Mengambil Keringanan Cicilan KPR di Masa Pandemi

cicilan KPR di masa pandemi.
Mengambil keringanan cicilan KPR di masa pandemi. Photo by Pexels
Waktu baca: 3 menit

Selama pandemi merebak dan membuat resah warga dunia maka warga Indonesia juga mengalami hal yang sama. Untuk bidang usaha juga mengalami krisis ekonomi Indonesia penurunan secara drastis, yang tadinya sehari bisa memproduksi dan mengekspor barang dengan frekuensi berulang kini hanya 1 kali bahkan tidak terjadi sama sekali. Salah satunya perusahaan pengembang perumahan atau kontraktor yang harus membayar cicilan ke bank dengan mengandalkan penjualan perumahan dan cicilan dari para pembeli yang belum lunas. Masa penangguhan cicilan KPR di masa pandemi memang beberapa waktu lalu menjadi perdebatan yang cukup sengit mengingat pihak bank terus menekan pembayaran piutang kepada pengembang.

Sedangkan, pemilik rumah sedang dirumahkan, dipotong gaji bahkan tidak digaji mengakibatkan semua terhambat. Cicilan KPR yang terlanjur masuk juga seperti simalakama, ditarik perumahan juga tidak menghasilkan uang namun sudah hampir lunas, dibiarkan karyawan pengembang tidak memiliki pemasukan.

Untuk itu, dengan adanya aturan new normal ini ada tips yang bisa anda gunakan agar cicilan KPR di masa pandemi berjalan dan tidak menekan semua pihak.

Cicilan Lancar dengan Penurunan Nominal

Cicilan lancar. Photo by @morningbrew

Untuk pihak pengembang agak mudahnya memberikan keringanan kepada mereka yang akan lunas cicilan KPR dan rutin dalam membayar. Pihak pengembang bisa mengelola promo terbaru dengan menurunkan angka cicilan dengan memperpanjang waktu pelunasan, hal ini akan membuat pembeli lebih ringan dan tidak ada potensi untuk hutang lebih banyak. Pada akhirnya, harga rumah tetap seperti apa adanya hanya saja jangka waktunya sedikit lebih panjang.

Memakai Sistem Kredit KPR Bank dengan Bunga Rendah

Bangun riwayat kredit lebih mudah.
Memakai sistem kredit KPR. Photo by @tierramallorca

Beberapa bank saat ini memberikan sistem cicilan KPR rendah selama 3 tahun pertama kemudian, akan diberikan suku bunga yang tinggi. Anda bisa manfaatkan sistem ini untuk mengelola keuangan agar gaji yang diterima dengan kebutuhan bisa tercukupi selama masa pandemi. Ketika sistem KPR berjalan normal memang semua titik lebih sempurna akan tetapi jika kita memaksakan keuangan tanpa berpikir strategi yang baik akan berefek pada tindakan lebih ekstrim (pengambilan perumahan).

Menjual Rumah dan Lunasi Sisa Cicilan

Jual asset yang tidak diperlukan.
Jual rumah dan lunasi sisa cicilan. Photo by Pixabay

Ketika kamu merasa cicilan rumah terlalu besar dan masih ada rumah lain untuk ditempati (kendati lebih sederhana) maka bisa menjual dan melunasi sisa cicilan rumah KPR tersebut. Sistem KPR tidak terbatas untuk rumah subsidi sederhana saja namun juga bisa rumah mewah kelas harga milyaran.

Sebagai contoh, rumah seharga Rp. 600 juta telah terbayar Rp. 500 juta, tinggal tersisa Rp. 100 juta, maka anda bisa menjual rumah ini seharga Rp. 650 juta – Rp. 700 juta kepada mereka yang berminat. Strateginya, untuk sisa pelunasan Rp. 100 juta nantinya akan dibayarkan kepada pihak pengembang, sisa uang bisa anda alihkan untuk membeli rumah dengan harga di bawah Rp. 600 juta.

Mengontrakkan Rumah dari Sistem KPR

Sewakan rumahmu.
Sewakan rumahmu. Photo by moneycrashers.com

Sistem KPR atau cicilan pembayaran bulanan perumahan memang lebih membantu pembeli. Ketika pandemi seperti ini mungkin gaji dari pemilik rumah terpotong atau bahkan hilang karena tidak ada aktivitas pekerjaan. Untuk itu, dengan mengontrakkan rumah yang telah di-KPR-kan maka sedikit banyak akan menambah cicilan bulanan ke pengembang.

Jadi, pengelolaan keuangan akan bisa diatur tanpa mengambil tabungan utama atau gaji.
Dengan beberapa teknik di atas mengatasi cicilan KPR di masa pandemi yang terus menekan maka semua bisa dijangkau tanpa mengabaikan keuangan kebutuhan yang lainnya. Memang selama pandemi akan lebih ditekan untuk kita berhemat.

Mungkin Anda juga menyukai