Serba-serbi Jurnal Penutup: Tujuan, Ketentuan, dan Cara Membuat
Jurnal penutup adalah salah satu laporan keuangan yang akan dibuat pada akhir periode. Biasanya jurnal ini sering disebut juga sebagai enty penutup atau proses tutup buku. Segala hal yang berhubungan dengan akuntansi akan dikembalikan ke 0 dan dimulai buku yang baru.
Pembuatan jurnal penutup ini sangat penting karena akan memperlihatkan kondisi keuangan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Jadi, akan tahu kira-kira perusahaan ini sedang ada masalah atau tidak. Selain itu, berbagai catatan yang berhubungan dengan uang juga lebih rapi.
Pengertian Jurnal Penutup
Jurnal penutup adalah entri yang akan dibuat pada akhir periode buku akuntansi. Ini dilakukan untuk menjadikan semua akun sementara pada pembukuan menjadi kosong atau nol. Seluruh saldo akan ditransfer ke akun permanen.
Secara umum pengertian jurnal penutup bisa disederhanakan sebagai jurnal sementara untuk melakukan perekaman. Ini dilakukan agar segala hal yang terjadi seperti salah tulis, perbaikan, atau apa pun pada buku jurnal sementara tidak dipakai lagi.
Pembuatan jurnal ini akan membuat pembukuan menjadi lebih rapi dan tidak menyebabkan masalah. Karena semuanya sudah ditulis yang paling akhir dan benar. Jadi, setelah jurnal ini dibuat, akan dilanjutkan lagi ke buku jurnal yang baru.
Lantas akun apa saja yang perlu dibuat jurnal penutup? Sebenarnya tidak semua akun atau jurnal perlu dibuatkan. Namun, beberapa yang pasti ada adalah akun pendapatan, akun beban, laba/rugi, dan akun prive.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Laporan Keuangan dan Cara Menghitungnya
Tujuan dan Fungsi Pembuatan Jurnal Penutup
Terdapat beberapa tujuan dan fungsi jurnal penutup. Berikut beberapa yang pasti didapatkan oleh semua akuntan saat membuatnya.
- Dipakai untuk menutup saldo perkiraan pada akun sementara, setelah dibuat jurnal akhir ini nilai dari akun sementara akan kembali ke angka nol.
- Dipakai untuk menunjukkan jumlah saldo akun modal yang sesuai saat akhir periode. Pembuatan ini akan membuat saldo akun modal selalu sama di laporan akhir neraca.
- Dipakai untuk memisahkan transaksi pendapatan dan beban. Pemisahan ini akan membuat laporan tidak akan tercampur antara periode satu tahun dan beberapa tahun selanjutnya.
- Menunjukkan nilai neraca awal pada periode berikutnya setelah penutupan buku.
- Mempermudah adanya pemeriksaan atau audit yang dilakukan oleh tim terkait. Jadi, jika terjadi kesalahan masih bisa ditelusuri dengan baik.
- Dipakai untuk menunjukkan kondisi keuangan asli atau riil dari perusahaan. Umumnya akan terdiri dari harta, kewajiban dan ekuitas.
Ketentuan yang Wajib Ada di Jurnal Penutup
Ketika membuat contoh jurnal penutup yang dipakai pada perusahaan ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Ketentuan umum yang dimiliki adalah selalu memasukkan beberapa akun yang wajib untuk ditelaah. Berikut beberapa akun yang masuk dalam ketentuan.
1. Akun Pendapatan
Akun pendapatan adalah segala hal yang dilakukan oleh perusahaan dan memicu terjadinya untung. Berbagai kegiatan usaha baik dalam bentuk penjualan produk atau jasa sama-sama mendapatkan untung.
Selain itu ada juga pendapatan yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. Misal adanya penagihan dari pihak tertentu dan sejenisnya. Baik pendapatan langsung dan tidak langsung akan sama-sama masuk ke akun pendapatan.
Selanjutnya dari akun pendapatan ini akan dipindahkan secara langsung ke ikhtisar rugi-laba. Setelah dipindahkan, akun pendapatan akan kembali lagi menjadi nol. Apabila buku baru sudah dibuka, selanjutnya akun pendapatan akan diisi kembali.
2. Akun Beban
Beban atau expense adalah biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam menjalankan operasional mereka. Biaya ini dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapan mereka.
Normalnya akun beban ini berhubungan dengan pembelian bahan mentah atau bisa juga gaji para pegawai. Jumlah semua nominal yang ada di dalam akun beban ini juga akan dipindahkan secara langsung ke ikhtisar laba/rugi.
Setelah dipindahkan tidak akan ada lagi nominal pada akun beban atau expense atau kembali lagi menjadi nol. Selanjutnya dari bagian ikhtisar laba/rugi akan diproses kembali sebelum akhirnya jurnal penutup selesai dibuat.
3. Ikhtisar Laba/Rugi
Setelah semuanya masuk ke bagian ikhtisar laba/rugi, tahap selanjutnya adalah membandingkan dua akun yang sudah dimasukkan sebelumnya. Pertama adalah akun pendapatan dan yang kedua adalah akun beban atau expense.
Apabila akun beban lebih besar dari pendapatan, bisa dikatakan jika sebuah perusahaan sedang mengalami kerugian. Berarti perusahaan tidak menghasilkan keuntungan apa pun. Sebaliknya jika pendapatan jauh lebih besar dari akun beban atau expense, bisa dikatakan jika perusahaan sedang dalam kondisi untung.
4. Akun Prive
Selanjutnya jika perusahaan merupakan kategori kecil, akan ada akun prive. Umumnya akun prive akan ditarik ke akun modal. Sampai di sini pembuatan jurnal selesai. Selanjutnya alur ini akan tetap sama dari waktu ke waktu.
Cara Membuat Jurnal Penutup
Untuk membuat jurnal penutup ikuti beberapa langkah di bawah ini.
- Hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat jurnal ini adalah memindah semua pendapatan ke ikhtisar atau ringkasan.
- Semua beban atau expense juga akan dipindahkan ke bagian ringkasan.
- Membandingkan pendapatan dan beban untuk melihat apakah sedang untuk atau justru mengalami kerugian. Jika pendapatan lebih besar dari beban bisa dikatakan sedang mengalami keuntungan. Jika yang terjadi sebaliknya dikatakan rugi.
- Setelah terdapat keuntungan atau kerugian, barulah akan dipindahkan ke akun prive dan ditutup dengan pemindahan modal.
Jurnal penutup menjadi sangat penting dalam menjalankan bisnis jenis apa pun. Itulah kenapa sangat dianjurkan untuk membuat jurnal ini baik dengan cara manual atau bisa juga dengan memanfaatkan aplikasi akuntansi.