Macam-Macam Gaya Kepemimpinan dalam Sebuah Organisasi
Dalam sebuah organisasi, entah itu organisasi agama, pendidikan, sosial, politik, atau bisnis, sudah pasti ada seorang pemimpin. Ia adalah orang yang mengarahkan dan menjadi membuat keputusan. Dalam hal ini, ada macam-macam gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seorang pemimpin.
Jika kamu seorang pemimpin, gaya kepemimpinan seperti apa yang kamu pilih? Apakah gaya kepemimpinan kamu tepat untuk kamu terapkan?
Tidak ada yang salah dengan banyaknya macam-macam gaya kepemimpinan yang ada. Semuanya tepat. Hanya saja, gaya yang tepat dipilih berdasarkan kondisi dan situasi. Asalkan tujuannya baik, yaitu untuk mengatur dan mengorkestrasi tim dengan baik, apapun gaya kepemimpinan itu baik.
10 Gaya Kepemimpinan yang Perlu Kamu Tahu
Setidaknya ada 10 gaya kepemimpinan yang perlu diketahui. Apa saja itu?
- Demokratis
Dari namanya saja, kamu pasti sudah bisa menebak seperti apa gaya kepemimpinan ini. Demokratis tidak hanya istilah yang disematkan pada politik atau pemerintahan, tapi juga secara umum digunakan dalam dunia kepemimpinan.
Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis selalu melibatkan seluruh tim. Ia meminta pendapat tim, tak terkecuali bawahan yang paling bawah sekali pun. Pendapat semua orang yang berada dalam tim sangat diperlukan demi mendapatkan sebuah ide yang baik dan tentu saja demokratis.
Kepemimpinan seperti ini memicu tumbuhnya rasa percaya diri di dalam diri setiap tim. Mereka seolah dihargai. Mereka juga bisa terus berkembang karena selalu dilibatkan dalam mencari ide yang kreatif dan inovatif.
- Otokratis
Ini berkebalikan dengan gaya kepemimpinan yang pertama. Otokratis artinya hanya satu orang yang memegang kendali, yaitu pemimpin. Anggota tim tidak memiliki wewenang dalam membuat keputusan. Semuanya terpusat pada seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan seperti ini dianggap salah. Padahal tidak juga. Banyak organisasi yang justru berkembang lebih cepat dengan gaya kepemimpinan ini. Biasanya, pemimpin yang otokratis memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sangat luas. Sementara itu, anggota tim dianggap kurang kompeten sehingga pemimpin lah yang sebaiknya membuat keputusan tanpa melibatkan tim. Ini dianggap jauh lebih efektif karena tidak perlu ada diskusi dan debat dengan tim.
Namun, gaya kepemimpinan seperti ini biasanya menjadi boomerang tersendiri. Ketika pemimpin sudah tidak mampu memimpin entah itu karena usia atau kondisi kesehatan yang kurang baik, organisasi seolah kehilangan nyawa.
Baca juga: Mindset itu Apa? Cari Tahu di Sini Sekarang Juga
- Birokratis
Birokratis ini seperti birokrat, yaitu sistem kepemimpinan yang berjenjang. Ada atasan. Ada bawahan. Atasannya adalah pemimpin. Bawahannya karyawan atau anak buah.
Gaya kepemimpinan seperti ini dianggap sangat efektif mengingat pemimpin bisa langsung mengawasi jalannya kegiatan yang dilakukan oleh bawahan. Ketika ada bawahan yang melakukan tugas tidak sesuai dengan arahan, pemimpin bisa mengambil tindakan secara langsung, entah itu menegur atau bahkan memberhentikan. Jadi, kelebihan dari gaya kepemimpinan birokratis ini adalah wewenang pemimpin untuk langsung memantau dan mengawasi bawahan.
- Karismatik
Ada tipe orang yang memiliki karisma yang tinggi. Karena itulah orang tersebut tidak perlu banyak bicara atau banyak memberikan perintah. Setiap kalimat yang terucap seolah menjadi perintah yang langsung harus dilakukan bawahan. Bahkan, biasanya bawahan tidak perlu mendapatkan perintah secara verbal dari pemimpin karismatik dan bawahan langsung tahu apa yang harus dilakukan. Inilah ciri dari gaya kepemimpinan karismatik.
Pemimpin yang karismatik biasanya memiliki rasa percaya diri yang kuat di mata karyawan. Kekuatan itulah yang akhirnya mampu mempengaruhi dan juga menggerakkan karyawan.
- Inovatif
Gaya kepemimpinan ini sangat perlu diterapkan oleh pemimpin perusahaan barang dan jasa. Ini sangat berhubungan dengan bagaimana melayani yang terbaik kepada konsumen.
Perubahan itu hal yang mutlak terjadi. Oleh sebab itu, inovasi diperlukan. Dan hanya perusahaan dengan pemimpin yang inovatif yang mampu menggerakkan karyawan untuk terus berinovasi. Pemimpin semacam ini selalu mendorong karyawan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Ia selalu meminta ide segar dari para karyawan untuk bisa mengembangkan sebuah bisnis.
- Partisipatif
Gaya kepemimpinan yang satu ini mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis, yaitu pemimpin membuka kesempatan kepada bawahan untuk terlibat dalam membuat sebuah keputusan. Hanya saja, pemimpin dengan gaya ini biasanya sangat tergantung pada loyalitas karyawan. Jadi, ia membutuhkan karyawan yang loyal untuk perusahaan atau organisasi.
- Transaksional
Gaya kepemimpinan ini sangat tepat diterapkan untuk memotivasi para karyawan untuk terus berkembang. Ini gaya yang perlu kamu terapkan ketika kamu ingin mengembangkan perusahaan atau organisasi dengan melibatnya karyawan.
Jadi, gaya ini diterapkan untuk memotivasi karyawan dengan adanya kesepakatan. Misalnya saja adanya bonus ketika karyawan mencapai target. Dan bonus tersebut sudah disepakati di awal. Namun, ada sanksi yang biasanya diberikan kepada karyawan yang tidak mampu menjalankan tugas atau mencapai target.
- Delegatif
Gaya kepemimpinan ini juga mirip dengan gaya kepemimpinan demokratis. Ada kepercayaan yang diberikan kepada bawahan agar mereka terlibat dalam memutuskan kebijakan organisasi. Jadi, pemimpin akan cenderung mendelegasikan karyawan untuk melakukan tugas tertentu.
- Situasional
Ini gaya kepemimpinan yang bisa dikatakan tentatif atau berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Ini gaya kepemimpinan yang tidak salah untuk diterapkan, terutama di organisasi bisnis yang dituntut untuk terus berkembang cepat sesuai dengan perkembangan zaman.
- Transformasional
Ini gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan di sebuah organisasi yang dirasa sudah sangat ketinggalan zaman dan harus dilakukan perubahan yang signifikan. Perubahan ini bukan hal yang mudah. Dibutuhkan pemimpin yang memiliki gaya transformasional. Di satu sisi, pemimpin ini harus melakukan perubahan yang sangat radikal. Di sisi lain, pemimpin tidak boleh melupakan sistem atau budaya yang lama dan juga tim yang sudah terbiasa dengan hal-hal yang lama di organisasi tersebut.
Demikian penjelasan mengenai macam-macam gaya kepemimpinan yang perlu kamu tahu. Mana yang harus kamu pilih? Tidak ada satupun yang lebih baik daripada yang lainnya. Semuanya baik. Dan setiap gaya kepemimpinan akan menjadi yang terbaik jika diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat.
Oleh sebab itu, tidak boleh ada yang membandingkan antara organisasi A dan B dalam hal kepemimpinan. Bisa saja organisasi A memang membutuhkan sosok pemimpin yang demokratis, misalnya. Bisa saja di organisasi B membutuhkan pemimpin yang birokratis atau bahkan otokratis.
Yang pasti, setiap organisasi memiliki budaya dan tujuan tersendiri. Hal inilah yang biasanya berpengaruh pada sosok pemimpin. Budaya dan tujuan organisasi biasanya selaras dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin. Secara tidak langsung, organisasi dengan budayanya akan melahirkan sosok pemimpin dengan gaya yang tepat.