Mengenal Minimum Viable Product dan Penerapan Pada Startup

seorang pria sedang mengerjakan Minimum Viable Product
Mengenal Minimum Viable Product dan Penerapan Pada Startup. Photo by @perloov
Waktu baca: 4 menit

Perusahaan membutuhkan strategi yang tepat guna mengembangkan produknya. Salah satu strategi yang kerap digunakan dalam proses pengembangan perusahaan adalah Minimum Viable Product. Mari kenali MVP dan penerapannya pada perusahaan rintisan!

Pengertian MVP

MVP adalah rangkaian produk yang sengaja dikembangkan dengan fitur seadanya tapi tetap dapat memuaskan pengguna. Biasanya produk yang dihasilkan dengan strategi ini tetap memiliki fitur utama yang menonjol agar menarik bagi pelanggan. 

Hanya saja pembuatannya tidak terlalu maksimal dengan tujuan ‘cek ombak’ sehingga dapat dikembangkan menjadi lebih baik ke depannya. Perusahaan berpikir bahwa jika sejak awal langsung mengeluarkan produk yang sudah dibuat semaksimal mungkin, lalu tidak begitu menarik pelanggan maka produk akan sia-sia. 

Strategi ini awalnya dicetuskan oleh Eric Ries yang merupakan seorang konsultan perusahaan rintisan. Dirinya ingin meminimalkan pengembangan produk dengan cara memaksimalkan kritik dan saran dari produk sederhana. 

Meskipun disebut minimal tapi bukan berarti strategi ini digunakan untuk membuat produk minimalis. Strategi ini digunakan untuk membuat sebuah produk dengan membebankan overhead bagi produk awalan.  Namun perusahaan akan menghabiskan banyak energi untuk menjelaskannya kepada calon pelanggan. 

MVP product sudah jelas berperan sebagai produk awal sebelum kemudian dikembangkan untuk fungsi yang lebih maksimal. Pembuatan produk agar lebih maksimal tentunya dengan menuruti berbagai masukan dari calon pelanggan. Langkah ini ditempuh untuk meraih pasar yang lebih efisien di mana manfaat produk dapat maksimal dirasakan. 

Tujuan Pembuatan MVP

Setelah paham mengenai pengertian MVP, kamu wajib tahu beberapa tujuan utama dari strategi yang kerap digunakan oleh startup sebagai berikut. 

  1. Lebih Fokus Pada Inti Produk

Tim pengembang produk perusahaan akan bekerja lebih fokus hanya pada satu ide utama. Hal itu dapat menghasilkan produk terbaik dengan anggaran minimal dalam waktu tertentu agar produk dapat diuji.  

  1. Risiko Lebih Kecil

Tujuan lainnya dari MVP adalah untuk mengurangi risiko menciptakan produk gagal atau tidak tepat guna. 

  1. Peluang Besar untuk Pengujian Awal

Produk MVP yang dibuat oleh perusahaan memiliki tujuan agar tim pengembang dapat meningkatkan kualitas produk berdasarkan evaluasi awal produk. 

  1. Umpan Balik Maksimal Pengguna

Umpan balik dari pengguna sangat dibutuhkan untuk pengembangan produk menjadi lebih baik ke depannya. Apabila perusahaan mengeluarkan produk MVP terlebih dahulu maka kritik dan saran dari umpan balik yang diterima akan lebih maksimal. 

  1. Validasi Pasar Lebih Mudah

Tim pengembangan produk akan mulai memetakan validasi pasar bersama dengan tim pemasaran produk. Target pasar juga dapat ditentukan setelah mengembangkan Minimum Viable Product. 

  1. Hemat Waktu Pengembangan Produk

Tim pengembangan produk akan lebih cepat mendapatkan umpan balik dari pengguna jika produk MVP segera diluncurkan. Nantinya tim pengembangan produk perusahaan akan melakukan evaluasi untuk produk tersebut. 

  1. Hemat Biaya

Tentu saja pengembangan produk dengan strategi MVP dapat menghemat biaya produksi. Hal itu dikarenakan biaya yang digunakan dalam proses pembuatan produknya tidak sebesar produk final. Jika produk final yang diperkenalkan lantas gagal maka banyak biaya terbuang sia-sia. Jadi, pembuatan produk MVP merupakan pilihan yang tepat terutama bagi perusahaan rintisan. 

Baca juga: Cara Menghitung Market Share untuk Mengetahui Seberapa Ketat Kompetisi Bisnis

Keuntungan Membuat MVP

Setelah tahu apa itu MVP dan tujuannya, kamu juga wajib tahu keuntungan dari MVP. Jadi, penerapan MVP tentu saja mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Biasanya perusahaan akan membutuhkan waktu dan dana yang lumayan besar untuk memproduksi barang. Namun dengan penerapan MVP semuanya dapat diatasi karena produk yang dihasilkan tidak membutuhkan dana maksimal. 

Dana dan waktu yang dihabiskan memang tidak maksimal, tapi feedback dari pengguna yang diperoleh lebih maksimal. Nantinya feedback tersebut digunakan sebagai acuan untuk memproduksi barang yang sama dengan kualitas lebih baik sesuai penilaian pelanggan. 

Karakteristik MVP

Peran MVP sebagai strategi pengembangan produk pada perusahaan rintisan sangat besar. Karakteristik utama strategi inilah yang membuatnya efektif dalam menunjang kinerja tim pengembang. 

  1. Standarisasi produk yang dikeluarkan dengan strategi MVP sudah terjamin sehingga pengguna tetap mau mengunduh dan menggunakan produk meskipun belum final. 
  2. MVP dapat memberikan manfaat yang menjanjikan untuk masa depan perusahaan karena fitur dan elemen yang diterapkan pada produk telah diadopsi sejak awal. Jadi, bagi kamu yang masih menanyakan apakah manfaat MVP sangat besar bagi perusahaan, inilah jawabannya. 
  3. MVP dapat menampilkan umpan balik atau feedback dari para pengguna untuk dijadikan sebagai acuan pengembangan produk di masa yang akan datang. 

Langkah-Langkah Meluncurkan MVP

Ketika perusahaan rintisan mengembangkan produk, posisi MVP ada pada tingkatan antara prototipe dan produk. Produk yang belum final ini sengaja dirilis dengan fitur dasar dan menarik untuk menarik respons pasar. Tidak lupa pula produk yang dikeluarkan dengan strategi ini harus mampu menyelesaikan masalah nyata. 

Bagi tim pengembang produk pada perusahaan start up, strategi ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan produk mereka. Alhasil feedback yang diperoleh sangat berharga pada proses pengembangan produk selanjutnya. Strategi MVP sebaiknya dilakukan dengan tidak terlalu fokus pada teknologi. 

Pada dasarnya pengguna produk hanya peduli pada fungsi produk dalam mengatasi masalah yang dimiliki. Jadi, perusahaan harus benar-benar membuat MVP dengan tanpa mengurangi fungsi murninya sehingga masalah yang dialami oleh pengguna dapat teratasi. Selain itu menjaga komunikasi bersama dengan pengguna juga merupakan langkah penting. 

Lakukan observasi ke pasar langsung untuk mengamati pengguna, ajaklah mereka wawancara guna mengetahui permasalahan yang dialami. Pastikan pula kamu mewawancarai orang yang tepat agar jawaban yang diberikan juga sesuai dengan fungsi produk. 

Masukkan daftar dari beberapa fitur yang berpotensi bagi pasar tanpa penyaringan. Langkah ini merupakan cara ideal yang dilakukan sebelum mencari konsumen yang tepat. Meskipun perusahaan fokus pada produksi MVP, tapi sebaiknya memberikan informasi mengenai daftar fitur untuk melihat tanggapan calon pengguna. Dari sanalah kamu dapat mengukur tingkat kepercayaan pengguna selain dari feedback langsung menggunakan MVP. 

Langkah selanjutnya adalah menguasai apa saja yang menjadi hal unik pada produk perusahaanmu. Kamu harus dapat mengutarakan perbedaan produk perusahaanmu dengan produk lainnya. Hal itu membuat pengguna tidak berpikir dua kali ketika dihadapkan dengan masalah dan langsung menggunakan produk MVP perusahaanmu. 

Contoh MVP

Sederhananya produk yang dirilis dengan strategi MVP merupakan produk awal. Contohnya pada produk skincare yang dirilis dalam kemasan mini. Hal itu bertujuan agar pengguna dapat mencoba khasiat dari skincare tersebut. Jika khasiatnya bekerja dengan baik untuk mengatasi masalah yang dialami, maka perusahaan akan mengeluarkan produk dalam ukuran normal atau lebih besar dibandingkan ukuran sebelumnya. 

Demikianlah penjelasan mengenai Minimum Viable Product yang kerap digunakan oleh perusahaan rintisan atau startup. Semoga dapat dijadikan pedoman bagi kamu yang ingin terjun di bidang bisnis. Selamat menjemput kesuksesan.

Mungkin Anda juga menyukai