Apa yang Dimaksud dengan E-Commerce? Simak di Sini!
Perkembangan teknologi digital saat ini sangatlah dirasakan oleh masyarakat dunia. Bahkan, kini banyak orang telah berdampingan dengannya. Tak terkecuali kemunculan e-commerce yang juga merupakan hasil kecanggihan tersebut. Lantas, apa yang dimaksud dengan e-commerce?
Keberadaan e-commerce sendiri pasti sudah sangat akrab di kalangan masyarakat yang gemar berbelanja online. Apakah kamu termasuk orang yang suka berbelanja online? Jika iya, maka sebenarnya kamu sudah menggunakan kemudahan dari e-commerce itu sendiri.
Untuk lebih memahaminya, baiknya kamu menyimak lebih jauh mengenai apa itu e-commerce. Berikut akan dibahas dengan lengkap terkait apa yang dimaksud dengan e-commerce dan contohnya.
Apa Itu E-Commerce?
Setelah mengetahui apa itu e-commerce secara umum, kini baiknya kamu menyelaminya lebih dalam. E-commerce artinya seluruh kegiatan yang berhubungan dengan transaksi yang dilakukan secara online.
Transaksi tersebut berlangsung melalui jaringan internet dan elektronik lainnya. Namun, umumnya, masyarakat mengenal e-commerce sebagai sebuah aktivitas belanja online atau transaksi jual-beli melalui internet, baik benda maupun produk digital.
Laudon & Laudon mengungkapkan bahwa e-commerce merupakan prosesi jual dan beli barang secara elektronik oleh konsumen, yang merupakan transaksi business-to-business melalui perantara computer, yakni menggunakan jaringan.
Sementara itu, menurut David Baum (1999), e-commerce didefinisikan sebagai seperangkat teknologi yang dinamis dengan bentuk aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan bisnis, konsumen, dan masyarakat dalam pertukaran barang, jasa, dan informasi secara elektronik.
Itulah penjelasan mengenai pengertian e-commerce menurut para ahli. Kini, kamu sudah mengetahui bukan, apa yang dimaksud dengan e-commerce? Agar kamu lebih memahaminya, simak sejarah perkembangan hingga contoh e-commerce berikut.
Baca juga: Pahami Dulu Apa Itu Wholesale dan Keuntungan yang Bisa Kamu Dapatkan
Sejarah Perkembangan E-Commerce
Sebenarnya, e-commerce sudah muncul sejak awal tahun 1970-an dengan adanya inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Namun, saat itu pengaplikasiannya masih sangat terbatas pada perusahaan-perusahaan besar.
Seiring dengan adanya komersialisasi internet pada awal tahun 1990-an, maka muncullah istilah electronic commerce (e-commerce). Di mana hal itu berdampingan dengan pesatnya pertumbuhan teknologi hingga mencapai jutaan pelanggan.
E-commerce pertama kali diperkenalkan ketika banner-elektronik pertama digunakan untuk tujuan promosi dan periklanan dalam sebuah halaman website pada tahun 1994. Bahkan, pada tahun 2003, Riset Forrester mengatakan bahwa hasil penjualannya seharga AS $ 12,2 miliar.
E-commerce juga merupakan bagian dari e-business. Apa yang dimaksud dengan e-business adalah perluasan jangkauan yang tidak hanya mencakup perniagaan, melainkan kolaborasi mitra bisnis, nasabah, lowongan kerja, dan masih banyak lagi.
Jenis-Jenis E-Commerce
Kini kamu telah mengetahui lebih dalam apa yang dimaksud dengan e-commerce. Untuk memperluas pengetahuanmu, perhatikan pula jenis-jenis e-commerce berikut.
1. Business to Business (B2B)
Jenis e-commerce yang satu ini merupakan e-commerce satu perusahaan yang menjual produk layanan ke perusahaan lain. Model e-commerce B2B ini biasanya melibatkan jumlah produk yang cukup besar. Hal ini terlihat ketika perusahaan membeli perlengkapan dari kantor produsen.
2. Business to Consumer (B2C)
Dalam jenis e-commerce ini, perusahaan menjual produk atau layanannya langsung kepada konsumen. Umumnya, pelanggan e-commerce B2C ini hanya terlibat dalam industri ritel. Aktivitas ini terjadi misalnya ketika kamu membeli sesuatu dari toko online.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Kegiatan e-commerce yang satu ini terjadi misalnya, ketika kamu menjual barang bekas melalui internet. Jadi, jenis e-consumer ini merupakan transaksi online antara dua orang yang sebenarnya juga sama-sama konsumen.
4. Consumer to Business (C2B)
Tidak seperti jenis lainnya, apa yang dimaksud dengan e-commerce jenis C2B ini merupakan sistem penjualan produk atau layanan dari seseorang kepada perusahaan. Misalnya, desain grafis atau konten kreator yang menjual logo atau karyanya ke perusahaan.
5. Business to Government (B2A)
Mirip dengan B2B, akan tetapi jenis e-commerce ini memiliki pelaku antara perusahaan dengan instansi pemerintahan. Contoh e-commerce ini adalah layanan pembuatan website untuk sistem manajemen online.
6. Consumer to Government (C2A)
Cara kerja jenis C2A ini sama dengan C2B. Bedanya, transaksinya dilakukan oleh individu pada Lembaga pemerintahan. Jenis e-commerce ini biasanya berupa jasa.
Itulah jenis-jenis beserta contoh e-commerce masing-masing jenisnya. Dengan memahami jenis-jenisnya tersebut, kamu akan lebih memahami apa yang dimaksud dengan e-commerce.
Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Sebenarnya, baru-baru ini saja keberadaan e-commerce di Indonesia mengalami perkembangan. Meski begitu, e-commerce Tanah Air menjadi satu dari 10 negara teratas yang mengalami pertumbuhan paling cepat di dunia.
Pada tahun 2018, e-commerce di Indonesia tumbuh sebesar 78%. Dari jumlah tersebut 17,7% merupakan pembelian tiket dan reservasi hotel, 11,9% dari penjualan kosmetik dan 10% dari produk kesehatan. Dari hal itu dapat terlihat e-commerce sangat berguna bagi pebisnis.
Contoh E-Commerce di Indonesia
Usai mengetahui apa yang dimaksud dengan e-commerce, kamu perlu tahu contoh-contoh e-commerce di Indonesia. Perkembangan e-commerce di Indonesia seperti dipaparkan di atas tak dapat terlepas dari adanya beberapa e-commerce berikut.
- Shopee, merupakan salah satu contoh e-commerce di Indonesia yang banyak diminati oleh masyarakat.
- Tokopedia, aplikasi jual beli milik PT.Dwitama. Hampir mirip dengan Shopee, berbagai produk pun tersedia di Tokopedia. Berdasarkan riset, Tokopedia merupakan e-commerce paling digemari nomor dua di Indonesia.
- Lazada, e-commerce yang didirikan oleh Singapura pada tahun 2011 dan mulai masuk di Indonesia pada 2012.
- Bukalapak, didirikan pada tahun 2010 dan berhasil meraih status Unicorn pada tahun 2017.
- BliBli, berdiri pada tahun 2011 dan menduduki posisi keenam sebagai platform e-commerce yang paling banyak digunakan. Blibli memiliki fokus bisnis B2B, B2C, dan B2B2C.
Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce
Selain mengenal apa yang dimaksud dengan e-commerce, kamu juga perlu memahami kelebihan dan kekurangan e-commerce. Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan e-commerce? Berikut akan diuraikan mengenai hal tersebut.
a. Kelebihan E-Commerce
- Biaya operasional lebih rendah daripada toko offline, ini merupakan satu keuntungan e-commerce bagi pebisnis
- Margin tinggi dari penjualan produk digital, sehingga mendatangkan untung besar
- Menjangkau konsumen global
- Toko bisa buka 24 jam tanpa harus menunggu tempat
- Transaksi online kini semakin meningkat, sehingga memiliki prospek yang lebih cerah
- Situs mudah dioptimasi
- Lebih mudah dikembangkan
- Outsourcing tugas lebih mudah dan murah
- Aset pemasaran lanjutan terjangkau
- Beradaptasi dengan perubahan secara cepat
b. Kekurangan E-commerce
- Memerlukan strategi pengiriman agar efisien
- Memerlukan jaminan uptime, keamanan, dan perlindungan dari penipuan
- Tingkat ketidakcocokan lebih tinggi
- Persaingan tinggi
Manfaat E-Commerce
Apa yang dimaksud dengan e-commerce ternyata mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan konsumen. Di antara manfaat e-commerce bagi perusahaan dan konsumen adalah sebagai berikut.
- Mudah diakses di mana saja
- Tidak membutuhkan modal besar untuk membangun toko
- Pengelolaan praktis dengan fitur-fitur
- Memiliki produk beragam dalam satu platform
- Wilayah penjualan yang tak terbatas
- Dapat melihat ulasan kredibilitas pelanggan, itulah manfaat e-commerce
Demikian penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan e-commerce. Jika kamu menghendaki lebih banyak informasi mengenai e-commerce, kini telah banyak makalah e-commerce yang meneliti perkembangannya. Kamu dapat belajar melalui makalah tersebut.