Check List Apa Saja Persiapan Bisnis Setelah PPKM yang Kudu Dipenuhi
Kabarnya, PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat kemungkinan akan berakhir. Bagi pengusaha, harus ada persiapan bisnis setelah PPKM. Persiapan ini sebagai langkah antisipasi agar penyebaran virus Covid-19 tidak mencekam seperti beberapa bulan terakhir. Karena jika hal tersebut terjadi lagi, besar kemungkinan PPKM akan diberlakukan lagi.
Semua orang pasti ingin pandemi ini segera berakhir. Terutama mereka yang memiliki kegiatan bisnis. Mereka tahu betapa pandemi ini membuat jalannya bisnis terseok-seok. Apalagi ketika pemerintah melaksanakan PPKM yang tujuannya untuk menurunkan tingkat penyebaran. Ini kebijakan pahit bagi pebisnis tapi memang sangat diperlukan.
Agar hal tersebut tidak terjadi lagi, ada persiapan bisnis setelah PPKM yang harus dilakukan. Setidaknya ini sebagai konsekuensi untuk membantu pemerintah agar penyebaran virus tidak kembali menggila. Dan akhirnya kegiatan bisnis pun bisa berjalan dengan lebih baik lagi ke depannya.
Lalu, apa saja persiapan bisnis yang harus dilakukan setelah PPKM tidak diberlakukan?
Protokol Kesehatan Tidak Boleh Kendor
Satu hal yang pasti. Protokol kesehatan harus tetap dilakukan. PPKM yang kemungkinan besar tidak lagi diperpanjang tidak menjadi bukti bahwa pandemi sudah berakhir. PPKM hanya digunakan sebagai cara untuk menurunkan tingkat penyebaran. Hingga akhirnya tenaga medis memiliki cukup energi untuk merawat dan menyembuhkan pasien Corona.
Oleh sebab itu, setelah PPKM berakhir, para pebisnis harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Terutama mereka yang menjalankan bisnis offline seperti restoran, hotel, toko, dan lain sebagainya. Setidaknya harus ada pembatasan pengunjung. Selain itu, alat-alat untuk kebersihan harus disiapkan, seperti wastafel untuk mencuci tangan, handsanitizer, alat thermogun, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, harus diusahakan juga semua pengunjung dan juga karyawan berinteraksi dengan adanya jaga jarak. Mereka harus memakai masker sesuai dengan protokol kesehatan. Ini sebagai upaya pencegahan agar penyebaran tidak meningkat hingga akhirnya harus diterapkan lagi PPKM yang baru.
Namun, yang paling penting lagi sebenarnya adalah menjaga kebersihan. Area yang digunakan untuk berbisnis harus lebih dijaga kebersihannya. Terutama usaha seperti restoran dan hotel. Area sebaiknya dibersihkan secara reguler entah itu 3 atau 4 jam sekali sesuai dengan kebutuhan.
Sebagai pemilik usaha, sudah saatnya mereka lebih peduli dengan kesehatan karyawan. Semua karyawan sebaiknya sudah divaksin. Ketika ada karyawan yang sakit, sebaiknya karyawan diliburkan. Ini pencegahan yang paling penting dan efektif untuk dilakukan.
Menyiapkan Sistem Bisnis yang Lebih Kuat
Persiapan bisnis setelah PPKM tidak hanya harus dilakukan dengan cara penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pengusaha sudah tahu betapa pedihnya kondisi bisnis yang mandek ketika dilaksanakan PPKM. Jadi, persiapan lain juga harus dilakukan:
Memperkuat Digital Marketing
Selama pandemi, para pelaku bisnis mengerti betapa pentingnya melakukan digital marketing atau yang juga dikenal sebagai online marketing atau pemasaran online. Dan ini harus terus dilakukan setelah PPKM selesai. Tidak ada yang tahu pandemi ini sampai kapan. Tentu semua orang ingin pandemi cepat selesai. Tidak perlu lagi ada pembatasan. Namun, tidak ada yang tahu kapan hal itu terjadi.
Oleh sebab itu, ada baiknya para pelaku usaha memperkuat digital marketing. Setidaknya ini sebagai langkah antisipasi. Ketika diberlakukannya PPKM lagi, maka sudah ada channel pemasaran online yang disiapkan sehingga bisnis tetap berjalan. Pebisnis harus tahu jenis digital campaign seperti apa yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan bisnis yang dijalankan.
Memperkuat Branding Perusahaan
Pebisnis pasti tahu betapa banyak bisnis yang ambruk di masa pandemi. Bukan karena cash flow yang tidak berjalan saja penyebabnya. Ada juga yang memang tidak bisa bertahan lantaran tidak adanya branding yang kuat. Usaha dengan branding yang kuat umumnya yang lebih punya energi untuk survive di tengah pendemi. Setidaknya brand yang kuat membantu sebuah bisnis untuk tetap dikenal dan dipercayai oleh masyarakat.
Maka dari itu, penting sekali bagi para pebisnis untuk mulai memperkuat branding perusahaan.
Baca juga: Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Branding Produk
Mengatur Keuangan Perusahaan
Banyak sekali pebisnis yang keuangan perusahaan mereka berantakan. Yang mereka tahu hanyalah bisnis berjalan dengan baik, bisa membayar gaji, dan masih ada keuntungan yang masuk ke kantong pemilik bisnis. Namun, apakah keuntungan perusahaan terus naik? Bagaimana dengan aset? Apakah sudah dianggarkan perawatan aset? Apakah sudah dipikirkan dana untuk peremajaan aset? Bagaimana dengan dana darurat dan juga dana scale up?
Pos keuangan harus benar-benar detail. Terutama dana-dana darurat yang sewaktu-waktu diperlukan. Seperti contoh ketika PPKM diberlakukan. Perusahaan dengan dana darurat yang cukup tidak akan mengalami masalah besar.
Untuk itu, persiapan bisnis setelah PPKM harus dilakukan dengan cara membereskan keuangan perusahaan. Anggap saja ini diaplikasikan dari awal lagi. Tujuannya agar keuangan perusahaan sehat.
Membuka Usaha Baru
Ada jenis usaha yang memang tidak bisa dijalankan secara online ketika diberlakukan PPKM. Sekalipun PPKM sudah berakhir, belum pasti juga tidak ada pembatasan lain.
Bagi pengusaha yang usahanya hanya bisa dilakukan secara offline, ada baiknya mereka memikirkan jenis bisnis lainnya. Ini sebagai backup agar cash flow tetap terjaga ketika PPKM diberlakukan lagi.
Usaha yang baru ini tidak harus benar-benar baru. Bisa juga ini berupa usaha yang menjadi turunan dari bisnis utama. Misalnya saja pemilik restoran bisa membuka jasa katering, order makanan dengan delivery service, menawarkan bahan makanan siap masak untuk ibu-ibu rumah tangga, dan lain sebagainya.
Diferensiasi usaha sangat penting untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik di situasi yang tak terduga. Dan ini bisa dimulai dengan membuat satu jenis usaha yang kecil agar hanya dibutuhkan modal kecil untuk usaha baru tersebut.
Mulai Berinvestasi
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, keuangan perusahaan harus sehat. Salah satunya dengan mengatur keuangan perusahaan dengan baik. Harus ada pos-pos keuangan yang sudah terlebih dahulu ditentukan.
Salah satu pos yang penting adalah pos uang untuk diinvestasikan. Jadi, keuntungan perusahaan sebaiknya tidak dimasukkan ke profit perusahaan atau bahkan profit pemilik usaha. Harus ada berapa persen yang dialokasikan untuk diinvestasikan.
Misalnya saja investasi emas, reksadana, tanah, dan lain sebagainya. Tentukan saja investasi mana yang tepat sesuai dengan modal yang sudah disiapkan. Investasi ini sebagai dana cadangan jika bisnis tidak berjalan dengan baik, maka masih ada dana investasi yang bisa dicairkan. Atau bahkan keuntungan dari investasi bisa digunakan untuk backup kegiatan bisnis.
Upgrade Skill
Pemilik bisnis harus upgrade skill diri sendiri. Begitu juga dengan upgrade skill karyawan. Ikuti seminar, entah itu seminar digital marketing, keuangan, bisnis, dan lain sebagainya. Mungkin dalam hal ini, pebisnis harus keluar uang karena harus membayar tiket seminar. Namun, ilmu yang didapatkan bisa diterapkan untuk pengembangan bisnis. Skill karyawan juga diharapkan naik sehingga memberikan kontribusi yang lebih untuk perusahaan. Dan yang pasti, karyawan dengan skill yang sudah terupgrade siap untuk menghadapi perkembangan zaman dan perubahan. Mengirimkan karyawan untuk ikut seminar pengembangan diri dan juga skill juga sebagai salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas karyawan kepada perusahaan.
Setidaknya itulah beberapa poin penting persiapan bisnis setelah PPKM yang sebaiknya dilaksanakan. PPKM memang sudah berakhir. Namun, tidak ada yang tahu pandemi berakhir dan apakah PPKM nanti bakal diterapkan lagi atau tidak.