Yuk Intip Jenis Reksa Dana Beserta Risikonya

Jenis reksa dana
Jenis reksa dana yang perlu diketahui dan risikonya. Photo by @kharp
Waktu baca: 3 menit

Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang memiliki risiko rendah. Pasalnya di dalam reksa dana terdapat diversifikasi ke beberapa instrumen. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, alangkah baiknya jika kamu mengenal berbagai jenis reksa dana berikut ini. 

Setiap reksa dana memiliki tingkat risiko dan return yang berbeda-beda. Semakin besar keuntungan yang ingin diperoleh maka semakin besar pula risiko kerugiannya. Sebaliknya, semakin kecil keuntungan maka risikonya juga kecil. Oleh karena itu, investasikan sesuai dengan kemampuan. 

Jenis Reksa Dana

Reksa Dana Saham 

Reksa dana saham. Photo by Pixabay

Apabila kamu memilih reksa dana saham maka rincian investasinya adalah minimal 80-100% asset untuk instrumen saham. Kemudian 0-20% sisanya untuk pasar uang dan obligasi. 

Return yang dihasilkan dari investasi ini paling besar diantara jenis lainnya, yaitu 15-20% setiap tahunnya. Namun, perlu diketahui bahwa risiko kamu mengalami kerugian juga besar. 

Reksa dana ini cocok bagi kamu yang ingin melakukan investasi dalam jangka yang panjang (lebih dari 5 tahun). Misalnya adalah untuk dana pensiun, biaya pendidikan anak dan kebutuhan penting lainnya. 

Hal ini dikarenakan sebagian besar portofolio investasi berbentuk saham sehingga nilai pergerakannya tergantung pada harga saham yang bersifat fluktuatif. 

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Perbedaan investasi saham dan reksa dana.
Reksa dana pendapatan tetap. Photo by @austindistel

Pada reksa dana jenis ini, uang kamu sebagian akan diinvestasikan pada efek hutang. Pembagiannya adalah 80-100% obligasi, kemudian 0-20% diinvestasikan dalam saham dan pasar uang. 

Agar kamu memperoleh keuntungan yang maksimal maka membutuhkan waktu investasi lebih dari 1 tahun. Keuntungan maupun risiko yang ditanggung adalah sebesar 7-12%. 

Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya tingkat suku bunga yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia. Kenaikan suku bunga menyebabkan harga obligasi menurun. 

Akibatnya, investor maupun masyarakat akan cenderung memilih menanamkan uang di bank dibandingkan di obligasi. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka dapat meningkatkan harga dari obligasi. 

Reksa dana diberi nama pendapatan tetap karena di dalamnya terdapat portofolio yang berisi surat utang dan sistem bagi hasilnya diberikan dalam bentuk kupon bunga tetap. 

Reksa Dana Pasar Uang

Jumlah uang beredar bertambah banyak.
Reksa dana pasar uang. Photo by Pixabay

Apabila ingin berinvestasi dalam waktu pendek (kurang dari 1 tahun) maka memilih reksa dana pasar uang adalah keputusan yang sangat tepat. Nantinya, investasi yang kamu berikan semua akan dialokasikan di pasar uang. 

Contohnya adalah deposito, SBI (Sertifikat Bank Indonesia), obligasi dengan jatuh tempo tidak mencapai 1 tahun dan berbagai jenis surat berharga lainnya.

Risiko dari investasi dengan metode ini paling kecil di antara semua pilihan reksa dana yang ada. Oleh karena itu, sangat cocok untuk kamu dengan profil risiko konservatif atau ingin menjalankan investasi dalam periode pendek, yaitu sekitar 1-3 tahun saja. 

Adapun besarnya return adalah 5-7%. Jumlah tersebut hampir sama dengan deposito. Besarnya suku bunga sangat bep[engaruh terhadap reksa dana pasar uang.

Baca juga: Perbedaan Investasi Saham dan Reksa Dana

Reksa Dana Campuran

Reksa dana saham
Reksa dana campuran. Photo by Pixabay

Investasi menggunakan reksa dana campuran akan dialokasikan pada 3 instrumen, yaitu pasar uang, obligasi dan saham dengan jumlah maksimal 79%. 

Jika dibandingkan dengan reksa dana pendapatan tetap maka return yang ditawarkan jauh lebih besar. Tingkat keuntungan per tahunnya hingga mencapai 10-15%. 

Keuntungan memilih berinvestasi dengan cara ini adalah mempunyai diversifikasi yang berimbang. Artinya adalah jika terjadi penurunan pada salah satu dari instrumen tersebut maka tidak terlalu berpengaruh terhadap NAB (Nilai Aktiva Bersih) per unit. 

Hal ini dikarenakan bisa jadi ada instrumen lain yang justru mengalami kenaikan. Investor dengan tipe moderat cocok mengambil reksa dana campuran. 

Investor tipe tersebut berani mengambil risiko terhadap fluktuasi NAB reksa dana pada waktu yang pendek. Selain itu, investor juga mengharapkan hasil investasi yang besar (melebihi bunga deposito). 

Dalam mengelola risiko, kamu dianjurkan untuk menjadikan reksa dana yang satu ini sebagai alternatif investasi jangka menengah, yaitu antara 3-5 tahun. Kamu tidak perlu khawatir karena risikonya masih di bawah reksa dana saham. 

Kamu pelajari dengan baik penjelasan mengenai jenis reksa dana di atas. Pilihlah reksa dana sesuai dengan tujuan dari investasi yang akan kamu lakukan apakah untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Lalu, kamu pertimbangkan juga besarnya risiko dari masing-masing reksa dana tersebut.  

Mungkin Anda juga menyukai