Raney Studio, Olahan Denim yang Memiliki Cerita di Setiap Produknya
Raney Studio pada mulanya berawal sebagai portofolio untuk Tugas Akhir saat kuliah. Neysa yang sewaktu itu merupakan seorang mahasiswi dari Fakultas Industri Kreatif dengan major Tekstile dan Fashion design mengolah denim sebagai Tugas Akhirnya.
Tidak lama setelah kelulusannya, kondisi berubah dengan drastis dikarenakan pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 silam. Dengan memanfaatkan sisa bahan denim yang ada dan juga ingin membantu penjahit di masa pandemi, Neysa membuat koleksi pertamanya.
“Produk pertamanya itu adalah Masker. Latar belakangnya karena penjahit saya yang waktu itu menjahit Tugas Akhir saya menanyakan apakah ada jahitan atau tidak. Karena sedang pandemi saat itu, akhirnya saya mengolah bahan denim sisa Tugas Akhir saya tersebut untuk di jadikan masker,” ujar Neysa.
Walaupun sudah memulai memproduksi produk pertamanya pada tahun 2020 silam, namun Neysa mulai memfokuskan bisnisnya bulan Mei tahun 2022.
Baca juga: Market Orientation adalah: Komponen dan Tahapan Lengkap
“Saya menjalankan bisnis ini juga sambil kerja 9 to 5 dan awalnya juga hanya memanfaatkan bahan sisa saja. Jadi baru benar-benar fokus itu mulai bulan mei tahun ini,” ujar Neysa.
Pada mulanya, Neysa belum yakin untuk menjalankan bisnis ini. Hingga pada akhirnya ia menyadari bahwa sebenarnya ia masih bekerja di brand lain karena menghindari rasa takut akan kegagalan di brand miliknya sendiri.
Selain Masker, Raney Studio saat ini memproduksi aksesoris fashion lainnya seperti topi. Produk yang di hasilkan oleh Raney Studio memiliki satu konsep koleksi. Konsep koleksi tersebut bernama “The Shape of Water”.
Konsep “The Shape of Water” ini terinspirasi dari satu objek alam yaitu ekosistem laut. Produk yang dihasilkan memvisualisasikan bentuk-bentuk air menjadi satu pattern. Maka dari itu, koleksinya bernama ombak, tepian, ngalir dan lainnya.
Karena produk Raney Studio di buat secara handmade dan tidak dengan sistem printing, pattern yang dihasilkan setiap produknya tidak sama seutuhnya. Hal ini menjadi salah satu unique selling point dari Raney Studio. Barang yang diproduksi akan terasa lebih personal kepada konsumennya dan produknya juga menjadi “wearable art”. Tidak hanya itu, setiap produk yang dihasilkan juga memiliki cerita dibaliknya.
Produk Raney Studio tersedia baik online maupun offline. Produknya sudah terdapat di berbagai marketplace. Untuk offline, saat ini Raney Studio tersedia di beberapa pop up di kawasan bandung.
Dalam menjalankan bisnisnya, tentu saja ada beberapa rintangan yang dihadapi oleh Neysa. Tantangan terbesarnya adalah untuk fokus. Karena menjalankan bisnis ini sampai kerja juga, Neysa terkadang merasa tidak maksimal dalam menjalankannya.
Namun dibalik itu semua, Raney Studio dalam jangka waktu dekat ingin produk yang dihasilkannya tidak sebatas aksesoris fashion saja. Atau bahkan produknya dapat berkolaborasi di waktu mendatang. Kedepannya Raney Studio juga ingin bisa berbadan hukum dan memiliki hak paten agar lebih jelas di segala aspek untuk kedepannya.
“Semoga kalian yang masih ragu-ragu dapat menemukan moment dimana sepenuhnya yakin. Harus yakin dengan diri sendiri, yakin dengan kemampuan kita, yakin dengan kapabilitas diri sendiri. Menanyakan ke diri sendiri apakah bisa atau tidak melakukannya tidak apa-apa, namun jangan sampai kita malah meremehkan diri sendiri. Harus yakin!”
Informasi lebih lengkap
Media Sosial: @raneystudio