Jamuyuk, Bisnis Minuman Tradisional yang Merangkul Semua Kalangan
Di masa pandemi, banyak orang yang mulai mengonsumsi makanan dan minuman sehat demi meningkatkan imun tubuh. Salah satu yang cukup dicari ialah minuman tradisional seperti jamu, empon-empon, dan lain sebagainya.
Khasiat-khasiat yang ditawarkan dari minuman tradisional itu tidak kalah dari suplemen atau multivitamin yang tersedia di pasaran. Bahkan, bisa dikatakan minuman tradisional ini memiliki manfaat segudang untuk tubuh.
Oleh karena tingginya demand terkait minuman tradisional, tentu hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh pebisnis. Ada yang mengembangkan produk, ada pula yang membangun bisnis baru untuk dapat memenuhi keinginan masyarakat terkait minuman tradisional ini.
Salah satu bisnis tersebut ialah Jamuyuk. Lantas, apa saja produk yang dibuat oleh Jamuyuk? Simak cerita lengkapnya di bawah ini.
Awal Mula Jamuyuk
Jamuyuk merupakan bisnis yang fokus menjual minuman tradisional, yaitu jamu. Bisnis ini didirikan oleh Damayanti dan mulai beroperasi pada Agustus 2021. Bermula dari mimpi Damay yang ingin berbisnis sejak 2019. Akhirnya, ia memilih resign setelah kurang lebih berkarier sebagai pekerja kantoran selama kurang lebih 20 tahun.
“Saat itu (2019), saya bingung memilih antara berkarier atau berbisnis hingga pada suatu waktu saya meminta petunjuk dari Tuhan. Dari situ, ternyata makin lama hati saya lebih memilih untuk berbisnis,” kata Damay kepada KlikCair.
“Lalu akhirnya baru kesampaian membuat bisnis di Agustus 2021, yaitu Jamuyuk,” ujarnya menambahkan.
Sebelum memulai bisnis ini, Damay sempat mengikuti beragam seminar/webinar yang membahas bisnis UMKM dan entrepreneurship. Hal ini dilakukan sebab dirinya tidak memiliki background seorang pebisnis.
“Sebelum membangun Jamuyuk saya ikut banyak webinar. Ada salah satu webinar, saat itu sesi breakout yang membahas bisnis di berbagai industri, salah satunya FnB. Dari situ saya makin mantap untuk memulai dan mengembangkan bisnis minuman tradisional ini,” ungkapnya.
Dalam membangun Jamuyuk ini tidaklah sembarangan. Damay memanfaatkan sumber daya yang ada seperti tanaman/tumbuhan yang ada di kebunnya seperti bunga telang, jahe, dan jenis tumbuhan lainnya yang punya potensi diolah menjadi minuman.
Selain itu, ia juga melakukan riset dari pengalamannya mengonsumsi empon-empon. Damay menyebutkan bahwa dirinya tidak terpapar virus covid padahal beberapa orang terdekatnya kena virus tersebut.
Setelah ditelusuri, ternyata dia sejak kecil sampai sekarang sehari-harinya mengonsumsi empon-empon. maka dapat disimpulkan bahwa empon-empon ini membantu menguatkan sistem imun Damay.
Dari situ, ia terinspirasi untuk membuat jamu yang lebih diterima di semua kalangan baik anak muda hingga orang tua. Makanya dia membuat produk jamu yang berwarna-warni namun tetap berkhasiat.
“Kita semua tahu kalau jamu itu identik dengan warna cokelat dan aromanya jamu banget. Hal itu membuat banyak orang malas mengonsumsinya,” ucap Damay.
“Dari situlah saya mencoba memanfaatkan bunga telang, rosela, dan lain-lainnya untuk jadi bahan tambahan jamu yang saya buat. Sehingga jamu akan lebih berwarna dan menarik,” katanya lagi.
Benar saja, jamu buatan Damay memang menarik. mulai dari packaging dengan sticker yang penuh informasi serta warna jamu yang cukup unik namun tidak mengubah khasiatnya. Hal itu terbukti dengan dikonsumsinya jamu tersebut oleh anaknya yang terbilang cukup picky eater.
Bahkan, PO yang dilakukan saat masih awal sempat mencapai 1500 botol per bulan dan konsumennya menyebut produk Jamuyuk itu enak.
Dikerjakan dengan Higienis
Dari banyaknya pesanan itu, Damay mengaku bahwa proses pengerjaan produknya ini ia kerjakan sendiri dengan bantuan dari asisten rumah tangganya. Meski begitu, dalam proses pengerjaannya tentu tetap mengikuti kriteria yang sudah ditentukan sesuai dengan penyuluhan pengolahan pangan yang pernah diikuti.
“Tentu dalam proses pembuatannya saya menyesuaikan dengan penyuluhan pengolahan pangan. Kami harus memanage waktu. Contohnya, untuk membuat jamu biasa dikerjakan 3x seminggu (hari senin, rabu, dan jumat). Pembuatannya pun di pagi hari atau menyesuaikan dengan pesanan,”
Belum lagi dengan stempel logo halal MUI dapat memperkuat bahwa produk Jamuyuk ini dibuat dengan higienis dan sesuai anjuran.
Baca juga: Panduan Lengkap dan Cara Mendapatkan Logo Halal MUI
“Dan untuk pembagiannya pengerjaannya, saya lebih fokus ke semua lini mulai dari packaging sampai proses pengiriman. Sementara asisten rumah tangga saya membantu proses produksi,” ujarnya lagi.
Beruntung saat ini sudah banyak platform pengiriman yang membantu, sehingga Damay lebih memanfaatkannya dengan baik.
“Saya memanfaatkan platform yang menyediakan banyak keunggulan. Salah satunya ialah Paxel,” kata Damay.
Dari hal itulah proses distribusinya saat ini cukup luas. Bahkan beberapa kali sempat dikirimkan ke luar pulau Jawa.
Target yang Ingin Dicapai Jamuyuk
Saat ini, Damay mengakui masih banyak hal-hal yang harus dicapai dengan bisnis Jamuyuk ini.
Beberapa di antaranya ialah bisa bekerja sama dengan house kitchen serta dapat memperluas penyebarannya di pulau Jawa. Hal ini karena untuk saat ini masih hanya tersebar di Jabodetabek.
Selain itu, dalam 2 tahun ke depan Damay berharap bisa membuat pabrik khusus pengolahan produknya. Ini agar produk Jamuyuk dapat di ekspor.
Namun di balik banyak hal yang ingin dicapainya tentu ia menghadapi beberapa tantangan. Masalah utama yang dihadapi Jamuyuk ialah belum adanya partner bisnis.
“Sebagai bisnis UMKM, tentu untuk mencapai keinginan perlu partner bisnis yang tepat. Hal ini agar target-target yang sudah dicanangkan bisa dicapai dan memperoleh hasil yang maksimal,” ujarnya menjelaskan.
Nah buat TemanKlik yang mungkin tertarik untuk menjadi partner bisnis Jamuyuk, atau mungkin tertarik dengan produknya bisa langsung kunjungi akun Instagramnya di Official Jamuyuk. Atau kamu juga bisa membeli produknya melalui Tokopedia, Paxel Market, dan Yummy Shop.
Dalam berbisnis, ada proses jatuh bangun. Belajar dan sabar dengan proses yang dihadapi tersebut.
Informasi Lebih Lanjut
Alamat: Bekasi
Social Media: Official Jamuyuk
Platform: Tokopedia, Yummy Shop