Perbedaan Krisis Ekonomi Indonesia 1998, 2008, dan 2020

Perbedaan Krisis Ekonomi Indonesia 1998, 2008, dan 2020
Perbedaan Krisis Ekonomi Indonesia 1998, 2008, dan 2020. Photo by KlikCair
Waktu baca: 4 menit

Tahukah kamu bahwa krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 1998, 2008, dan pada tahun 2020 ini memiliki bentuk, skala, penyebab, hingga situasi yang berbeda. Namun walaupun begitu dampaknya ternyata hampir sama, lho! Nah, untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan krisis saat ini dengan krisis 98, dan krisis yang terjadi pada tahun 2008 yang lalu.

Krisis 1998

Krisis ekonomi Indonesia
Krisis 1998. Photo by Pixabay

Awal terjadinya krisis tahun 1998 adalah dari krisis yang terjadi di beberapa negara Asia dengan menyeret jatuhnya nilai tukar dari beberapa mata uang di beberapa negara Asia, yang kemudian berlanjut ke mata uang Indonesia, yaitu rupiah. Nah, perbedaan krisis saat ini dengan tahun 1998 saat terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah dan diperparah dengan utang luar negeri dari perusahaan swasta yang begitu besar telah jatuh tempo, dengan begitu pelemahan nilai tukar rupiah begitu tajam dengan waktu yang cukup singkat. Pelemahan tajam tersebut membuat terjadinya kekurangan likuiditas perbankan, begitu pula dengan Bank BUMN. Diperparah lagi dengan terjadinya kelangkaan bahan pokok, salah satunya adalah beras. Hal ini tentunya menimbulkan kepanikan masyarakat, dengan begitu masyarakat pun mulai memborong bahan pokok ini di berbagai supermarket.

Bahkan di saat yang sama terjadi pula tekanan politik yang begitu keras dari kepemimpinan Presiden Soeharto, hal ini pula yang menjadi perbedaan krisis 1998 dengan krisis ekonomi Indonesia saat ini. Presiden Soeharto ternyata menghadapi tiga krisis sekaligus, dari mulai krisis ekonomi, krisis politik, hingga krisis kepercayaan. Dikarenakan krisis-krisis tersebut terus berlangsung, membuat mahasiswa mulai berdemo. Demo ini pun terus meningkat dan akhirnya mereka menduduki gedung DPR/MPR yang merupakan salah satu penyebab Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari kepresidenannya setelah ia berkuasa selama 32 tahun, yang selanjutnya diserahkan kepada Pak Habibie yang merupakan wakil presiden. Nah, inti penyelesaian dari krisis ekonomi tahun 1998 ini agar tidak terjadinya resesi ekonomi indonesia pdf diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Dibatalkannya proyek-proyek besar yang merupakan proyek-proyek jangka panjang
  • Diambil alihnya bangkrutnya perbankan bernilai Rp 670 triliun (dikenal dengan BLBI atau Bantuan Likuiditas Bank Indonesia)
  • Konsistensi dalam melakukan perubahan yang terukur
  • Disfungsikannya lembaga negara sesuai dengan tugas, kedudukan, hingga kewenangannya yang sesuai dengan UUD 1945
  • Sikap legowo pemimpin dalam menyelamatkan persatuan dan demokrasi

Krisis 2008

Krisis 2008. Photo by Pexels

Nah berbeda dengan krisis yang terjadi pada 1998, ternyata krisis 2008 ini murni terjadi karena krisis ekonomi. Walaupun begitu, krisis ini sangat ringan jika dibandingkan dengan krisis 1998. Hal ini bisa terlihat bahwa cadangan devisanya masih cukup, lembaga keuangan masih sangat sehat, cara cepat mendapatkan duit hingga peluang usaha dan bisnis pun masih berjalan dengan baik. Namun tahukah kamu apa pemicu terjadinya krisis ekonomi 2008 ini? Pemicunya karena kenaikan harga minyak dunia serta penurunan nilai tukar yang terjadi di beberapa negara Asia secara mendadak dalam waktu bersamaan. Sehingga hal inilah yang memicu pelemahan nilai tukar serta penurunan harga saham yang terjadi secara drastis.

Bisa terlihat bahwa dampak nyata dari krisis ekonomi ini adalah terjadinya kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok. Selain itu, beban APBN semakin berat dikarenakan menanggung listrik dan subsidi BBM. Kebijakan yang difokuskan saat krisis ekonomi Indonesia tahun 2008 diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Mengembalikan kepercayaan pasar dengan pasar modal, yang dilakukan menggunakan program pembelian kembali saham-saham BUMN
  • Stabilitas nilai tukar rupiah, yang dilakukan menggunakan kebijakan pengendalian impor serta mendorong peningkatan ekspor
  • Hingga menjaga daya beli masyarakat, yang dilakukan melalui instrumen kebijakan untuk masyarakat miskin seperti pemberian beras murah, program Bantuan Langsung Tunai atau BLT, mempertahankan subsidi listrik dan BBM, konversi penggunaan minyak tanah menggunakan gas dengan subsidi gas, hingga proyek padat karya.

Nah, dengan instrumen kebijakan ini, tentunya krisis ekonomi 2008 bisa dilalui dengan baik dan pastinya pertumbuhan ekonomi menjadi kembali normal, orang-orang pun bisa memulai bisnisnya kembali seperti memulai usaha digital printing maupun bisnis affiliate Indonesia.

Baca juga: Aturan New Normal di Jakarta yang Wajib Dipatuhi

Krisis 2020

Krisis 2020. Photo by Pixabay

Kini tiba saatnya membahas Krisis ekonomi Indonesia saat ini, yaitu krisis di tahun 2020. Tahukah kamu bahwa krisis yang saat ini sedang terjadi diawali dengan semakin beratnya beban fiskal dan tidak berhasilnya mencapai target dari pertumbuhan investasi dan ekonomi, dengan begitu membuat defisit terus saja berlangsung sejak 2014. Hal ini pun berdampak terhadap beban utang yang semakin besar, baik itu utang pemerintah hingga utang BUMN. Bahkan hal lainnya yang memicu krisis ini ketika terjadinya defisit transaksi berjalan dan defisit perdagangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2020 ini terjadinya 3 defisit secara bersamaan, dari mulai defisit fiskal, defisit perdagangan, hingga defisit transaksi berjalan. Hal ini pun akan berpengaruh dengan nilai tukar rupiah hingga harga saham yang ada di pasar modal. Dan krisis “dasar” tersebut juga diperparah dengan terjadinya pandemi Covid-19 yang juga melanda dunia saat ini.

Dapat dikatakan bahwa virus Covid-19 ini tidak hanya mengancam nyawa manusia hampir di seluruh belahan dunia saja, namun juga menjadi penyebab berhentinya berbagai aktivitas ekonomi yang ada di berbagai belahan dunia, begitu pula di Indonesia. Nah, jika sudah seperti ini yang menjadi pertanyaannya adalah apakah akan terjadinya resesi ekonomi indonesia 2020? Yang jelas saat ini memang belum dapat dibahas secara rinci seberapa dalam dampak krisisnya karena masih sedang berlangsung. Nah, perbedaan nyata dari krisis yang terjadi pada tahun 1998, 2008, hingga 2020 ini secara umum adalah krisis tahun 1998 adalah kombinasi antara krisis ekonomi, lalu krisis politik, hingga krisis kepercayaan. Krisis 2008 merupakan murni dari krisis ekonomi. Sedangkan krisis 2020 merupakan kombinasi dari krisis ekonomi, krisis ekonomi dunia, krisis dalam mengatasi musibah kemanusiaan, serta mengarah kepada krisis kepercayaan.

Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah krisis 2020 bisa diatasi maupun dilalui dengan baik atau masih bisakah masyarakat tetap produktif di masa pandemi? Yang jelas hal ini sangat tergantung dengan banyak hal, seperti:

  • Seberapa lama pandemi Covid-19 ini bisa diselesaikan dengan baik di berbagai negara
  • Seberapa efektif kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi Covid-19
  • Seberapa lama serta seberapa luas jumlah korban yang terkena Covid-19 di Indonesia, dan sebagainya

Yang pasti dibutuhkan tindakan yang tepat, cepat, dan tentunya efektif agar krisis ekonomi yang terjadi bisa segera pulih, dan tentunya aktivitas ekonomi bisa kembali berjalan lancar, tak terkecuali dengan membayar cicilan kpr di masa pandemi yang bisa dilancarkan kembali.
Semoga berbagai pembahasan yang telah dipaparkan di atas bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda lebih jauh lagi mengenai krisis ekonomi Indonesia yang terjadi di tahun 1998, 2008, dan 2020.

Mungkin Anda juga menyukai