Cara Seimbangkan Kebutuhan Primer dan Sekunder Tanpa Melukai Finansial
Setiap orang perlu seimbangkan kebutuhan primer dan sekunder dengan baik. Karena, kedua jenis kebutuhan ini penting untuk dipenuhi.
Butuh sebuah cara untuk menyeimbangkannya. Tujuannya agar tidak melukai kesehatan finansial.
Ketika kebutuhan ini seimbang, hidup sejahtera dapat tercapai. Tentunya, ini menjadi impian dari setiap orang.
Sayangnya, menjaga keseimbangan ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Kamu harus cermat dalam mengatur keuangan. Jika tidak, keinginan tersebut hanya menjadi impian kosong belaka.
Kali ini, mari pelajari bagaimana kamu seimbangkan kebutuhan primer dan sekunder dengan tepat. Tetapi sebelumnya, mari kenali istilah dari kebutuhan tersebut di bawah ini.
Apa Itu Kebutuhan Primer?
Kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar manusia yang wajib terpenuhi. Sederhananya, ini menjadi kebutuhan utama dari setiap orang.
Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang akan mengalami masalah dalam kehidupannya. Seseorang bisa saja terkena penyakit yang nantinya sulit disembuhkan lantaran tidak memiliki biaya yang cukup.
Kebutuhan ini menyangkut sandang, pangan dan papan. Ketiga kebutuhan ini penting untuk dimiliki. Karena, semuanya dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.
Baca juga: Gaji Pas-Pasan, Terapkan Tips Hemat Saat di Kantor Agar Keuangan Tetap Stabil
Apa Itu Kebutuhan Sekunder?
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua. Istilah ini dipahami sebagai kebutuhan yang pemenuhannya ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan hidup.
Idealnya, kebutuhan ini merupakan penunjang hidup. Tentunya, pemenuhannya bisa ditunda setelah seseorang telah memenuhi kebutuhan yang utama.
Contoh dari kebutuhan ini adalah pembelian perabotan rumah tangga atau pun perabotan dapur. Artinya, kebutuhan ini sifatnya masih bisa ditunda sampai keuangannya cukup.
Karena kenyataannya, setiap orang sudah memiliki cara untuk memenuhi kebutuhan makannya. Bahkan, bisa menggunakan perabotan seadanya terlebih dahulu untuk melengkapi dapurnya atau semacamnya.
Cara Seimbangkan Kebutuhan Primer dan Sekunder
Setelah mengetahui istilah kebutuhan dari primer dan sekunder, lantas bagaimana cara menyeimbangkannya? Berikut ini cara yang dapat kamu lakukan!
1. Kenali Kebutuhanmu
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ini harusnya dipahami oleh setiap orang.
Bisa jadi, kebutuhan yang dinilai sebagai sekunder oleh sebagian orang, ini bisa menjadi kebutuhan utama. Contohnya adalah pemanfaatan dari ponsel.
Ponsel bagi sebagian orang dianggap sekunder. Tetapi sebagian orang menganggapnya sebagai kebutuhan yang utama. Karena, ponsel ini dimanfaatkan untuk mendukung pekerjaannya.
Di sini, kamu hanya perlu mengklasifikasikan terkait kebutuhanmu sejak awal. Tentukan kebutuhan yang utama terlebih dahulu. Kemudian, usahakan untuk memenuhinya sejak awal.
Baru kemudian, kamu bisa memikirkan tentang kebutuhan yang sifatnya bisa ditunda. Dengan begitu, penganggaran tentang biaya untuk pemenuhan kebutuhan akan tertata.
2. Terapkan Rumus 50-30-20
Kenyataannya, sebagian besar masyarakat memiliki penghasilan. Meskipun terkadang penghasilannya tidak menentu.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manfaatkan gaji/penghasilan bulanan dengan baik. Caranya dengan menerapkan rumus budgeting 50-30-20.
50 persen dari total gaji ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan yang primer. Kemudian, 30 persen untuk sekunder. Dan 20 persen sengaja ditabung.
Semakin tertata dalam mengatur keuangan tersebut, kamu akan lebih mudah dalam seimbangkan kebutuhan primer dan sekunder. Dengan begitu, impian hidup yang lebih sejahtera bisa diraih meskipun dengan penghasilan yang dinilai rendah.
3. Minimalkan Pengeluaran
Pada prinsipnya, hidup yang sejahtera berangkat dari kehidupan yang hemat. Kamu perlu mengusahakannya agar tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Ketika memperoleh penghasilan, jangan langsung mengeluarkan uang terlalu banyak untuk membeli satu jenis produk. Melainkan, pikirkan dengan matang terkait jumlah uang yang dialokasikan untuk kebutuhan tersebut.
Jika pembelian ini untuk kebutuhan utama, kamu bisa mengeluarkannya sesuai rencana. Kemudian bila untuk kebutuhan kedua, baiknya pikirkan kembali. Atau, tunda sampai uangnya terkumpul di bulan berikutnya.
4. Kendalikan Diri dan Disiplin
Secara umum, pengendalian diri ini berkaitan dengan perilaku yang sehat. Keuangan akan lebih sehat sehingga kamu tidak akan merasa serba kekurangan.
Yang perlu dihindari adalah perilaku impulsif dan konsumtif. Karena, perilaku ini hanya akan menyulitkan keuangan.
Tidak jarang jika seseorang harus terbelit oleh utang yang menumpuk. Akibatnya, penghasilan yang didapatkan akan terasa kurang setiap saat.
Kuncinya adalah jangan mudah terpengaruh. Kemudian, selalu perhatikan pengeluaran bulanan.
Dari sini, kamu akan melihat tentang keuanganmu. Bahkan, memungkinkan untuk berperilaku hemat untuk meraih hidup sejahtera di masa yang akan datang.
5. Lakukan Evaluasi Atas Keuangan
Untuk seimbangkan kebutuhan primer dan sekunder, kamu juga perlu mengevaluasi keuangan secara teratur. Evaluasi terkait pengeluaran yang dinilai bermanfaat sebelumnya.
Ketika ada anggaran yang dikeluarkan tidak semestinya, ini bisa dikurangi. Tujuannya supaya keuangannya tetap sehat.
Selain itu, evaluasi ini penting untuk menguatkan sisi finansial. Misalnya bila merasa belum bisa memenuhi kebutuhan dengan penghasilan bulanan tersebut, kamu bisa berinisiatif untuk mencari penghasilan tambahan.
Adanya penghasilan tambahan ini memungkinkan kamu untuk memenuhi kebutuhan yang semestinya. Selain itu, kebutuhan lain yang sifatnya sekunder pun dapat dipenuhi untuk meningkatkan kebahagiaan.
Yang paling penting, penghasilan tambahan ini didapatkan untuk tujuan tertentu. Yakni apakah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang primer atau pun sekunder.
Itulah bagaimana caranya seimbangkan kebutuhan primer dan sekunder. Kuncinya terletak pada pengelolaan dari keuangan yang didapatkan. Semakin baik dalam mengelolanya, maka seluruh kebutuhan hidup dapat terpenuhi secara maksimal.