Penjelasan Tentang Definisi Ekonomi Digital dan Dampak Perkembangannya
Tantangan Ekonomi Digital di Indonesia
- Jaringan internet atau sinyal
Jaringan sinyal dan internet Indonesia masih dikategorikan 70% lancar untuk area padat penduduk kota sedangkan akses ke desa pelosok masih sangat sukar (dataran tinggi). Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa ekonomi desa dan kota masih belum stabil dan warga memilih area kota sebagai lahan bisnis mereka.
Namun, jika sinyal dan akses desa sama seperti di kota dijamin ekonomi digital merata 89%.
- Jaminan keamanan
Karena kita bersinggungan dengan dunia maya, tentu ada keamanan yang menjamin semua transaksi. Kita tidak tahu antara karakter penjual A, penjual B, pembeli A dan barang yang diperjualbelikan. Selama proses transaksi, kita memakai aplikasi yang menjadi perantara tak terlihat. Di sela transaksi tersebut, banyak hacker memanfaatkan kejahatannya tanpa terlacak.
- Sumber daya manusia yang kompeten di teknologi
Manusia yang menguasai teknologi saat ini masih terbilang minim, sekitar 50% dari jumlah penduduk Indonesia. Kebanyakan mereka yang menguasai memiliki pendidikan minimal diploma hingga S3. Sedangkan persentase pendidikan di bawah tersebut lebih mendominasi dan jika belajar untuk memahami ekonomi digital masih sangat minus sekali.
Dengan demikian, perkembangan ekonomi digital masih belum maksimal, mereka hanya bisa menjadi pengguna media tetapi belum bisa membuat media.
- Saingan pasar dunia
Saingan pasar dunia kini sedikit banyak menggeser pasar lokal yang secara kasarnya sedikit mematikan potensi pasar lokal. Selain itu, anggapan mengenai barang impor branded lebih berkelas, keren dan bergengsi yang juga membuat konsumen perlahan beralih ke produk luar negeri. Harganya juga hampir setara dengan harga produk lokal. Tentunya orang akan lebih memilih barang branded KW harga sedikit mahal.
Dampak Ekonomi Digital bagi Indonesia
- Terbukanya lapangan kerja baru untuk semua orang
Setiap orang kini bisa menjadi penjual dengan bantuan marketplace, di sana kamu akan diberikan kenyamanan toko online tanpa modal besar. Kamu merangkap juga sebagai pembeli dan penjual, gerakan ekonomi terus cepat dan juga lebih efisien. Efeknya, terbukanya lapangan kerja baru untuk 1 pembeli menjadi 1 penjual, bisa juga ditambahkan produk jualannya.
- Orang lebih melek akan teknologi
Melihat teknologi yang keren, sifat manusia yang serba ingin tahu akan mencoba belajar. Saat 1 orang melek akan teknologi maka dia akan belajar lebih banyak teknologi, sebab akibatnya, manfaatnya dan bisa untuk apa saja. Ketika kamu tahu teknologi akan lebih nyambung ketika diajak berbisnis digital.
- Sisi negatifnya banyak kecurangan saat transaksi
Efek buruknya, kita tidak tahu bagaimana rupa dan karakter dunia maya sehingga banyak kejahatan virtual muncul. Dengan demikian, kamu yang mungkin pernah mengalami kecurangan bisa berhati-hati dan tahu apa saja yang harus dilakukan jika kedapatan transaksi mencurigakan. Pastikan lagi saat kamu ingin transaksi memakai jalur digital ya agar tidak menyesal kemudian hari. Jika ingin lebih aman bisa tatap muka langsung dengan penjual.
- Naiknya penjualan karena sistem pembayaran lebih beragam
Saat ini sistem pembayaran sangat mudah dan banyak seperti m-banking, aplikasi dompet digital. Setiap saldo yang terisi tidak terbatas untuk nominal tertentu. Kamu bisa bebas membayar produk jualan hanya dengan nominal Rp. 10.000 saja. Berbeda saat kamu membeli produk tunai Rp. 75.000 dan kehabisan uang, minimal uang yang ditarik adalah Rp. 50.000 sebanyak 2 lembar. Sisanya tidak bisa dikembalikan lagi ke atm kamu.
Dengan demikian, kamu bebas membeli produk harga berapapun, efeknya membuat naiknya angka penjualan.
Contoh Ekonomi Digital satu di Indonesia
Ada sekitar 60 aplikasi ekonomi digital yang menjamur seperti Bukalapak, Shopee, Gojek, Grab, OVO, Flip, OLX, Titipkirim dan sebagainya. Semua itu adalah produk ekonomi digital yang memiliki jumlah pengunduh tinggi. Satu orang bisa memiliki 2 atau lebih marketplace. Sebenarnya, masih banyak lagi contoh produk ekonomi digital yang bisa kamu ambil dan melihat perkembangannya yang pesat memberikan suasana kesejahteraan merata.
Ekonomi digital sejatinya telah hadir sejak tahun pertama media komunikasi elektronik hadir hanya saja masih terbatas untuk pengembangannya. Mulailah tahun 2000 ketika internet masuk semua berubah drastis menjadi lebih cepat dan mudah.
Indonesia memiliki persentase ekonomi digital sebagai pengguna akhir 60% dibandingkan dengan pembuat ekonomi digital tetapi hal itu perlahan bisa diubah menjadi pembuat ekonomi digital saat ada edukasi, pelatihan mengenai media ekonomi digital. Sistem ekonomi manual masih terjadi di lingkungan sekitar untuk membantu perjalanan ekonomi tidak punah.