Yuk, Lakukan 5 Hal Ini Sejak Muda untuk Jaminan Hari Tua Kamu!
Di ujung masa usia produktif, banyak orang sering kali terlambat untuk mengantisipasi masa pensiun mereka. Minimnya kesadaran di hari tua dapat menyebabkan berbagai hal yang kurang baik, seperti tidak adanya ketersediaan jaminan di hari tua, tidak punya jaminan pensiun, dan sebagainya. Sebelum terlambat, yuk lakukan lima hal ini sejak muda untuk jaminan hari tua kamu!
Berinvestasi
Pada tahun 2016, survei dari harian Kompas menyebut bahwa 90% karyawan di Indonesia tidak siap menghadapi masa pensiun dari sisi finansial. Padahal kamu harus memiliki setidaknya 70% dana dari gaji terakhir setiap bulannya untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari di masa tua.
Investasi adalah cara yang cerdas untuk mengantisipasi hal tersebut. Banyak jenis investasi yang aman dan bisa kamu lakukan sejak usia muda mulai reksa dana, deposito, emas dan P2P lending seperti KlikCair. Sejak muda, persiapkan diri untuk fokus menyongsong masa pensiun dengan investasi dan perencanaan keuangan yang matang. Jangan sampai sisa usia justru dihabiskan dengan kecemasan tentang problem keuangan karena abai berinvestasi.
Memiliki properti
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan sejak muda untuk jaminan hari tua adalah berusaha memiliki properti atau rumah milik sendiri. Bukan rumah kontrakan atau rumah keluarga yang bukan hak milik kamu. Mulai berinvestasilah untuk kebutuhan pokok tersebut sejak usia muda agar kamu bisa menjalani hari tua dengan lebih terjamin, nyaman, dan sejahtera.
Semakin dini kamu mencicil rumah, maka akan semakin baik karena salah satu syarat utama yang dilihat bank ketika nasabah mengajukan KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) adalah usia. Biasanya batas maksimal usia yang ditetapkan bank berkisar antara 50-55 tahun saat KPR kamu lunas cicilannya. Bila lewat dari batas umur tersebut, kemungkinan besar bank akan menolak aplikasi KPR kamu.
Punya tabungan pensiun
Salah satu hal penting yang harus kamu persiapkan adalah tabungan pensiun. Setiap perusahaan biasanya memiliki dana pensiun untuk para karyawannya dengan skema pemotongan gaji per bulan, yakni melalui program Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan. Idealnya, iuran JHT ditetapkan sebesar 5,7% dari upah karyawan. Perusahaan menanggung 3,7%, sedangkan sisa 2% dibayar sendiri oleh karyawan melalui pemotongan gaji.
Selain JHT dari BPJS Ketenagakerjaan, kamu juga bisa bergabung dengan tabungan pensiun lain yang biasanya disediakan oleh perusahaan asuransi. Kamu harus pintar menghemat pengeluaran dan gunakanlah skema tabungan hari tua yang aman.
Siapkan dana darurat
Dana darurat juga perlu kamu perhatikan. Pikirkan betapa pentingnya alokasi untuk kebutuhan yang satu ini bila sewaktu-waktu kamu atau keluarga kamu sakit, mengalami kecelakaan, atau lainnya. Sisihkan dana untuk keperluan darurat ini setiap bulan dengan rutin. Simpanlah di rekening tersendiri dan terpisah dari rekening utama yang menjadi tempat penyimpanan anggaran keuangan sehari-hari.
Proteksi diri
Untuk bisa sukses dan punya jaminan di usia tua, kamu perlu memproteksi diri dengan asuransi selagi muda. Selain tabungan dan investasi, asuransi adalah instrumen yang perlu kamu miliki. Pilihlah asuransi yang sesuai dengan kemampuan finansial dan kebutuhan keluarga kamu di masa depan. Jangan korbankan kesejahteraan di hari tua dan lakukan persiapan sedini mungkin.
Salah satu jenis asuransi yang wajib kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Tak perlu bingung memilih produk asuransi, kamu bisa menggunakan BPJS Kesehatan. Bagi yang sudah bekerja, biasanya pihak kantor akan mendaftarkan kamu. Setiap bulannya, tarif BPJS Kesehatan adalah 5% dari upah bulanan, dengan 4% dibayar perusahaan dan 1% dibayar karyawan melalui pemotongan gaji. Besar jumlah tarif BPJS Kesehatan ini didasarkan pada tingkat faskes yang dipilih.
Itulah lima hal yang sebaiknya kamu lakukan sejak muda agar hari tua kamu terjamin. Selain itu, kamu juga harus berinvestasi dalam kesehatan karena biasanya tubuh saat usia tua akan lebih rentan terkena penyakit. Jangan sampai kelalaian di masa muda dan tidak adanya antisipasi berujung pada kemiskinan di hari tua dan juga kesedihan yang berkepanjangan.