Return On Asset: Pengertian, Rumus, dan Cara Penggunaannya
Dalam dunia bisnis dikenal istilah Return on Asset (ROA) yang dijadikan tolok ukur dalam menghitung keuntungan yang bisa diperoleh sebuah bisnis. Return on asset adalah hal dasar yang harus dipahami oleh pelaku usaha untuk mengetahui efisiensi perputaran uang sebelum membeli aset yang menjadi laba bersih.
Tak sekadar teori, pemahaman mengenai ROA dapat membantu kamu membenahi operasional perusahaan yang sedang berjalan sekaligus meningkatkan kesempatan memperoleh pengembalian investasi. Hal ini tentunya akan berdampak pada perkembangan perusahaan secara menyeluruh. Kendati demikian, menghitung return on asset memiliki dasar dan rumus tersendiri yang sebaiknya dipatuhi oleh pelaku bisnis.
Kali ini aku akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian ROA, rumus, hingga cara penggunaannya dalam sebuah perusahaan. Yuk, simak ulasannya sampai selesai.
Apa Itu Return On Asset?
Return on asset adalah tingkat pengembalian aset yang jadi indikator untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aset yang telah dimiliki untuk mendatangkan laba. Return on asset ini termasuk rasio profit, sehingga semakin tinggi nilai ROA, maka makin baik pula kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.
Saking krusialnya, return on asset jadi bagian dalam analisis fundamental yang digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. Lantas, ROA yang baik berapa persen?
Idealnya, return on asset yang baik memiliki nilai di atas 5%. Namun, angka ROA ini tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan. Sebab, setiap sektor memiliki karakter masing-masing, sehingga nilai ROA suatu perusahaan perlu dibandingkan perusahaan lain yang berada di industri sejenis.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Accrued Expense: Pengertian, Jenis beserta Contohnya
Kenapa Return On Asset Penting?
Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa menjalankan bisnis adalah perkara strategi untuk menaklukkan pasar, sehingga return on asset dianggap tidak terlalu penting. Padahal, ROA jadi indikasi seberapa sukses perusahaan memberdayakan aset yang dimilikinya dan mengubahnya menjadi keuntungan.
Bahkan, melalui tinggi rendahnya persentase ROA suatu perusahaan, kamu bisa melihat bagaimana kinerja manajemen perusahaan tersebut. Semakin nilai ROA-nya, maka menandakan semakin bagus pula kualitas manajemen perusahaan yang bersangkutan. Begitupun sebaliknya, makin rendah nilai ROA, maka mencerminkan buruknya manajemen perusahaan karena gagal memanfaat sumber daya yang dimilikinya.
Rumus dan Cara Penggunaan Return On Asset
Ada beberapa unsur yang diperlukan dalam menghitung return on asset sebuah perusahaan, seperti nilai aset keseluruhan dan laba bersih perusahaan. Yang dimaksud dengan total aset adalah aktiva yang terdaftar pada neraca keuangan di mana aset merupakan liabilitas yang ditambah dengan ukuitas. Liabilitas adalah hutang dalam perusahaan, sedangkan ekuitas adalah sejumlah uang yang akan dapat dikembalikan pada pemilik saham perusahaan.
Cara menghitung return on asset adalah membagi laba bersih dengan total asetnya. Dengan kata lain, ROA = (Laba Bersih Perusahaan : Total Aset) x 100%.
Yang dimaksud dengan laba bersih dalam rumus ini adalah laba setelah pajak atau laba tahunan berjalan. Biasanya, laba bersih tercantum pada laporan laba rugi di laporan keuangan perusahaan. Sedangkan total aset adalah semua harta yang dimiliki oleh perusahaan, baik yang berasal dari modal sendiri maupun modal eksternal. Pada laporan keuangan, total aset bisa kamu temukan di balance sheet atau neraca keuangan. Agar lebih paham mengenai perhitungan return on asset, perhatikan simulasi berikut ini.
Perusahaan A mempunyai aset keseluruhan bernilai Rp 300 juta dan laba bersih Rp 40 juta. Sementara perusahaan B yang merupakan kompetitornya di bidang yang sama memiliki aset keseluruhan Rp 200 juta dengan laba bersih Rp 30 juta.
- ROA Perusahaan A = (40.000.000 : 300.000.000) x 100% = 13,3%
- ROA Perusahaan B = (30.000.000 : 200.000.000) x 100% = 15%
Dilihat dari ROA-nya, perusahaan B memiliki persentase yang lebih tinggi, yakni 15%. Artinya, perusahaan B lebih efisien dalam mamanfaat aktiva yang dimilikinya daripada perusahaan A yang memiliki total aset lebih besar.
Hal ini menunjukkan bahwasanya, tidak semua perusahaan dengan aset tinggi dapat memanfaatkan harta yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih yang tinggi pula. Simulasi perhitungan ini juga mencerminkan bahwa, perusahaan B memiliki manajemen yang lebih baik dibanding perusahaan A.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return On Asset
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi rasio ROA suatu perusahaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Margin Laba Bersih dan Perputaran Aktiva
Faktor pertama yang mempengaruhi return on asset adalah margin laba bersih dan perputaran aktiva suatu perusahaan. Margin laba yang rendah akan membuat margin laba bersih menjadi rendah pula akibat perputaran aktiva yang minim. Selain itu, ROA juga dipengaruhi tingkat perputaran aset yang digunakan dalam operasi suatu perusahaan.
- Perputaran Cash Turnover
Perputaran cash turnover jadi faktor kedua yang mempengaruhi tingkat return on asset. Rasio perputaran kas suatu perusahaan berfungsi untuk melihat kecukupan modal kerja yang diperlukan untuk membiayai tagihan dan proses penjualan dari perusahaan tersebut. Selain itu, rasio ini juga dapat kamu gunakan untuk mengetahui tingkat ketersediaan kas perusahaan untuk pembayaran utang.
- Perputaran Persediaan
Faktor ketiga yang turun mempengaruhi return on asset adalah perputaran persediaan yang merupakan salah satu aktiva lancar suatu perusahaan. Aktiva ini adalah unsur aktif yang didapat perusahaan dengan cara berkelanjutan, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Perputaran persediaan ini dapat dimanfaat untuk mencari tahu berapa banyak uang yang disetorkan dalam kurun waktu satu tahun.
- Perputaran Piutang
Terakhir, perputaran piutang perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kebijakan yang suatu perusahaan. Melalui perputaran piutang ini, perusahaan dapat mengetahui seberapa lama penagihan piutang dalam satu periode. Tinggi rendahnya perputaran piutang dapat mempengaruhi besar kecilnya modal dalam suatu piutang.
Kegunaan Return On Asset dalam Suatu Perusahaan
Return on asset tidak hanya berguna bagi perusahaan, tapi juga berbagai pihak yang berkaitan langsung dengan perusahaan tersebut. Secara garis besar, kegunaan return on asset adalah sebagai berikut:
- Untuk mencari tahu profitabilitas dan efisiensi perusahaan
Bagi manajer perusahaan, analis, maupun investor, return on asset berfungsi untuk mencari tahu tingkat efisiensi dan profitabilitas perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya. Seperti yang disinggung sejak awal, return on asset yang tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan punya profitabilitas yang tinggi dan menandakan bahwa perusahaan tersebut memanfaatkan asetnya secara efisien.
- Membandingkan performa perusahaan
Untuk mengetahui performa suatu perusahaan, maka diperlukan return on asset. Persentase ROA inilah yang akan dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang bergerak di bidang yang sama. Hal ini amatlah penting dalam menjalankan kegiatan bisnis, karena ROA yang rendah menandakan manajemennya buruk dan butuh pembenahan agar bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Itulah pengertian return on asset, rumus, cara, faktor yang mempengaruhi dan kegunaannya bagi suatu perusahaan.