Cara Mengelola Manajemen Risiko Investasi

Manajemen risiko investasi
Manajemen risiko investasi via jeshoots.com
Waktu baca: 3 menit

Mengelola keuangan pribadi bukanlah hal yang mudah. Kamu harus memiliki perencanaan yang matang serta menahan ego untuk terus berhemat dan mendapatkan kekuatan finansial yang baik demi masa depan. Pada dasarnya, hidup manusia akan berubah ke arah yang lebih baik. Dari yang dulu seorang diri, kemudian membangun keluarga yang tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar. Hal itulah yang menciptakan kesempatan untuk melakukan investasi.

Ya, kamu tentu akan kesulitan untuk mendapatkan kekuatan finansial yang baik jika hanya mengandalkan tabungan dari pendapatan hasil kerja saja. Kamu harus melakukan investasi agar bisa mendapatkan kekuatan finansial yang baik. Saat ini, sudah cukup banyak instrumen investasi yang beredar di masyarakat. Dari investasi saham, properti seperti ruko, apartemen, hingga tanah dan juga investasi reksa dana.

Setiap investasi pasti membutuhkan besaran biaya yang berbeda-beda. Selain itu, risiko yang dihadirkan pun juga berbeda-beda pula. Dalam investasi, tentunya akan ada risiko yang harus kamu terima jika hal-hal buruk terjadi, dan kamu perlu mengetahui bagaimana cara mengelola manajemen risiko investasi yang benar. Berikut ini penjelasan tentang risiko dalam berinvestasi beserta cara untuk mengelolanya dengan baik.

Mengenal risiko dalam investasi

Dalam investasi, risiko adalah penyimpangan hasil (return) yang didapat dari rencana hasil yang diharapkan. Risiko investasi juga berarti kemungkinan-kemungkinan tidak tercapainya keuntungan sesuai dengan hasil yang semula diharapkan. Terjadinya risiko dipengaruhi oleh waktu yang datang dengan ketidakpastian (uncertainity).

Tingkat risiko yang dimasukkan akan mempengaruhi hasil yang diharapkan oleh investor. Semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi hasil yang diharapkan (required rate of return). Jadi bisa dikatakan bahwa hasil dan risiko memiliki hubungan linier sekaligus kebalikannya.

Jenis-jenis risiko

Agar kamu bisa mengelola risiko investasi dengan lebih baik, maka pahamilah terlebih dulu beberapa risiko yang mungkin terjadi. Setidaknya, ada tiga jenis risiko yang mungkin terjadi saat kamu berinvestasi. Berikut penjelasannya:

Risiko Pribadi Investor

Risiko pertama yang bisa kamu dapatkan adalah risiko pribadi investor. Sesuai namanya, risiko pribadi investor berhubungan langsung dengan diri investornya sendiri yaitu kamu. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, setiap investasi pastinya memiliki risiko masing-masing. Ada yang risikonya kecil, tapi ada pula yang risikonya besar. Walaupun begitu, keuntungan yang bisa kamu dapatkan pun juga biasanya tergantung dari besaran risiko. Jika risiko makin besar, keuntungannya pun juga makin besar, begitu juga sebaliknya.

Biasanya di dalam risiko pribadi investor, ada beberapa faktor yang membuat risiko tersebut muncul dari diri investor itu sendiri. Usia menjadi yang utama karena semakin tua, biasanya cenderung lebih konservatif, beda dengan yang usia muda yang lebih agresif. Kemudian ada pula permasalahan jangka waktu investasi yang dipilih serta kemampuan dana yang bisa digunakan untuk investasi.

Agar bisa menghindari risiko ini, kamu bisa membuat Investment Policy Statement sehingga bisa meminimalisir risiko yang ada. Dengan begitu, meski masih tergolong pemula, kamu bisa belajar mengelola investasi dengan baik.

Baca juga: Tips Investasi Sesuai dengan Tipe Investor 

Risiko Sistematik (Systematic Risk)

Risiko kedua yang bisa kamu dapatkan adalah risiko sistematik. Risiko ini biasanya dipengaruhi oleh faktor makro yang tentunya jauh lebih besar lagi seperti nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga, kondisi negara, situasi politik dan penawaran serta permintaan pasar. Dengan pengaruh tersebut, risiko ini termasuk yang sulit untuk dihindari karena cakupan yang jauh lebih besar lagi dibandingkan risiko pribadi investor serta jauh lebih kuat juga.


Risiko investasi bisa saja dipengaruhi permintaan pasar
Risiko investasi bisa saja dipengaruhi permintaan pasar via @weidemann

Namun kamu bisa menghindari risiko sistematik ini dengan menjalani manajemen strategi lindung nilai. Strategi ini membuat kamu harus memiliki investasi dalam bentuk aset keras seperti tanah, emas dan uang dolar. Dengan demikian, ketika ada masalah ekonomi yang melanda, kamu tetap memiliki simpanan yang bisa kamu andalkan karena memiliki bentuk yang jelas.

Risiko Tidak Sistematik (Unsystematic Risk)

Risiko ketiga yang bisa kamu dapatkan adalah risiko tidak sistematik. Risiko ini biasanya disebabkan oleh faktor mikro seperti perubahan kondisi lingkungan kerja, perubahan struktur permodalan, perubahan struktur aktiva, penurunan tingkat penjualan dan yang lainnya. Risiko ini bisa membuat industri atau perusahaan terkena masalah yang cukup pelik dan bisa membawa kerugian tersendiri bagi para investor yang melakukan investasi di industri atau perusahan tersebut.

Tapi tenang saja, ketika risiko tidak sistematik datang melanda, kamu bisa melakukan cara diversifikasi dengan strategi alokasi aset. Strategi alokasi aset ini membuat kamu harus membagi penempatan alokasi investasi ke berbagai kelas aset yang berbeda-beda. Jadi dengan menaruh dana di kelas aset yang berbeda-beda, risiko yang bisa kamu dapatkan pun tetap kecil karena uang yang kamu investasikan tidak akan terkena imbas kerugian jika masalah ini datang.

Ternyata tidak sulit, ya, cara mengelola manajemen risiko investasi yang bisa kamu lakukan berdasarkan jenis risiko yang datang melanda investasi kamu. Sebaiknya sebelum mencari jalan keluar, kamu harus perhatikan terlebih dahulu risiko yang datang. Apakah risiko pribadi investor atau risiko sistematik atau pun risiko tidak sistematik? Dengan begitu, jalan keluar yang kamu pilih tepat sesuai jenisnya. Kerugian investasi pun bisa diminimalisir.

Mungkin Anda juga menyukai