Penipuan di Internet: Ragam Modus & Cara Menghindari

Penipuan di Internet: Ragam Modus & Cara Menghindari
Penipuan di Internet: Ragam Modus & Cara Menghindari. Photo by Freepik
Waktu baca: 4 menit

Beberapa waktu belakangan ini peristiwa penipuan di internet dengan beragam modus sangat marak terjadi. Yang paling baru adalah modus penipuan freelance yang sempat ramai di aplikasi Twitter saat salah satu korban membagikan kisahnya.

Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia sendiri telah menghimbau semua lapisan masyarakat agar selalu waspada terhadap berbagai jenis modus penipuan. Terutama yang berkaitan dengan penipuan internet.

Nah agar kamu sebagai salah satu pengguna internet terhindar dari modus penipuan terbaru, yuk cermati apa saja modusnya.

Modus-Modus Penipuan di Internet Terbaru

Jumlah pengguna internet aktif yang sangat banyak membuat beberapa oknum tak bertanggung jawab memiliki ide untuk melakukan tindakan kriminal. Apabila dikelompokkan, berikut beberapa modus penipuan di internet yang harus kamu waspadai.

1. Phishing

Phishing adalah modus penipuan internet yang memanfaatkan layanan aplikasi perpesanan seperti WA atau Telegram yang banyak digunakan oleh masyarakat. 

Selain itu modus operandi penipuan online ini juga memanfaatkan nomor telepon ataupun alamat email milik korban.

Oknum tak bertanggung jawab akan melakukan kontak pada calon korban dengan mengirimkan pesan atas nama suatu lembaga resmi. Pesan tersebut akan berisi link tertentu guna melakukan pencurian identitas.

Caranya adalah dengan memberikan pertanyaan jebakan di dalam link yang bertujuan mendapatkan data pribadi milik calon korban. Nah nantinya data pribadi milik korban ini akan digunakan oleh pelaku guna melakukan berbagai tindakan kejahatan selanjutnya.

2. Pharming Handphone

Modus penipuan di internet yang selanjutnya adalah pharming handphone. Jenis cyber crime yang satu ini mirip dengan phising. Bedanya pada phising calon korban akan dibujuk untuk secara tak sadar menyerahkan data pribadinya.

Sedangkan modus operandi pharming sudah lebih canggih lagi, yaitu memanfaatkan halaman web palsu yang dibuat mirip dengan aslinya. 

Caranya adalah dengan melakukan pengalihan web yang dituju oleh calon korban pada saat mengakses aplikasi browser ke alamat web palsu.

Nah di dalam web situs palsu tersebut pelaku akan minta korban mengisi sejumlah informasi yang bersifat pribadi dan rahasia.

3. Sniffing

Yang juga banyak menjadi salah satu modus penipuan di internet adalah sniffing atau tindakan peretasan. Tindakan peretasan ini bertujuan untuk mendapatkan berbagai data yang bersifat pribadi secara ilegal yang terdapat pada perangkat milik korban.

Jenis modus operandi yang satu ini banyak dialami oleh pengguna internet yang memakai akses hotspot yang banyak terdapat di area publik. Terutamanya bagi yang menggunakannya untuk melakukan akses pada aplikasi internet banking atau berbagai transaksi online lainnya.

4. Money Mule

Jenis penipuan di internet yang keempat adalah menggunakan modus money mule

Ciri utama modus penipuan online ini adalah pelaku akan mengirimkan uang dengan jumlah yang tak terlalu besar kepada calon korban. Sesudah itu, korban akan diberi iming-iming hadiah agar melakukan transfer lagi ke pihak penerima yang lainnya.

Dalam pelaksanaannya, modus money mule ini banyak sekali variasi bentuknya. Ada yang menawarkan hadiah fantastis namun meminta pada calon korban untuk transfer sejumlah nilai uang terlebih dahulu sebagai pembayaran pajak. 

Ada juga yang menggunakan modus penawaran pekerjaan online dengan imbalan yang menggiurkan. Agar tertarik dan percaya maka pelaku akan mengirimkan sejumlah kecil dana komisi segera setelah calon korban bersedia mendaftar.

Pada tahap berikutnya, pelaku akan menjebak korban pada situasi yang memaksa untuk transfer sejumlah dana yang lebih besar.  Begitu terus hal tersebut dilakukan berulang kali hingga korban sadar saat kerugian telah mencapai nilai tinggi.

5. Social Engineering

Penipuan di internet juga dilakukan oleh pelaku kejahatan dengan modus social engineering. Yaitu mempengaruhi jalan pikiran calon korban melalui media dengan cara persuasif yang akan membuat panik atau senang.

Kemudian di saat itulah calon korban tanpa sadar akan menjawab pertanyaan pelaku yang berkaitan dengan data pribadi. Dengan begitu maka pelaku leluasa untuk mengambil alih akun atau mencuri dana milik korban.

Bahkan pelaku juga bisa memanfaatkan data pribadi korban untuk melakukan tindak kejahatan lainnya. Jenis informasi pribadi yang diincar modus ini antara lain adalah kode OTP, MPIN, password aplikasi, nama ibu kandung dan lain sebagainya.

Beberapa kasus yang menggunakan modus ini menjalankan aksi dengan berpura-pura dari pihak bank yang menginformasikan perubahan tarif transfer. Ada juga yang menawarkan upgrade sebagai nasabah prioritas bank dengan ragam promosi menarik. 

Selain itu penipu online juga beraksi dengan membuat akun palsu layanan konsumen sebuah bank. Terakhir yang juga banyak terjadi, pelaku memberikan penawaran pada korban untuk menjadi agen laku pandai sebuah bank dengan persyaratan mudah.

Baca juga: Jangan Panik! Ini Cara Mengatasi dan Melaporkan Penipuan Online

Cara Menghindari Penipuan di Internet

Terjadinya kasus penipuan di internet disebabkan kurangnya kewaspadaan dalam menjaga data pribadi secara aman. Berikut beberapa tips sebagai pedoman agar tak terjebak pada tindak kejahatan penipuan online.

1. Jangan Sembarang Klik Tautan

Yang pertama, jangan permudah diri kamu untuk melakukan klik pada sembarang tautan. Ingat, para pelaku tindak kejahatan ini akan menggiring rasa penasaran atau menimbulkan kepanikan. Jadi ketika menerima suatu informasi, berusahalah tetap tenang.

Baca dan teliti dahulu informasi yang kamu terima. Pastikan hal tersebut berasal dari sumber yang resmi. Jika ragu, lebih baik tanyakan kepada pihak penyedia jasa atas tawaran atau informasi yang telah kamu terima.

2. Jaga Data Pribadi 

Segala bentuk data pribadi yang bersifat rahasia adalah hal yang diincar oleh para pelaku. Oleh karena itu pastikan dalam keadaan apapun kamu tak mudah untuk menyerahkannya kepada pihak lainnya.

Jaga baik-baik data pribadi mulai dari kata sandi, kode OTP, id pengguna dan berbagai data lain. Pahami jika pihak perusahaan fintech atau bank sekalipun tidak akan pernah meminta informasi data pribadi yang bersifat rahasia tersebut.

Selain itu pastikan juga kamu telah melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Gunakanlah kata sandi yang kuat pada perangkat serta jaringan WiFi.
  • Selalu perbarui software keamanan.
  • Jangan mudah berbagi akses dengan orang lain.
  • Hindari penggunaan hotspot publik jika akan mengakses segala hal yang membutuhkan informasi pribadi, misalnya internet banking.
  • Memasang aplikasi antivirus pada semua perangkat yang kamu miliki.

3. Bayar dengan Metode yang Aman

Bagi kamu yang sering bertransaksi online di website, maka pastikan situs tersebut aman. Cirinya, pada kolom website akan terdapat ikon gembok. Selain itu jika akan melakukan pembayaran dengan transfer bank, selalu cek ulang nama pemilik rekening tujuan.

Pastikan jika nama tersebut memang sesuai dengan tujuan pembayaran yang akan kamu lakukan. Apabila ragu, lakukan verifikasi atas nomor rekening tersebut menggunakan situs database yang berisi kompilasi laporan penipuan terkait sejumlah nomor rekening.

4. Waspadai Nomor Diluar Kontak 

Apabila kamu menerima pesan yang berasal dari luar daftar kontak, maka waspadalah. Baca dengan teliti isi pesan. Jika memang meragukan serta mengarah pada indikasi penipuan, abaikan saja. 

Jika tersampaikan melalui aplikasi perpesanan, kamu bisa melakukan blokir serta melaporkannya pada pihak penyedia jasa.

5. Jangan Mudah Tergiur

Yang terakhir, jangan mudah percaya pada tawaran yang terlalu menggiurkan, apalagi jika tawaran tersebut melalui layanan online. Selalu lakukan cek terlebih dahulu guna menghindari masuk pada jebakan penipuan.

Nah semoga dengan memahami modus serta cara menghindari penipuan di internet ini, kamu bisa lebih waspada dan berhati-hati ya.

Mungkin Anda juga menyukai