Apa Sebenarnya Beneficiary dalam Dunia Keuangan?
Istilah beneficiary adalah hal yang sering dibahas dalam keuangan. Umumnya muncul saat membahas asuransi dan pemberian hasil investasi sebagai warisan. Dari penggunaanya, banyak orang menganggap beneficiary sebagai pilihan kata pengganti hak pembayaran. Sayangnya hal ini kurang tepat.
Bagi yang ingin tahu lebih dalam soal beneficiary, mari bahas bersama arti dan seerba serbinya pada artikel ini!
Pengertian Beneficiary
Secara sederhana beneficiary artinya pihak yang mendapatkan benefit keuntungan atas proses keuangan tertentu. Artian pihak dalam konteks ini tidak membatasi hanya satu orang, tapi bisa kelompok besar orang. Organisasi juga tergolong dalam hal ini. Jadi perusahaan sebagai bentuk organisasi bisa juga dipatok sebagai beneficiary.
Proses keuangan yang meliputi hal ini umumnya berhubungan dengan masalah perdata. Hal seperti asuransi, distribusi kepercayaan, kontak anuitas, rekening pensiun dan surat wasiat adalah beberapa contohnya.
Dari pengertian ini, pihak yang termasuk beneficiary hanyalah mereka yang memenuhi syarat, ketentuan dan memiliki hubungan dengan perihal keuangan tersebut. Tanpa pengecualian khusus, setiap beneficiary harus memiliki dokumen yang mengikat tentang perannya sebagai penerima hak keuangan tersebut. Bagi yang masih bingung atas deskripsi ini, kamu bisa bayangkan seseorang yang mendapatkan keuntungan atas perjanjian keuangan. Selama orang itu untung dalam kesepakatan perdata, bisa dibilang mereka dapat disebut beneficiary. Mudah dipahami bukan?
Dalam pengurusan beneficiary, ada dua jargon yang perlu kamu harus tahu artinya. Pertama adalah beneficiary bank. Hal ini berhubungan dengan bank yang menjadi tempat penampungan dana beneficiary. Biasanya bank ini menjadi tempat penampung dana sementara saat proses pengecekan beneficiary dilakukan. Sedangkan jargon kedua adalah beneficiary name. Hal ini sering muncul di surat dan dokumen pengurusan beneficiary. Jargon ini digunakan untuk menggantikan nama–nama pihak yang dijadikan beneficiary.
Baca juga: Apa Itu Utang Jangka Pendek? Simak Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Perbedaannya!
Jenis–jenis Beneficiary
Setelah tahu beneficiary adalah pihak yang mendapatkan keuntungan dalam pengurusan keuangan tertentu, kamu sekarang harus belajar soal jenis–jenisnya. Beneficiary ada banyak jenis karena lingkup penyerahan hak-nya berbeda–beda tergantung konteks kontrak yang sudah ditentukan.
Berikut adalah jenis–jenis beneficiary tersebut:
- Primary Beneficiary
Beneficiary jenis ini menunjukan prioritas pertama terhadap penerima. Jenis beneficiary ini pasti diutamakan selama memenuhi persyaratan yang tertera dalam kontrak. Primary beneficiary bisa berupa individu atau kelompok. Jika mengacu pada kelompok, umumnya pembagian penerimaan sudah ditentukan detail pada kontrak dan dokumen yang berhubungan.
- Contingent Beneficiary
Jeni beneficiary ini merujuk pada pihak sekunder jika pihak primary tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan kontrak. Umumnya hal ini bisa berupa pemberian sementara sebagai wali dan juga bisa permanen. Contoh saja warisan pada anak. Jika umur anak belum memenuhi dewasa, warisan dapat diserahkan wali untuk dikelola sampai si anak siap menerimanya.
- Irrevocable Beneficiary
Pihak beneficiary jenis ini merujuk pada status yang tidak dapat diubah. Sekali mengikat sebagai irrevocable beneficiary, penerima manfaat tidak dapat diganti dengan alasan apapun. Penggantian soal ini hanya dapat dilakukan jika pihak pembuat kontrak dan pihak target beneficiary setuju merubahnya secara bersamaan secara hukum legal.
- Revocable Beneficiary
Jenis beneficiary adalah kebalikan dari jenis sebelumnya. Jenis beneficiary lebih fleksibel karena jika ada masalah yang membuat beneficiary tidak dapat dilakukan sesuai kontrak, perubahan tetap bisa dilakukan mudah.
Fungsi Beneficiary
Jika dipikir – pikir, apa sebenarnya fungsi dari beneficiary ini? Bukankah hal ini sama seperti pengertian penerima keuntungan transaksi? Apa yang menyebabkan penggunaan aturan berbeda jika berhubungan dengan beneficiary?
Pada dasarnya, beneficiary jauh berbeda dari keuntungan transaksi biasa. Dalam pemberian beneficiary, pihak perusahaan yang berhubungan dengan kontrak, tidak memberikan uang pada yang membuat kontrak awal. Jadi bisa saja beneficiary tidak berhubungan langsung saat pembuatan kontrak dibuat sah.
Contoh saja kasus uang warisan. Saat orang tua membuat surat wasiat warisan, si anak belum tentu ikut serta dalam pembuatannya. Bisa saja surat wasiat ini hanya dibuat antara si orang tua dan pihak legal seperti notaris ataupun ahli hukum. Warisan ini direncanakan akan diberlakukan saat si orang tua meninggal. Dalam konteks ini. Keuntungan tidak dihasilkan dari transaksi dan si anak tetap mendapatkan keuntungan walaupun tidak terikat kontrak yang dibuat sebelumnya.
Fungsi beneficiary selain sebagai pembeda soal perdata keuntungan kontrak adalah seputar penyerahan pertanggungjawaban. Beneficiary adalah pihak yang nantinya dipercayakan untuk terima aset atau kekayaan tertentu. Tergantung kontrak yang dibuat sebelumnya, beneficiary harus mampu memenuhi peran tanggung jawab mereka.
Contoh saja mendapatkan warisan berupa tanah. Pihak beneficiary yang menerima warisan haruslah memenuhi syarat menerima dan bertanggung jawab soal tanah tersebut. Mulai dari membayar PBB, mengurusi asset dan bahkan menjaga kesahan surat–surat tanah tersebut. Karena alasannya, beneficiary terkadang harus melalui proses penilaian terlebih dahulu sebelum menerima keuntungannya.
Siapa yang Bisa Menjadi Beneficiary?
Dari penjelasan jenis–jenis dan fungsi beneficiary, gambaran tentang siapa yang berhak untuk dapatkan hal ini akan makin jelas. Hak beneficiary sebenarnya ditentukan oleh aturan organisasi yang bersangkutan. Contoh saja urusan beneficiary asuransi jiwa. Aturan penerimaan ini sudah ditentukan dengan kontrak pemegang polis asuransi. Perjanjian ini tentu mengikuti birokrasi perusahaan. Jadi selama aturan tersebut dipenuhi, klaim dana dapat dilakukan dan proses penerimaan akan langsung dilakukan.
Di sisi lain, penerimaan warisan bisa berbeda dengan proses beneficiary asuransi jiwa. Untuk warisan, hal ini mengikuti aturan surat wasiat ataupun ketentuan kenegaraan yang berlaku. Tiap negara memiliki aturan pembagian warisan yang berbeda. Di Indonesia contohnya, aturan yang berlaku bisa memilih aturan berdasarkan agama masing–masing atau mengikuti aturan perdata.
Karena konsepnya berbeda–beda tergantung konteksnya, pastikan selalu cek birokrasi dan peraturan yang berlaku. Kamu tentu tidak mau salah persepsi dan malah kehilangan hak menerima uang hanya karena salah ikut prosesnya. Hal yang umumnya selalu sama dari berbagai aturan beneficiary adalah soal golongan umur dan kedekatan. Selama target beneficiary di bawah standar umur (biasanya umur sebelum mendapatkan KTP), hal mendapatkan uang akan jatuh pada wali atau diurus organisasi bila tidak ada wali yang tersedia.
Selain itu, beneficiary akan menghitung kedekatan penerimanya. Jarang sekali beneficiary dinikmati teman atau kenalan dekat jika masih ada hubungan keluarga yang bisa ditarget. Namun, jika memang sudah tidak ada keluarga, pihak yang menerima beneficiary dapat berasal dari teman atau kenalan. Jika merasa masih bingung, kamu bisa coba konsultasi orang yang lebih ahli. Contoh saja ahli hukum perdata dan notaris. Kedua pihak ini dapat menjadi solusi masalah hak keuangan tentang beneficiary.
Dari bahasan di atas, sudah diketahui beneficiary adalah hal yang penting dipahami dalam dunia keuangan. Hak penerimaan uang dan hasil keuntungan proses keuangan akan selalu masuk dalam lingkup beneficiary. Mudah–mudahan bahasan di atas sudah menambah pengetahuan kamu tentang dunia keuangan!