikmen ini sehingga bisa bertahan sampai sekarang.

Dalam menjalankan bisnis jangan nunggu kepepet. Bisnis bisa dimulai kapan aja. Tentukan bisnis yang akan dipilih dengan baik dan benar. Kalau bisa, berbisnis dengan hal yang disukai. Karena menjalankan hobi dan mendapatkan gaji itu menyenangkan sekali.

Informasi Lengkap

Instagram: @Apikmenbyats

Mungkin Anda juga menyukai