Biar Tidak Kewalahan, Ini Lho Persentase Utang dari Gaji
Utang bukan hal yang salah. Yang salah itu ketika kamu tidak mematuhi persentase utang dari gaji. Karena itu bisa membuat kondisi keuangan kamu tidak sehat. Gaji yang kamu dapatkan rasanya tidak cukup untuk membayar utang. Belum lagi harus ada uang yang disisihkan untuk kebutuhan setiap hari.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak tahu berapa sih persentase utang dari gaji. Yang mereka tahu bagaimana agar segera mendapatkan uang utangan. Semakin banyak, rasanya semakin bangga karena itu dianggap solusi.
Memang benar awalnya itu solusi. Ketika kamu ingin membeli barang yang harganya mahal, tentu senang sekali jika mendapatkan utang yang besar, bukan? Namun, bagaimana selanjutnya? Biasanya, orang kewalahan ketika mulai mengangsur.
Makanya, penting sekali bagi kamu untuk tahu berapa sih persentase utang dari gaji. Tujuannya agar keuanganmu sehat. Selain itu kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan dan juga melakukan kewajiban membayar utang setiap bulannya.
Persentase Utang yang Ideal
Sebenarnya, setiap lembaga perbankan itu sudah tahu berapa porsi utang yang ideal. Makanya, setiap kali seseorang mengajukan utang, pihak perbankan akan menanyakan berapa gaji yang didapatkan setiap hari. Belum lagi jika ia sudah berkeluarga. Maka ada pertanyaan lainnya lagi seperti sudah memiliki anak atau belum, berapa gaji pasangan, dan lain sebagainya.
Untuk apa sih? Tentu saja data tersebut dikumpulkan sebagai bahan untuk dianalisis. Nah, di sinilah seorang analyst akan menganalisis berapa porsi utang yang ideal. Tentu saja setiap orang bisa berhutang dengan jumlah yang beda. Ini bukan hanya tergantung pada gaji tapi juga kebutuhannya. Orang yang belum menikah tentu memiliki beban yang beda dengan yang sudah menikah, bukan?
Baca juga: Hutang Cepat Lunas Tidak dengan Cara Menghemat Pengeluaran
Lalu, berapa persentase utang dari gaji yang ideal? Yang paling ideal itu angkanya 30% dari gaji. Dan jika kamu mengajukan utang ke bank dengan nilai 30% dari gaji yang kamu dapatkan, kemungkinan besar pengajuan tersebut akan diterima.
Dan sebenarnya bukan itu intinya. Dengan mematok utang maksimal 30% dari gaji, maka kondisi finansialmu sehat. Kebutuhan setiap hari terpenuhi dan kamu tidak akan kewalahan membayar utang.
Jadi, jika gaji kamu 5 juta per bulan, maka maksimal uang cicilan yang tidak akan membabani adalah 1.5 juta. Selebihnya bisa kamu gunakan untuk kebutuhan harian.
Hal ini juga sama dengan apa yang disebut dengan strategi 50-30-10-10. Apa yang dimaksud dengan deretan angka tersebut? Artinya, 50% dari gaji itu harus dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan harian. 30% untuk mencicil tanggungan atau utang. 10 persen untuk dana darurat dan 10% untuk tabungan.
Itulah persentase utang dari gaji yang sehat. Memang terdengar tidak mengenakkan. Pasalnya, kamu hanya boleh berutang maksimal 30 persen dari gaji. Artinya, kemampuan untuk membayar utang itu hanya diambil dari 30% gaji. Jelas jumlah utang yang bisa kamu dapatkan dari pihak mana saja seperti bank sedikit.
Misalnya saja kamu ingin utang dengan jangka waktu satu tahun. Jika setiap bulan kemampuan kamu untuk mencicil hanya 1.5 juta, maka utang yang bisa kamu ajukan hanya 18 juta.
Namun, ini demi kebaikan. Jangan sampai kamu berutang sehingga kamu tidak bisa menikmati hidup. Kamu menganggap utang itu berat dan salah. Mereka yang menganggap utang itu pasti negatif itu disebabkan mereka terjebak pada utang yang tidak diukur sesuai kemampuan.
Lebih dari itu, ada juga utang produktif, yaitu utang yang uangnya bisa digunakan untuk hal produktif seperti membeli tanah, membangun usaha, dan lain sebagainya. jadi, stigma negatif dari utang itu harus dihilangkan. Dengan cara apa? Yaitu dengan cara menerapkan persentase utang dari gaji sesuai dengan penjelasan di atas.