Cara Menentukan Harga Jual dengan Rumus Paling Sederhana
Pernahkah kamu merasa sudah jualan banyak tapi untungnya kok sedikit. Atau justru malah kamu merasa sama sekali tidak mendapatkan untung. Jika itu yang kamu alami sekarang, kamu perlu tahu bagaimana cara menentukan harga jual yang tepat.
Ada banyak sekali pengusaha yang sebenarnya sudah tahu berapa sih harga beli barang lalu berapa keuntungan yang mereka akan dapatkan. Namun, mereka lupa ada faktor lain yang tidak dimasukkan dalam menentukan harga jual. Misalnya saja ongkos kirim, biaya packaging, biaya karyawan, biaya listrik, sewa gedung, dan lain sebagainya. Sehingga meskipun barang sudah terjual begitu banyak, rasanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan. Bahkan justru rugi.
Makanya, menentukan harga itu tidak mudah. Kamu harus mempertimbangkan beberapa faktor tersebut. Belum lagi angka terakhir yang muncul yang diharapkan secara psikologis tidak dianggap mahal oleh pelanggan kamu.
Lalu, bagaimana cara menentukan harga jual yang tepat?
Menentukan Harga Jual dengan Metode Markup Pricing
Mungkin Anda masih berpikir untuk membuat daftar pengeluaran apa saja dalam usaha yang kamu jalankan. Misalnya saja biaya sewa gedung, gaji karyawan, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut bisa saja kamu hitung secara detail.
Akan tetapi, ada satu kekurangan. Kamu akan menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan harga jual dengan memasukkan semua variabel tersebut. Dan ada juga risiko lain. Yaitu kamu salah dalam melakukan kalkulasi. Apalagi jika itu terkait dengan gaji dan tunjangan karyawan.
Sebenarnya, cara menentukan harga jual yang paling mudah dan tepat adalah dengan menggunakan metode markup pricing. Apa itu markup pricing?
Secara sederhana, markup pricing itu menaikkan harga dari total biaya yang sudah kamu keluarkan untuk produksi. Singkatnya, kamu menaikkan harga yang disebut dengan markup agar kamu mendapatkan keuntungan yang lebih.
Misalnya saja kamu mau menjual roti. Untuk membuat satu roti, kamu membutuhkan biaya produksi katakanlah 3.000. Ini sudah termasuk biaya pembelian bahan dan juga gaji karyawan.
Baca juga: Tips Cari Suplier Tangan Pertama yang Tepat untuk Diajak Berbisnis
Nah, kamu bisa langsung melakukan markup pricing dengan cara menaikkan harga 10-20 persen. Bagaimana caranya?
Harga jual= biaya produksi + (biaya produksi x markup)
Harga jual= Rp 3.000 + (Rp 3.000 x 10%)
Jadi harga jualnya adalah 3.300
Jadi, setiap satu penjualan, kamu mendapatkan keuntungan 3.000. Dan itu keuntungan bersih karena biaya-biaya lainnya sudah dihitung sebelumnya.
Mungkin kamu bertanya kenapa harus menggunakan cara markup pricing. Alasan pertama, ini cara yang paling sederhana. Bahkan, kamu yang tidak memiliki basic keilmuan dalam hal bisnis bisa menerapkannya. Yang kedua, angka psikologi yang dihasilkan sangat masuk akal. Yang terpenting, persentasenya jangan terlalu tinggi. Sangat disarankan agar kamu menggunakan angka 10% hingga 20%. Persentase tersebut akan menghasilkan harga jual yang masuk akal menurut pelanggan.
Dan alasan yang terakhir, kamu akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan biaya produksi. Misalnya saja ketika biaya produksi naik karena harga bahan dasarnya naik, kamu pun mendapatkan harga jual yang pas dan keuntungan yang jelas. Di sisi lain, ketika biaya produksi bisa ditekan, kamu bisa menurunkan harga jual tanpa mengurangi keuntungan. Pelanggan senang karena harga jual murah. Kamu pun bahagia karena sudah mendapatkan keuntungan.
Nah, itulah cara menentukan harga jual yang sangat mudah. Tentu ada metode lainnya. Akan tetapi, kebanyakan pengusaha menggunakan metode markup pricing ini dalam menentukan harga produk yang mereka jual. Silakan dicoba!