2 Format Laporan Posisi Keuangan yang Bisa Kamu Gunakan
Siapa saja yang sedang menjalankan bisnis pasti ingin tahu kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, mereka harus mengerti format laporan posisi keuangan.
Sayangnya, banyak pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan keuangan seperti ini. Mungkin mereka sudah mencatat transaksi yang keluar ataupun yang masuk. Akan tetapi, mereka lupa jika ternyata ada pencatatan lainnya yang tak kalah penting, yaitu laporan posisi keuangan.
Apakah kamu pernah merasa perusahaan sudah dalam kondisi yang baik tapi ternyata performa perusahaan masih kalah jauh dari kompetitor? Atau pernahkah kamu salah dalam membuat kebijakan yang tepat untuk diterapkan selanjutnya? Hal tersebut tidak akan terjadi lagi jika kamu tahu bagaimana membuat laporan posisi keuangan dengan format yang tepat.
Apa yang Dimaksud dengan Laporan Posisi Keuangan?
Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan laporan posisi keuangan? Secara singkat, laporan posisi keuangan adalah sebuah catatan keuangan yang merekam semua hal mulai dari modal, aktiva, serta utang yang dimiliki perusahaan. Dalam dunia akuntansi, ini disebut juga dengan statements of financial position atau balance sheet. Dengan adanya item seperti itu, perusahaan akan tahu bagaimana gambaran sebenarnya keuangan pada saat pelaporan dilakukan.
Jika sudah ada hasilnya, kamu bisa melakukan perbandingan dengan laporan posisi keuangan di periode sebelumnya. Apakah kondisinya sama, lebih baik, atau jangan-jangan semakin buruk. Dari sanalah kamu bisa menilai kinerja perusahaan dari periode satu ke periode lainnya.
Dari penjelasan singkat tersebut, sudah tahu kan apa itu laporan posisi keuangan? Mungkin kamu juga sudah mengerti tujuan atau manfaat dari laporan yang satu ini. Sekarang, kamu harus tahu apa saja yang dimasukkan dalam laporan serta bagaimana format laporan posisi keuangan yang benar.
Baca juga: Apa Itu PSAK? Ini Dia Pengertian, Sejarah, dan Jenis PSAK
Apa Saja Komponen dalam Laporan Posisi Keuangan?
Ada tiga item atau komponen yang harus dicatat dalam laporan posisi keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal. Ketiga komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktiva
Item pertama yang dimasukkan ke dalam laporan posisi keuangan adalah aktiva. Ini merupakan aset yang dimiliki oleh perusahaan yang bisa digunakan di masa mendatang. Contohnya kendaraan operasional, kantor, mesin produksi, dan lain sebagainya.
2. Kewajiban
Perusahaan biasanya memiliki kewajiban yang harus dikeluarkan atau dibayarkan. Ini bisa disebut dengan utang. Dalam hal ini, utang dibagi menjadi dua, yaitu:
- Utang Lancar
Ini juga disebut dengan utang dengan tempo yang pendek. Jadi, ada sejumlah uang yang harus dibayarkan sebagai pembayaran utang.
- Utang Jangka Panjang
Ini utang yang temponya panjang. Ini biasanya bentuk utang yang jumlah angsuran yang wajib dibayarkan tidak begitu besar.
3. Modal
Item yang ketiga adalah modal. Setiap perusahaan memiliki modal. Ini bukan hanya modal saat perusahaan dibangun tapi juga ada kemungkinan jumlah modal yang bertambah di tengah perjalanan membangun perusahaan. Atau bisa juga modal tersebut justru berkurang karena beberapa faktor.
Nah, sekarang sudah tahu kan apa saja komponen yang harus dimasukkan dalam laporan posisi keuangan? Lalu, bagaimana dengan formatnya?
2 Jenis Format Laporan Posisi Keuangan
Sekarang, kamu harus lanjut mempelajari format pembuatan laporan posisi keuangan. Dalam hal ini, ada dua format yang bisa kamu pilih. Apa saja itu?
- Bentuk Staffel
Ini merupakan format laporan posisi keuangan di mana susunan dibuat memanjang dengan saldo yang ditulis di bagian samping. Saldo tersebut dituliskan di kolom debet dan kredit.
- Bentuk Skontro
Jika kamu memilih format yang satu ini, maka aktiva berada di posisi kanan. Sementara itu, pasiva berada di sebelah kiri.
Dari dua format tersebut, kira-kira mana yang akan kamu pilih? Agar lebih jelas, kamu bisa mencari contoh statements of financial position.
Yang pasti, laporan sangat penting ketika kamu ingin membuat kebijakan. Apalagi jika kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan masa depan perusahaan. Jelas data yang dijadikan bahan pertimbangan harus akurat. Laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting.
Lalu, ada satu pertanyaan yang juga harus kamu tahu jawabannya. Kapan laporan ini harus dibuat? Sebenarnya, ini tergantung kamu sebagai pelaku bisnis. Kamu bisa menentukan periode sesuai dengan kebutuhan. Namun, kebanyakan periode tersebut berdasarkan tahun fiskal atau tahun kalender.
Yang terpenting, laporan dibuat dengan detail dan teliti. Satu kesalahan kecil bisa berakibat sangat fatal. Karena kesalahan kecil dari pelaporan bisa membuatmu salah besar dalam menentukan kebijakan.
Maka dari itu, kamu harus memastikan akuntan yang dipilih benar-benar tahu bagaimana cara membuat laporan posisi keuangan. Jika perlu, kamu juga perlu tahu format laporan posisi keuangan agar bisa mengevaluasi. Ada kemungkinan pegawaimu di bidang pelaporan melakukan kesalahan. Ketika tahu format pelaporan, kamu bisa mengoreksi sendiri.
Jadi, segera lakukan pendataan keuangan untuk bisa tahu kondisi keuangan perusahaan. Mulai dengan sekarang. Jangan tunggu terlalu lama. Semakin cepat, maka semakin jelas kondisi keuangan perusahaan. Semakin mudah juga kamu dalam menerapkan kebijakan.
Segera tentukan mana format laporan posisi keuangan yang ingin kamu gunakan. Sesuaikan dengan kondisi dan situasi keuangan perusahaanmu.