Pengertian Working Capital, Tujuan, Jenis dan Rumusnya
Rumus menghitung working capital
Sebelum membahas tentang cara menghitung working capital ada baiknya jika kamu mengetahui dan mencari tahu berbagai macam data aset yang dimiliki oleh pihak perusahaan. Dalam hal ini kamu dapat mencari tahu tentang total uang tunai yang ada di perusahaan, total dana yang ada di bank, besar kecilnya piutang yang tertunda, aneka inventaris perusahaan, serta aneka aset yang nantinya dapat dicairkan dalam kurun waktu 1 tahun.
Jika semua total aset perusahaan sudah kamu dapatkan dan hitung dengan baik, maka berikutnya adalah melakukan pendataan akan liabilitas perusahaan itu sendiri. Di mana untuk liabilitas tersebut, termasuk tagihan utang, tagihan pajak, upah pegawai, dan juga cicilan utang. Tentunya utang harus dibayar sesuai jatuh tempo, misalnya saja 12 bulan atau 1 tahun.
Apabila semua informasi tersebut sudah kamu peroleh, maka kamu bisa mulai menghitung nilai Working Capital yang bisnis atau perusahaan tersebut memiliki. Adapun rumus working capital yang dapat kamu gunakan, yaitu :
Working Capital = Current Assets – Current Liabilities
Apabila kamu masih bingung dalam proses menghitung Working Capital, ada baiknya jika membaca contoh kasus berikut:
Ada sebuah perusahaan yang mempunyai nilai aset sekitar Rp 200 juta, sedangkan total utang yang dimiliki hanya sekitar Rp 50 juta. Jadi dengan kata lain nilai aset dikurangi nilai utang atau Rp 200 juta dikurangi Rp 50 juta, yaitu hasilnya sebesar, Rp 150 juta. Yang artinya, angka Working Capital tersebut terbilang positif. Selain mampu melebihi jumlah utang, dan kelak perusahaan tersebut mampu membayar utang yang ada secara cepat.
Sebaliknya jika selisih antara Working Capital dengan Current Liabilities terbilang kecil, atau bahkan rendah. Dapat diprediksi, bahwa pihak perusahaan atau dalam hal ini bisnis yang sedang dilakukan, tidak bisa melunasi hutang dalam waktu singkat.
Apabila hal tersebut terjadi, maka kamu memerlukan analisis yang lebih dalam, tentang Working Capital tersebut, guna mengetahui situasi finansial dari bisnis atau perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan beberapa rumus tertentu, seperti Quick ratio, days payable, dan yang lainnya.
Bagi sebagian orang hal – hal seperti ini mungkin dinilai kurang familiar. Namun tentu saja mengetahui Working Capital ini penting, guna menjaga nilai modal usaha yang dimiliki tetap seimbang, bahkan mengalami peningkatan. Agar kedepannya usaha yang kamu rintis atau perusahaan tersebut berkembang dengan lebih baik.