Meningkatkan Penjualan di Bulan Ramadhan Bukan Hanya dengan Diskon 

Meningkatkan Penjualan
Meningkatkan Penjualan di Bulan Ramadhan Bukan Hanya dengan Diskon. Photo by Pixabay
Waktu baca: 3 menit

Mungkin kamu berpikir hanya dengan menawarkan diskon di bulan puasa inilah penjualan bisa naik. Namun, pertanyaannya sekarang diskon sampai berapa? Karena kamu juga perlu mempertimbangkan profit perusahaan. Untuk itu, kamu perlu pertimbangkan cara lain untuk meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan ini.

Sebagai penjual, kamu pasti tahu bulan puasa itu bulan yang sangat efektif untuk mendapatkan profit lebih tinggi. Tingkat konsumtif masyarakat lebih besar. Kemampuan membeli juga naik karena adanya THR. Sayang jika kamu melewatkan momen istimewa ini. 

Namun, kamu harus berpikir ulang ketika ingin meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan dengan memberikan diskon. Tentu bukan hal yang salah ketika kamu menawarkan produkmu dengan harga diskon. Hanya saja, coba pikir lagi apakah dengan cara itu kamu bisa mendapatkan profit yang diinginkan? Atau jangan-jangan justru menjual produk dengan harga diskon membuat keuangan perusahaanmu tidak balance? 

Boleh-boleh saja promo berupa harga diskonmu jadikan cara untuk menaikkan penjualan. Akan tetapi, pertimbangkan juga cara lain yang jauh lebih sehat untuk finansial perusahaanmu. Misalnya saja dengan sistem bundling. 

Baca juga: Mengenal Mark Up dalam Bisnis dan Tipsnya

Naikkan Omset Penjualan di Bulan Ramadhan dengan Bundling

Apa itu bundling? Ini merupakan strategi yang sangat ampuh untuk menaikkan penjualan. Di sisi lain, strategi ini tidak akan mengganggu kesehatan finansial perusahaanmu.

Asal kamu tahu, strategi ini sangat umum dilakukan oleh ecommerce terkenal seperti Amazon. Bahkan, bisa dikatakan inilah strategi yang membuat Amazon tetap bertahan di tengah gempuran berbagai ecommerce baru.

Lalu, apa yang dimaksud dengan bundling? Ini strategi di mana kamu menawarkan lebih dari satu produk dengan harga yang jauh lebih murah ketika konsumen membeli satuan. Ini definisi sederhana dari bundling. 

Contohnya seperti ini. Kamu menjual jilbab yang harganya Rp 50.000. Akan tetapi, kamu menawarkan bundling dengan menjual 2 jilbab yang harganya hanya Rp 85.000. Jelas ini lebih menggiurkan dari sisi konsumen.

Lalu, apakah itu akan menguntungkan? Bukannya itu justru merugikan di pihak penjual?

Tentu ada hitung-hitungannya tersendiri ketika kamu menerapkan strategi bundling. Apalagi jika kamu berniat untuk meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan. Ada pertimbangan lain yang kamu harus pikirkan. Misalnya adanya bonus dari suplier ketika kamu menjualkan produk dalam jumlah yang besar, bonus dari perusahaan ekspedisi, dan lain sebagainya.

Jadi, untung tidak hanya kamu dapatkan dari margin setiap kali ada penjualan. Ada juga sumber keuntungan lainnya yang harus kamu maksimalkan.

Jadi, sudah punya gambaran kan bagaimana strategi bundling diterapkan untuk meningkatkan penjualan di bulan puasa ini?

Nah, sekarang kamu perlu pelajari jenis-jenis bundling. Ada mixed bundling, pure bundling, dan same product bundling. Kamu bisa memaksimalkan peroleh cuan dari setiap jenis bundling yang akan dipilih nanti. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis bundling:

  1. Mixed Bundling

Ini jenis bundling yang paling lazim dipilih oleh para pedagang ketika mereka ingin meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan. Hanya saja, ini bisa diterapkan ketika kamu menjual beberapa produk yang berbeda namun masih bisa dipakai secara bersamaan. Pasalnya, mixed bundling ini hanya bisa kamu terapkan ketika ada dua atau lebih produk yang bisa dipakai konsumen secara bersamaan.

Lalu apa yang dimaksud dengan mixed bundling ini? Secara sederhana, ini bundling di mana kamu menggabungkan dua produk untuk dijual secara bersamaan. Tentunya produk tersebut masih relate, seperti kamu jual jilbab di bundling dengan bross atau laptop di bundling dengan mouse.

  1. Pure Bundling

Yang satu ini jenis bundling di mana produk memang tidak bisa dijual secara terpisah. Inilah yang disebut dengan pure bundling. 

Memang ini terdengar tidak seperti konsep bundling. Pasalnya, mau tidak mau konsumen memang harus membeli produk secara bersamaan. Tanpa membeli secara bersamaan, mereka tidak menggunakan produk tersebut.

Terlepas dari hal tersebut, dalam dunia marketing, hal semacam itu juga disebut dengan strategi bundling. Meskipun harus diakui pure bundling ini bisa menjadi memberikan sisi negatif. Bukannya meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan, ini terkadang justru menurunkan penjualan. Hal ini disebabkan konsumen semakin berat ketika harus membeli bersamaan produk semacam ini.

  1. Same Product Bundling

Ini merupakan jenis bundling di mana produk yang ditawarkan itu sama. Ini akan membuat konsumen membeli lebih dari satu produk sekaligus.

Sebenarnya, sistem ini mirip juga dengan langganan. Misalnya saja konsumen akan mendapatkan potongan harga dari produk yang sama ketika mereka melakukan pembelian berikutnya. Jadi, ini membuat konsumen akan semakin loyal dengan produkmu.

Nah, itulah beberapa cara menerapkan bundling untuk meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan. Jadi, jangan asal menawarkan satu produk dengan harga diskon ya.

Yang jadi masalah adalah bagaimana jika kamu hanya memiliki satu produk? Ada kemungkinan kamu hanya bisa menerapkan jenis same product bundling. Namun, tidak menutup kemungkinan juga kamu menerapkan jenis bundling lain.

Bagaimana caranya? Lakukan kolaborasi dengan penjual atau produsen lain. Apalagi di momen bulan puasa seperti ini. Hampir semua produsen ingin menaikkan penjualan. Mereka pasti membuka pintu kolaborasi dengan produsen lainnya.

Coba pikirkan produk apa yang tepat untuk kamu kolaborasikan di bulan Ramadhan ini. Temui produsen lain lalu buat perjanjian khusus sehingga kamu dan juga teman yang diajak kolaborasi bisa mendapatkan keuntungan. Istilahnya ada simbiosis mutualisme antar kedua belah pihak.Sekarang, kamu sudah tahu kan bagaimana cara meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan?

Mungkin Anda juga menyukai