7 Cara Membuat Branding dari Nol, Cocok Buat Brand Barumu!
Membuat dan membangun brand dari nol memang sekilas terdengar seperti tugas yang susah. Meski begitu, bukan berarti hal ini mustahil buat kamu lakukan, kok! Apalagi kamu bisa simak dan ikut 7 cara membuat branding yang akan dibahas lebih mendalam di ulasan berikut ini.
Terlepas dari apakah kamu benar-benar baru kali ini mulai membangun brand buat bisnis, atau ingin mendesain ulang branding yang sudah berjalan, berikut ini adalah cara branding untuk strong brand identity bagi bisnismu. Selamat membaca!
Cara Membangun Brand dari Nol
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, artikel ini akan membahas 7 cara untuk membangun brand. Yuk simak ulasannya di bawah ini.
Riset target audiens dan competitor
Sebelum kamu benar-benar terjun untuk membuat keputusan mengenai cara membuat merek sendiri, kamu harus paham kondisi pasar saat ini terlebih dahulu. Contohnya mengetahui siapa konsumen potensialmu dan kompetitor.
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan dalam tahap ini, seperti:
- Gunakan Google untuk mencari kategori produk atau jasa yang kamu geluti, kemudian analisis kompetitor langsung maupun kompetitor tak langsung yang muncul di halaman pencarian.
- Cek forum-forum yang sekiranya berkaitan dengan target pelangganmu, kemudian amati percakapannya serta rekomendasi produk yang dibahas.
- Mengobrol dengan orang-orang yang merupakan bagian dari target pasarmu, dan tanyakan kepada mereka apa brand yang biasa jadi pilihan mereka.
- Cek akun-akun media sosial relevan yang diikuti oleh target audiensmu.
- Coba berbelanja secara online maupun offline untuk mendapatkan pengalaman bagaimana pelangganmu berbelanja produk seperti yang kamu punya.
Pada saat kamu melakukan risetmu, kamu bisa perhatikan dengan seksama beberapa poin berikut ini:
- Siapa pelanggan yang paling gampang kamu dekati.
- Apa saja brand besar yang sudah dikenal di pasar.
- Apa yang jadi interest/minat pelangganmu, apa yang mereka bicarakan, dan bagaimana mereka berkomunikasi.
Ketiga poin tersebut penting untuk kamu pahami agar nantinya kamu tahu apa yang semestinya jadi fokus brand-mu serta positioning-nya di pasar agar brand-mu bisa dibedakan dari kompetitor di mata audiens.
Pilih fokus dan kepribadianmu
Pada saat kamu membangun brand, kamu harus ingat satu hal penting yang satu ini: brand-mu tidak bisa jadi segalanya buat semua orang, apalagi di tahap awal. Dan di sinilah pentingnya fokus, atau tepatnya positioning brand-mu.
Tentukan positioning statement-mu, yaitu pernyataan yang menunjukkan posisimu di pasar. Contohnya: “Kami menawarkan [produk/jasa] bagi [target pasar] untuk [value proposition]. Beda degan [alternatif produk dari competitor], kami bisa [faktor pembeda utama].”
Baca juga: 5 Manfaat Branding untuk Bisnis yang Perlu Diketahui
Pilih nama bisnis untuk brand
Meskipun brand seringkali diidentikkan dengan nama, sebenarnya brand lebih dari sekadar nama. Soalnya, seperti apa kepribadian, action, dan reputasi identitas brand-mu sebenarnya adalah faktor-faktor yang memberikan makna bagi nama brand-mu di pasar.
Akan tetapi, buat kamu yang masih pemula atau merupakan pelaku bisnis kecil, memilih nama bisnis bisa jadi merupakan salah satu keputusan besar pertama yang kamu buat. Soalnya, nama brand akan memengaruhi logo, domain, strategi marketing, hingga pendaftaran merek dagang.
Idealnya, pilih nama yang sulit ditiru, dan juga hindari nama yang terlalu spesifik berdasarkan kategori produk. Apalagi kalau sejak sekarang kamu memang sudah berencana untuk memperluas lini produk di kemudian hari.
Buat slogan
Punya slogan yang catchy akan sangat membantumu dalam jangka panjang. Sebuah slogan yang singkat dan jelas bisa kamu pasang di bio media sosial, header di website, kartu nama, maupun di media manapun.
Menariknya, slogan selalu bisa kamu ubah di kemudian hari sesuai kebutuhan atau perubahan kondisi bisnis. Bahkan brand sebesar Pepsi sekalipun sudah mengganti slogannya lebih dari 30 kali, lho!
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba saat membuat slogan. Misalnya dengan mempertegas positioning-mu, menggunakan metafora, mengadopsi perilaku audiensmu, menggunakan rima, dan sebagainya.
Tentukan tampilan brand
Selain nama, elemen yang sering diidentikkan dalam branding dan penting dilakukan saat membangun brand adalah menentukan tampilan brand. Spesifik lagi adalah memilih warna dan font untuk brand-mu, atau desain brand secara umum. Artinya, kamu menentukan seperti apa brand-mu ditunjukkan secara visual.
Pilihlah warna yang tak hanya menunjukkan warna brand, tapi juga menggugah emosi tertentu yang ingin kamu sampaikan kepada target audiens. Di samping itu, pilihlah warna yang berbeda dari warna kompetitor agar brand-mu bisa mudah dikenali dan tidak membuat audiens bingung.
Sedangkan untuk font, kamu bisa pertimbangkan apa font yang ingin kamu pakai di website. Sebaiknya pilih font yang simpel dan tak perlu banyak-banyak – 2 atau 3 jenis font saja biasanya sudah cukup untuk heading dan body text.
Desain logo brand
Secara umum, desain logo brand bisa jadi merupakan salah satu hal yang pertama kali terlintas di kepala ketika bicara soal cara membuat branding. Hal ini dirasa wajar, karena logo pada dasarnya adalah “wajah” dari perusahaanmu dan pasti nantinya akan muncul di mana saja.
Meski begitu, rupanya proses desain logo brand malah tidak langsung dilakukan di tahap awal. Soalnya, tanpa pemahaman yang mendalam mengenai audiens, target pasar, kompetitor, fokus, kepribadian brand, hingga tampilan brand, bisa jadi logo yang kamu buat tidak bermakna apapun selain hanya sebagai sebuah karya visual.
Padahal, sekali lagi ingat bahwa branding tak hanya soal nama atau visual saja. Idealnya, pilihlah logo brand yang unik, namun tetap bisa dikenali. Tak hanya itu saja, logo juga harus bisa ditempatkan di berbagai media dalam berbagai ukuran, mulai dari platform digital hingga offline, website banner hingga foto profil media sosial.
Terapkan branding ke seluruh aspek bisnismu
Kalau sudah, sekarang saatnya kamu menerapkan atau menggunakan branding-mu ke semua aspek bisnis. Tujuannya adalah untuk membangun brand story yang menyeluruh. Brand story sendiri menunjukkan apa bisnismu dan apa yang bisnismu wakilkan. Di samping itu, brand story juga menentukan seperti apa interaksi konsumen dengan brand-mu, baik itu secara online maupun di toko.
Penerapan branding tak hanya soal mencetak logo dan menggunakannya di berbagai platform, tapi juga soal bagaimana karyawanmu berinteraksi dengan para pelanggan. Bahkan branding juga perlu diterapkan bagi para karyawan yang aktivitasnya tidak bersinggungan langsung dengan pelanggan, seperti karyawan produksi atau keuangan.
Itu dia rangkuman 7 cara membuat branding yang bisa kamu ikuti. Semoga informasi di atas bermanfaat buat kamu dan selamat mencoba!