Bingung Pilih Reseller atau Dropshipper? Ini Pembahasannya
Di kondisi yang seperti saat ini, ada beberapa orang yang kondisi keuangna tidak stabil karena mengalami pemotongan gaji atau bonus hingga PHK dari pekerjaannya. Dari hal itu, pasti akan mencari berbagai cara untuk bisa kembali menstabilkan kondisi keuangannya. Salah satunya ialah berjualan entah menjadi reseller atau dropshipper.
Namun, masih banyak yang bingung membedakan seorang reseller atau dropshipper. Sebab, keduanya jika dilihat sekilas terlihat sama saja. Namun sebenarnya ada perbedaan utama serta kelebihan dan kekurangan dari kedua hal itu.
Berikut ini penjelasan mengenai perbedaan serta keuntungan dan kelebihan menjadi seorang reseller atau dropshipper yang perlu dipahami.
Perbedaan reseller dan dropshipper
Perbedaan antara reseller dan dropshipper sebenarnya memang tidak terlalu signifikan jika dilihat sekilas. Tapi, jika kamu melihat dari definisinya, baik reseller atau dropshipper memiliki perbedaan.
Reseller adalah orang yang menjual kembali produk dari supplier kepada konsumen. Perlu ditekankan lagi, reseller ini bukan bagian dari supplier. Untuk menjadi seorang reseller, kamu harus mengeluarkan modal sendiri dan membeli produk langsung dari supplier. Selain itu, kamu juga harus menyetok barang yang akan dijual.
Sementara, dropshipper adalah orang yang menjual produk dari supplier tanpa perlu stok barang tersebut. Dropshipper hanya menjual kepada konsumen dengan memperlihatkan produk tersebut. Bila ada calon pembeli yang memesan, maka dropshipper akan meneruskan pesanan kepada supplier untuk diproses. Barang yang dipesan tersebut akan dikirim oleh supplier dengan mengatasnamakan dropshipper.
Baca juga: Kiat-kiat Bangun Bisnis saat Resesi untuk Milenial
Kelebihan dan kekurangan reseller
Dalam menjadi reseller, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang harus dipahami. Kelebihan utama menjadi seorang reseller ialah kamu bisa menyetok barang terlebih dahulu. Dengan begitu kamu bisa tahu kualitas produk yang dijual. Selain itu, keuntungan yang didapat juga maksimal dan bisa ditentukan sendiri oleh reseller. Biasanya, supplier akan memberikan diskon tertentu untuk reseller menjual kembali produknya.
Adapun untuk kekurangannya, seorang reseller harus mengeluarkan modal awal sendiri dengan nominal yang cukup besar untuk membeli barang dari supplier yang akan dijual. Selain itu, jika barang yang dibeli kualitasnya kurang maksimal maka pihak reseller yang akan bertanggung jawab.
Kelebihan dan kekurangan dropshipper
Menjadi seorang dropshipper berarti kamu tidak perlu repot menyetok barang terlebih dahulu. Dengan begitu, kamu tidak perlu menyiapkan modal awal yang besar untuk memulai menjadi seorang dropshipper. Selain keuntungan tersebut, kamu juga bisa menjual barang dari beberapa supplier. Intinya, tugas seorang dropshipper cukup memaksimalkan pemasaran produk yang dijual saja.
Namun, kekurangan yang dirasakan saat kamu menjadi dropshipper ialah yang berkaitan dengan komplain langsung dari pelanggan. Jika barang atau produk yang dijual kurang bagus kualitasnya, maka konsumen tetap akan menyalahkanmu sebagai penjual.
Demikian penjelasan singkat mengenai reseller dan dropshipper yang perlu dipahami. Intinya, sebelum kamu memilih akan menjalankan bisnis sebagai reseller atau dropshipper pertimbangkan keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Selamat mencoba!