Belajar Mengatur Keuangan Rumah Tangga untuk Milenial yang Sudah Berkeluarga
Ada banyak sekali ahli mengelola keuangan yang menawarkan cara belajar mengatur keuangan rumah tangga. Hal ini disebabkan banyak milenial yang sudah berkeluarga. Dan ternyata, mereka sangat sulit untuk bisa mengurus keuangan rumah tangga. Bahkan, kebanyakan keuangan mereka minus.
Ada yang bilang generasi milenial itu generasi yang boros. Terlalu tinggi biaya yang dibutuhkan untuk lifestyle. Ini dijadikan alasan mengapa banyak anak milenial yang sudah berkeluarga tidak bisa punya tabungan, bahkan tidak mampu membeli rumah.
Itu memang alasan yang masuk akal. Namun, tidak semua anak milenial itu memiliki gaya hidup yang serba boros. Dan gaya hidup bukan satu-satunya faktor yang membuat mereka sulit menstabilkan keuangan keluarga. Ada faktor lain, yaitu ketidaktahuan mereka tentang cara mengatur keuangan rumah tangga.
Untuk itu, hal yang harus dilakukan bagi milenial yang sudah berkeluarga adalah belajar bagaimana mengatur keuangan rumah tangga. Dan ini bukan hal yang sulit, sebenarnya.
- Menghitung Pengeluaran Wajib Bulanan
Harus ada skala prioritas. Kini, kamu tidak sendirian. Apalagi jika kamu seorang kepala keluarga. Kamu punya tanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istri dan juga anak jika sudah memiliki anak.
Maka dari itu, kesampingkan kebutuhan sendiri. Fokus untuk memenuhi kebutuhan bersama. Jika sebelum berkeluarga kamu lebih sering makan di luar, usahakan untuk makan bersama di rumah. Selain lebih hemat, ini juga cara yang tepat untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga.
Hitung semua kebutuhan dapur, listrik, air, internet, TV kabel, dan lain sebagainya. Masukkan juga uang yang harus kamu keluarkan untuk cicil jika kamu punya hutang. Ini pengeluaran yang tidak boleh diganggu-gugat. Setiap kali kamu mendapatkan gaji bulanan, pastikan gaji tersebut sudah dikurangi pengeluaran wajib bulanan rumah tangga.
- Siapkan Dana Darurat
Masih ada sisa dari gaji setelah dikurang biaya wajib bulanan keluarga? Jika masih sisa, sisakan sedikit untuk ditabung sebagai dana darurat. Terserah kamu mau memilih yang mana, apakah kamu ingin menabung biasa atau memasukkan dana darurat di reksadana. Yang terakhir ini menjadi pilihan menarik terutama bagi generasi milenial. Mereka tahu nilai uang yang ada di tabungan itu bisa berkurang sering dengan adanya inflasi. Untuk mencegah penurunan nilai uang, mereka lebih banyak memilih reksadana. Toh sama saja dengan tabungan. Uang di reksadana kapan saja bisa diambil.
- Usahakan Ada Sisa Gaji untuk Ditabung
Dana darurat itu dana yang hanya digunakan di situasi darurat. Misalnya saja ketika anak sakit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit yang mahal. Saat tidak ada yang bisa dilakukan, maka dana darurat bisa digunakan.
Lain hal dengan tabungan. Ini uang yang kamu tabung yang kapan saja bisa kamu gunakan. Misalnya ada kebutuhan mendesak. Atau ada keinginan untuk belajar investasi. Nah, uang di rekening tabungan bank inilah yang bisa kamu gunakan.
Baca juga: 5 Tujuan Menabung yang Perlu Dipahami
- Budget untuk Liburan
Siapa bilang liburan itu tidak penting. Bahkan, sebisa mungkin kamu harus memiliki waktu untuk berlibur. Jika butuh uang banyak, kamu bisa postkan uang untuk ditabung yang nantinya digunakan untuk liburan. Jika agenda liburan hanya di sekitar rumah, kamu bisa lakukan setiap bulan pun.
Liburan merupakan cara kamu me recharge tubuh dan pikiran. Sehingga kamu lebih fresh dan lebih siap untuk kembali bekerja dan lebih produktif. Makanya, agenda liburan harus disiapkan. Budgetnya juga harus dipastikan ada. Karena ini bukan hanya menghabiskan uang tapi juga menambah energi untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi.
Itulah beberapa hal terkait dengan belajar mengatur keuangan rumah tangga untuk para generasi milenial. Harus imbang antar pengeluaran yang sifatnya wajib dengan pengeluaran untuk bersenang-senang. Karena tanpa keseimbangan, hidup akan menjadi membosankan dan kamu semakin tidak produktif.