Harga Emas Antam Stabil Meski Ada Sentimen Virus Corona
Harga emas yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) stabil pada Senin (3/2/2020) di level Rp 732.000/gram dari posisi Sabtu pekan lalu. Sebelumnya pada Jumat (31/1/2020) mengalami pelonjakan Rp 7.000 per gramnya. Stabilnya harga emas Antam itu tidak mencerminkan volatilitas harga emas global yang masih diguyur sentimen negatif dari merebaknya virus corona asal China ke berbagai belahan dunia.
Sentimen negatif akan membuat pasar instrumen investasi berisiko, namun dengan kodrat sebagai produk yang dianggap lebih aman atau safe haven instrument. Maka dari itu, harga emas akan terangkat justru saat muncul sentimen negatif di pasar keuangan.
Selain itu, menurut data situs logammulia, harga buy back emas Antam di gerai resmi juga mengalami stabil di Rp 697.000/gram dari posisi Sabtu lalu. Harga ini menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik emas bersertifikat tersebut ingin menjual kembali investasi di gerai resmi.
Baca juga: Inilah Alasan Milenial Cocok untuk Investasi Emas
Harga emas Antam tidak mengalami pergerakan setelah naik RP 7.000/gram pada Sabtu lalu. Hal itu terjadi karena naiknya harga emas di pasar spot global yang melonjak menjadi 1.589,81 dollar AS per troy once (oz) pada Sabtu pekan lalu dari 1.573,92/oz satu hari sebelumnya.
Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.
Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.
Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri.
Sumber: CNBC Indonesia