Alasan Mengapa Banyak yang Suka Menjadi Investor Pasif 

Investor pasif
Alasan Mengapa Banyak yang Suka Menjadi Investor Pasif. Photo by Pexels
Waktu baca: 3 menit

Kamu pasti tahu siapa itu investor. Atau bahkan, kamu sudah mulai berpikir untuk menjadi seorang investor. Namun, apakah kamu tahu ada perbedaan antara investor pasif dan investor aktif?

Sudah banyak sekali orang kaya raya sebagai investor. Misalnya saja Warren Buffett. Apakah kamu tahu Warren Buffett itu termasuk investor pasif? Jika kamu tahu, mungkin kamu akan memilih untuk mencari tahu apa yang ia lakukan sehingga bisa menjadi seorang investor pasif yang sukses seperti saat ini.

Akan tetapi, ada hal lain yang juga perlu kamu pertimbangkan. Selain kaya raya, ada juga risiko atau kekurangan yang dirasakan oleh seorang investor pasif. Apa saja itu? 

Perbedaan Mendasar antara Investor Aktif dan Pasif 

Sebelumnya, kamu harus tahu dulu pengertian investor. Ini adalah profesi seseorang yang memberikan sejumlah dana untuk digunakan usaha. Dari usaha tersebut, maka keuntungan akan didapatkan oleh investor. Begitu juga ketika terjadi kerugian. Investor juga akan merasakan kerugian. Itulah bahasa sederhana yang bisa digunakan untuk menjelaskan siapa itu investor.

Kemudian, ada yang disebut dengan investor aktif. Ia adalah investor yang selalu melakukan jual beli. Misalnya saja kamu seorang investor saham aktif. Jadi, yang kamu perjualbelikan adalah saham. Ketika harga saham naik, mungkin kamu ingin segera mendapatkan profit dengan cara menjual saham tersebut. Kemudian, kamu mencari saham yang murah dengan harapan suatu saat nanti harganya naik.

Jadi, investor aktif adalah investor yang melakukan investasi jangka pendek. Ketika ada momen di mana ia bisa meraih keuntungan, maka ia akan melakukan tindakan, entah itu menjual atau membeli.

Lain hal dengan investor pasif. Ia adalah seorang investor yang melakukan investasi jangka panjang. Ia tidak terpengaruh dengan harga yang naik atau turun. Ia fokus untuk memiliki aset investasi sehingga secara jangka panjang nanti ia mendapatkan keuntungan.

Dari perbedaan tersebut, menurut kamu lebih banyak mana? Investor aktif atau pasif? Kebanyakan sekarang ini adalah investor aktif. Mereka merupakan orang-orang yang ingin segera mendapatkan profit dari melakukan investasi jangka pendek. 

Kalau kamu, mau pilih yang mana?

Baca juga: Cara Menghitung Growth Investasi, CAGR Beserta Kegunaannya

Tips Sukses Menjadi Seorang Investor Pasif 

Dari penjelasan tentang pengertian investasi di atas, ada perbedaan signifikan antara investor aktif dan pasif. Mereka yang ingin nyaman di saat tua akan memilih melakukan investasi jangka panjang. Artinya ia memilih untuk menjadi investor pasif. Ketika usia sudah tidak lagi produktif karena sudah tua, ia masih mendapatkan penghasilan dari aset investasi yang sudah ditanam sejak lama.

Lalu, bagaimana agar sukses menjadi seorang investor pasif? Berikut ini tips yang bisa kamu terapkan:

  1. Gunakan Uang Dingin

Karena investasi jangka panjang, maka tidak boleh mengharap untuk mendapatkan profit dalam kurun waktu yang pendek. Itu artinya jangan gunakan uang sembarangan. Untuk investasi model ini, gunakan uang dingin, yaitu uang yang tidak akan kamu gunakan dalam jangka pendek. Ini bukan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok, uang untuk membayar tagihan, atau uang untuk membayar sekolah anak.

Coba kamu hitung kembali berapa uang yang kamu miliki saat ini. Lakukan pembagian. Pilih mana uang yang harus kamu siapkan untuk memenuhi kebutuhan, membayar tagihan, atau untuk jaga-jaga. Setelah dikurangi itu semua, sisanya bisa disebut dengan uang dingin, yaitu uang yang kamu tidak tahu mau digunakan untuk apa.

  1. Memilih Aset Sekuritas

Sudah punya uang dingin? Langkah berikutnya adalah memilih aset yang tepat untuk investasi. Karena ini investasi jangka panjang, kebanyakan investor pasif memilih berinvestasi pada aset sekuritas. Mengapa? Karena ini kemungkinan bisa berkembang dalam kurun waktu yang panjang. 

  1. Investasi di Bidang Properti

Sebenarnya, bukan hanya aset sekuritas yang cocok untuk investasi jangka panjang. Ada lagi yang bisa dijadikan alternatif, yaitu investasi di bidang properti. Ini termasuk jenis investasi yang sebenarnya sudah banyak orang ketahui bahwa properti sangat menguntungkan.

Kamu pasti tahu properti itu selalu naik harganya. Semakin hari semakin banyak yang membutuhkan. Harga bahan bangunan semakin naik. Ini yang membuat harga properti semakin melangit. Bahkan, ada yang bilang ada kemungkinan generasi muda yang baru mulai ingin memiliki properti pertama dalam hidupnya tidak mampu untuk membeli. Mengapa? Karena kenaikan harga properti lebih tinggi daripada kenaikan gaji atau pendapatan mereka.

Jadi, sangat bisa dimaklumi kan mengapa investor pasif memilih bidang properti?

  1. Update Informasi Ekonomi

Meskipun kamu tidak perlu melakukan jual beli setiap kali ada pergerakan harga, sebagai investor kamu tetap harus mengupdate informasi ekonomi. Mungkin aset investasi kamu saat ini turun. Sebagai investor pasif, kamu tetap memegang, tidak melepasnya. Namun, tetap saja kamu harus melihat kondisi ekonomi, entah itu nasional atau global. Ini yang perlu kamu lihat sebagai acuan untuk membuat keputusan untuk jangka panjang.

Itulah beberapa hal yang perlu kamu pelajari sebagai seorang investor pasif. Sudah siap untuk berinvestasi? Sudah menentukan di bidang investasi mana yang akan kamu pilih? Pastikan kamu memilih investasi yang diproyeksikan terus berkembang. Ini yang terpenting dalam menjalankan investasi jangka panjang. 

Mungkin Anda juga menyukai