Pengertian dan Dasar Rekonsiliasi Bank yang Perlu Diketahui

Rekonsoliasi bank
Pengertian dan Dasar Rekonsiliasi Bank yang Perlu Diketahui. Photo by @jeshoots
Waktu baca: 4 menit

Mendalami dunia akuntansi dan perbankan tentu akan menemukan banyak sekali istilah-istilah baru yang mungkin diketahui oleh orang awam. Beberapa dari istilah tersebut mungkin sudah diketahui oleh masyarakat umum jika berkaitan langsung terhadap pelayanan dan berbagai hal yang sudah banyak digunakan. Akan tetapi, ada beberapa istilah juga yang biasanya lebih umum diketahui oleh yang bergelut di dunia akuntansi dan masih kurang familiar, salah satunya yaitu rekonsiliasi bank.

Apa itu rekonsiliasi bank?

Bagi yang belum mengetahui istilah dari rekonsiliasi bank itu sendiri, kamu sedang membaca artikel yang benar. Pada artikel ini akan dijelaskan secara mendasar mengenai apa itu rekonsiliasi bank. 

Rekonsiliasi bank sendiri merupakan sebuah rangkaian dari pencatatan informasi keuangan yang merincikan mengenai perbedaan-perbedaan pada kas yang antara dua pihak yaitu perusahaan dan bank. Lalu dari mana perbedaan tersebut dapat dilihat? Untuk melihat perbedaan kas antara dua pihak tersebut, bisa diketahui melalui pencocokan antara catatan bank dengan catatan kas yang dimiliki oleh nasabah.

Mengapa hal ini perlu dilakukan? Dalam pembuatan laporan keuangan, sering sekali terdapat kesalahan-kesalahan yang nantinya akan berdampak pada pihak bank atau pihak perusahaan. Adanya data yang tidak akurat tersebut perlu untuk diatasi. Rekonsiliasi bank juga dimaksudkan untuk mengecek apakah laporan yang dibuat sudah dilakukan dengan teliti dan tanpa kesalahan. Biasanya perbedaan dari catatan tersebut terjadi ketika nasabah bank melakukan sebuah transaksi namun belum tercatat, dan begitupun sebaliknya.

Selain pengertian dan penjelasan seperti di atas, terdapat pula penjelasan lainnya terkait apa itu rekonsiliasi bank. Istilah rekonsiliasi bank juga berarti sebagai bentuk dari verifikasi dalam tahapan mencocokkan data terkait saldo pada sebuah perasaan dengan data yang disimpan oleh pihak bank. Lebih sederhananya, rekonsiliasi bank ini merupakan proses penyesuaian informasi antara sebuah perusahaan dan bank terkait.

Baca juga: Untung Rugi Bank Digital yang Masyarakat Harus Ketahui Lebih Dulu

Pentingnya rekonsiliasi bank

Setelah kamu mengetahui apa pengertian dari rekonsiliasi bank tadi, selanjutnya kamu juga mengetahui apakah rekonsiliasi bank itu penting untuk dilakukan. Tentunya rekonsiliasi bank ini menjadi salah satu proses yang penting dalam melengkapi dan menyempurnakan dari laporan keuangan yang dibuat.

Laporan rekonsiliasi bank ini menjadi penting karena dapat memastikan adanya kesamaan antara catatan informasi yang dimiliki oleh perusahaan dengan informasi yang dicatat oleh bank. Selain menyamakan data tersebut, proses rekonsiliasi ini juga dilakukan agar laporan keuangan yang dibuat sebelumnya dapat terlihat lebih rapi sesuai dengan periodenya.

Hal lain yang menjadikan rekonsiliasi bank menjadi faktor penting dalam menyusun laporan keuangan adalah karena rekonsiliasi bank tersebut menjadi pusat kontrol atau kendali dari setiap transaksi keuangan, baik itu terkait dengan penerimaan maupun pembayaran. Pembayaran yang dicatat bisa dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk non tunai.

Selanjutnya, proses rekonsiliasi bank ini juga ditujukan untuk melihat ketelitian dari pencatatan keuangan yang telah dilakukan yang terkait dengan perusahaan dan pihak bank terkait. Dengan dilakukannya proses tersebut, maka kedua pihak baik dari pihak perusahaan maupun pihak bank akan mengetahui dengan jelas terkait nominal dari transaksi keuangan yang telah dilakukan, sehingga tidak ada lagi kesalahan atau ketidaksesuaian dari data dari kedua pihak.

Komponen penting dalam rekonsiliasi bank

Dalam setiap proses atau tahapan tentunya memiliki komponen-komponen yang sendiri. Begitu pula dengan rekonsiliasi bank yang memiliki komponen. Terdapat beberapa komponen yang terdapat dalam rekonsiliasi bank sehingga cara membuat rekonsiliasi bank dapat terlaksana dengan baik.

  • Deposit in transit atau disebut juga dengan setoran dalam proses. Yang dimaksud dengan deposit in transit yaitu ketika transaksi keuangan yang berbentuk tunai maupun cek yang telah diterima oleh pihak perusahaan namun pada pihak bank belum mencatat transaksi tersebut, sehingga perusahaan perlu untuk memperlihatkan catatan tersebut. Biasanya, setoran dalam tahapan deposit in transit ini ketika data yang telah dicatat perusahaan telat sampai kepada pihak bank, sehingga terjadi keterlambatan pula dalam pencatatan oleh pihak bank dan akan dilakukan pencatatan pada hari selanjutnya.
  • Outstanding check atau disebut juga dengan cek beredar. pada tahapan ini, yang dimaksud dengan cek beredar adalah ketika suatu cek yang digunakan telah dicatat oleh pihak perusahaan namun ternyata cek tersebut masih belum dicairkan. Cek yang belum bisa untuk dicairkan tersebut tentunya tidak akan tercatat. Rekonsiliasi bank yang terkait cek beredar ini tidak akan muncul pada laporan keuangan yang dibuat oleh pihak bank.
  • Non sufficient fund check atau disebut juga dengan cek kosong. Setelah tadi terdapat cek beredar, komponen lainnya yaitu cek kosong. Apa yang dimaksud dengan cek kosong tersebut. Cek kosong merupakan cek yang tidak bisa diterima oleh pihak bank. Hal tersebut terjadi ketika dana yang terdapat pada kas suatu perusahaan tidak memenuhi batas atau tidak mencukupi. Selanjutnya, sebagai respon dari cek kosong ini, pihak bank akan mengeluarkan sebuah nota debit yang memiliki nominal sesuai dengan jumlah ketidakjujuran dari perusahaan. Sebagai dampaknya, saldo yang ada pada perusahaan yang bersangkutan juga akan dikurangi.

    Bentuk rekonsiliasi bank

Setelah mengerti mengenai apa yang maksud dengan rekonsiliasi bank, kenapa itu penting, serta komponennya, selanjutnya kamu juga perlu mengetahui apa saja bentuknya. Sebagai bagian dari proses laporan keuangan, ini juga memiliki beberapa bentuk. Berikut beberapa bentuknya.

  • Bentuk rekonsiliasi bank vertikal atau disebut report form.

Bentuk pertama dari rekonsiliasi ini yaitu disusun secara vertikal atau disebut juga sebagai report form. Istilah lainnya dari bentuk rekonsiliasi yang vertical ini yaitu bentuk staffel. Pada bentuk ini, informasi-informasi yang dibutuhkan disusun dengan cara bertingkat atau dengan tingkatan. Pada bentuk ini, terdapat kolom yang dapat berisi mengenai catatan atau data terkait dengan saldo yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Pada bagian bawah kolom akan diisikan informasi terkait dengan catatan atau data tentang saldo kas yang didasarkan pada rekening koran.

  • Bentuk rekonsiliasi bank skontro atau disebut account form.

Lanjut pada bentuk kedua yang disebut bentuk skontro yang biasa juga dikenal dengan account form. Contoh rekonsiliasi bank dalam bentuk ini juga berbeda dengan bentuk sebelumnya. Pada bentuk account form in form disusun secara horizontal. Data yang disajikan dicatat dengan bersebelahan.

  • Bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom

Pada bentuk ini terdapat 5 kolom, namun hanya 4 kolom yang digunakan sebagai kolom yang berisikan nominal mutasi. Oleh karena itulah diberi nama bentuk rekonsiliasi 4 kolom. Penamaan bentuk ini juga didasarkan pada bentuk penyusunannya.

  • Bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom

Bentuk terakhir dari rekonsiliasi bank adalah bentuk 8 kolom. Sesuai dengan nama pada bentuk ini, kolom yang terdapat juga berjumlah 8 kolom yang berisikan nominal mutase. Jika ditambah dengan keterangan maka kolomnya akan berjumlah 9 kolom.

Mungkin Anda juga menyukai