Sistem Kerja Sama Usaha Bagi Hasil Pemodal dan Pengusaha
Seiring kemajuan zaman dan globalisasi, membuat seseorang lebih mudah melakukan kerja sama usaha bagi hasil. Lalu, bagaimana cara bagi hasil pemodal dan pengelola? Pada prinsipnya, sistem ini memberikan keuntungan diantara kedua belah pihak.
Setiap pengelola bisnis/perusahaan tentu membutuhkan modal untuk membangunnya. Jumlah modal yang dibutuhkannya tentu tidaklah sedikit. Oleh sebab itu, perusahaan akan membuka kerja sama usaha bagi hasil untuk para investor. Dengan demikian, sama menguntungkan.
Pengertian dan Konsep Bagi Hasil
Sebelum mengetahui cara bagi hasil, ketahui dulu apa yang dimaksud bagi hasil. Sistem bagi hasil merupakan bentuk perjanjian yang dilakukan antara pengelola/pengusaha dengan investor untuk sama-sama mendapatkan keuntungan.
Bagaimana biasanya sistem bagi hasil dengan investor? Ciri khas yang paling utama dalam kerja sama usaha bagi hasil yaitu adanya kontrak yang diteken oleh kedua belah pihak. Keputusan yang tercantum dalam kontrak tersebut harus disepakati bersama dan patuh menjalankannya.
kerja sama usaha bagi hasil ini dilakukan setiap perusahaan mendapatkan keuntungan, maka investor bagi hasil juga mendapatkan pembagian keuntungan yang sudah disepakati. Pembagian ini sangat menentukan perjanjian sehingga kontrak harus benar-benar dipikirkan masak-masak.
Hal ini karena keputusan tertulis ini tidak bisa diubah. Bahkan ketika bisnis yang dijalankan perusahaan pada akhirnya mengalami kerugian, pihak yang terlibat juga harus menanggung kerugian bersama sesuai dengan rasionya yang sudah disepakati.
Pembagian profit ini dalam bentuk persentase bagi hasil antara pemodal dan pengelola karena tidak diketahui keuntungan pasti di masa depan.
Baca juga: Amati Tiru Modifikasi dalam Bisnis Untuk Mencapai Sukses
Jenis yang Digunakan dalam kerja sama Usaha Bagi Hasil
Ada berbagai metode yang menentukan sistem bagi hasil antara investor dan pengusaha. Berikut beberapa jenis metode yang digunakan:
1. Profit Sharing
Profit sharing adalah jenis sistem bagi hasil yang labanya sudah dikurangi dengan biaya operasional. Jadi, pendapatan yang diperoleh sudah termasuk laba bersih.
2. Gross Profit Sharing
Gross profit sharing adalah pembagian hasil pendapatan yang dihitung dengan mengurangi pendapatan dengan harga pokok penjualan (HPP) produk. Perhitungan laba ini disebut juga dengan laba kotor.
Hal ini karena keuntungannya belum dikurangi dengan biaya lainnya. Contohnya biaya pemasaran, administrasi, pajak, dsb.
3. Revenue Sharing
Jenis metode kerja sama usaha bagi hasil antara pengusaha dan investor terakhir adalah Revenue sharing. Revenue sharing adalah jenis pendapatan yang hanya berlaku untuk sistem perbankan.
Rumus bagi hasil usaha Revenue Sharing adalah dengan menjumlahkan total pendapatan dan tidak dikurangi dengan biaya lain seperti komisi dan operasional.
Jenis ini biasa dihitung untuk keperluan distribusi hasil usaha kerja sama bagi hasil lembaga keuangan syariah dari akad yang sudah disepakati.
Mengenal Sistem Usaha Bagi Hasil dengan Investor Pribadi
Sistem usaha bagi hasil ini lebih baik dibandingkan memakai sistem bunga. Selain sesuai dengan syariat agama dan lebih tidak memberatkan para investornya.
Banyak juga yang menganggap bahwa sistem bagi hasil lebih adil diantara kedua belah pihak yang menjalin kerja sama.
Salah satu yang sering dilakukan yaitu sistem bagi hasil dengan investor pribadi. Sistem ini dikenal juga dengan pinjaman pribadi tanpa agunan dimana pihak yang terlibat harus melakukan kesepakatan bersama.
Tujuannya agar tidak ada yang merasa dirugikan. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan kerja sama usaha bagi hasil. Ada beberapa investor pribadi yang malah rugi karena penawaran investasi bagi hasil yang tidak adil.
Selain itu, bisa juga disebabkan karena pihak pengusaha tidak transparan dalam menerangkan risiko kepada investornya. Oleh sebab itu, ketahui beberapa hal penting berikut ini agar bisa menjalankan bagi hasil dengan baik.
1. Pelajari Sistem Bagi Hasil
Seorang investor harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang bisnis yang ingin diberikan investasi. Pelajari dengan benar bagaimana perusahaan menerapkan sistem bagi hasil tersebut dan analisa apakah menguntungkan atau tidak.
Selain itu, dengan mempelajari secara rinci, ini membuat kamu bisa mengetahui risiko yang mungkin terjadi dalam bisnis pengusaha tersebut.
2. Tentukan Kapan Keuntungan Dibagikan
Selanjutnya, kedua belah pihak harus menentukan kapan profit tersebut dibagikan. Cara menjalin kerja sama dengan investor yaitu membuat kesepakatan tertulis dengan rinci pada kontrak yang sudah disepakati. Ada juga yang mencantumkan pembagiannya dalam satu siklus usaha.
Misalnya, pada bisnis sektor pertanian, satu siklus usaha yang dimaksud ini yaitu dari petani menanam sampai panen. Apabila usaha ini berkelanjutan, umumnya pembagian hasil akan diperpanjang satu bulan sampai satu tahun sesuai kesepakatan yang berlaku.
3. Tidak Semua Usaha Menguntungkan
Penting diketahui bahwa tidak semua usaha mendapatkan keuntungan karena dalam prosesnya ada naik dan turun. Tak jarang, perusahaan juga mengalami kerugian yang besar. Inilah yang perlu diperhatikan oleh investor pribadi.
Penting untuk mengumpulkan data perusahaan agar bisa mendatangkan keuntungan lebih baik dengan melihat grafik profit sebelumnya. Kamu harus siap apabila usaha gagal karena kerugiannya juga akan dibagi sama rata.
Investor harus siap menerima resiko kehilangan dari modal usaha yang diberikannya. Selain itu, pengusaha juga harus menanggung kerugian dan tidak mendapatkan untung atau gaji kecuali jika disepakati oleh pemilik modal.
Demikian penjelasan kerja sama usaha bagi hasil untuk pengusaha dan investor. Jika ada investasi yang menawarkan keuntungan pasti, maka itu bukan sistem bagi hasil. Hal ini karena sistem bagi hasil memiliki keuntungan tidak pasti sehingga pembagiannya ditulis persentase saja.