Efek Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali

Pertemuan IMF di Bali via tourfrombali.com
Pertemuan IMF di Bali via tourfrombali.com
Waktu baca: 3 menit

Pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 telah selesai. Pertemuan tersebut dibuka dengan pidato panjang dengan analogi Game of Thrones yang disampaikan langsung oleh presiden Republik Indonesia: Bapak Joko Widodo. Pertemuan tersebut banyak mendapat decak kagum dari para tamu undangan.

Jokowi mengibaratkan dominasi perekonomian negara maju layaknya serial: Game of Thrones. Beliau menyinggung keberhasilan negara yang melewati krisis finansial global 2008 silam. Begitu pun soal perekonomian, ketidakpastian global, hingga perang dagang yang akan terus dialami oleh perekonomian di masa yang akan datang. Mengulik soal pertemuan tersebut, apa aja sih yang bisa kita lihat bersama?

Keuntungan dari Pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali

 

Sebelum Terselenggaranya Pertemuan IMF

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ketua Pengurus Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018, Susiwijono Moegiarso, dampak real yang dapat terlacak bahkan sejak sebelum acara tersebut digelar adalah adanya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp. 11,03 Miliar.

Angka tersebut didapat dari perhitungan biaya sewa kamar hotel yang disulap menjadi ruang kerja dengan biaya sewa US$ 5.000,- selama seminggu.

Bertempat di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Susiwijono juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan 597 ruangan, ruangan yang sudah disewa menjadi PNBP satu office US$ 5.000,-.

Tentunya, angka pemasukan ini akan terus bertambah dikarenakan jumlah kamar yang tersedia adalah 154 kamar. Susiwijono menambahkan, kamar hotel yang disulap menjadi kantor ada sebanyak 597 kamar, 443 ruangan yang merupakan sisa dari yang disewakan digunakan untuk kantor oleh pihak IMF, World Bank, dan panitia nasional.

Setelah Terselenggaranya Pertemuan IMF

Selain itu Bappenas sempat memperkirakan penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 akan berkontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Presiden RI Joko Widodo pada Pertemuan IMF-World Bank di Bali 2018 via republika.co.id

Presiden RI Joko Widodo pada Pertemuan IMF-World Bank di Bali 2018 via republika.co.id

Menurut analisis dan perkiraan dari Bappenas, IMF-World Bank 2018 di Bali akan memberikan total dampak langsung mencapai Rp 6.9 triliun lho. Hal tersebut didata bukan tanpa alasan. Dilihat dari pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional, serta hal pendukung lainnya.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menambahkan lebih rinci, perkiraan biaya konstruksi dalam upaya mendukung IMF-World Bank 2018, diantaranya termasuk pembangunan Underpass Ngurah Rai, Patung Garuda Wisnu Kencana, Pelabuhan Benoa, dan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Suwung, yang mencapai hingga Rp 4.9 triliun. Berbeda halnya untuk biaya operasional sebesar Rp 1.1 triliun.

Sementara itu, untuk dampak langsung dari pengeluaran peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Perkiraan Bappenas angkanya mencapai Rp 943.5 miliar. Berdasarkan data yang dikutip dari berbagai sumber media, sebanyak 95,2 persen pengeluaran tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan sisanya, 4,8 persen, berasal dari wisatawan Nusantara. Lebih rinci lagi, diperkirakan pengeluaran terbesar akan datang dari akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar.

Kemudian diikuti makanan dan minuman sebesar Rp 190.5 miliar, transportasi Rp 36.1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar, dan souvenir Rp 90.2 miliar. Bicara soal data statistik keuangan memang cukup memusingkan ya teman klik.

Namun yang harus kamu tahu adalah penyelenggaraan acara ini diperkirakan akan berkontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Baik itu melalui penciptaan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan rumah tangga, pertumbuhan sektor pariwisata, peningkatan pendapatan usaha lokal, serta peningkatan penerimaan negara lho. Wah, harapan yang baik tentu untuk perkembangan ekonomi Indonesia ya!

Dari segi pertumbuhan ekonomi daerah khususnya Bali, Bappenas juga memperkirakan terdapat dampak terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Bali sebesar 0.64 persen.

Jika mengikuti pola seolah-olah tidak ada IMF-World Bank, perkirakan pertumbuhan ekonomi Bali hanya 5,9 persen sebagaimana yang dijelaskan oleh Bambang di acara Menakar Dampak IMF-WB. Dengan adanya IMF-World Bank, akan bertambah 0,64 persen, sehingga diperkirakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada akhir 2018 menjadi 6,54 persen.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan tambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,64 persen tersebut berasal dari sektor konstruksi sebesar 0,26 persen, pertumbuhan sektor hotel sebesar 0,12 persen, pertumbuhan sektor makanan dan minuman 0,05 persen, dan pertumbuhan sektor lain-lain sebesar 0,21 persen.

Dampak tidak langsung lainnya dari penyelenggaraan acara ini bagi Provinsi Bali adalah kenaikan PDRB real sebesar Rp 894 miliar pada 2018. Nilai tersebut menambah secara keseluruhan PDRB real Provinsi Bali sebesar Rp 1.2 triliun untuk periode 2017-2018.

***

Secara garis besar, perekenomian Indonesia akan terus naik dengan adanya penyelenggaraan IMF-World Bank ini. Dampak tersebut tentu dapat kita lihat dalam kurun waktu ke depan. Untuk itu, sudah siapkah teman klik menyambut pertumbuhan ekonomi yang kian terus menanjak ini? Yuk share informasi data terbaru di atas ke Teman Klik lainnya ya!

 

Sumber:

  1. http://www.neraca.co.id/article/106376/pertemuan-imf-world-bank-beri-dampak-064-ke-ekonomi-bali
  2. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4237294/pnbp-dari-hotel-saat-pertemuan-imf-wb-capai-rp-11-m
  3. https://nasional.kontan.co.id/news/bappenas-dampak-ekonomi-langsung-dari-pertemuan-imf-wb-sekitar-rp-69-triliun

Mungkin Anda juga menyukai