Skema Ponzi: Pengertian, Ciri-ciri, Serta Contohnya
Saat ini masyarakat sudah semakin sadar betapa pentingnya investasi. Baik orang tua hingga anak muda pasti ingin berinvestasi. Terlebih banyak sekali jenis investasi yang ditawarkan, seperti investasi emas, saham, properti, dan lainnya. Dengan banyaknya jenis investasi itu, maka makin beragam pula besarnya keuntungan dan risiko yang akan didapatkan.
Apalagi dengan berkembangnya teknologi hingga kini, kamu bisa mencari informasi terkait investasi dengan mudah. Namun, kamu harus hati-hati saat mencari informasi itu. Bukannya memperoleh keuntungan dari hasil investasi, yang ada malah uang yang kamu investasikan hilang karena dikelola oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab yang mengaku mampu memberikan keuntungan besar hingga 100 persen.
Salah satu jenis investasi yang wajib kamu waspadai adalah investasi dengan skema Ponzi. Lalu, apa itu skema Ponzi? Seberapa merugikannya hingga harus diwaspadai?
Berikut ini penjelasan mengenai skema Ponzi, salah satu skema yang sangat merugikan dan patut diwaspadai.
Pengertian Skema Ponzi
Skema Ponzi ini diambil dari nama seorang penipu ulung pada 1920 yang bernama Charles Ponzi. Imigran asal Italia itu berhasil menipu banyak orang pada masa itu dengan memanfaatkan skema gali lubang tutup lubang yang kemudian diberi nama skema Ponzi. Hingga kini, penipuan dengan menggunakan skema ini masih sering dipakai.
Prinsip dari skema Ponzi ialah menjanjikan klien bisa mendapatkan untung besar tanpa risiko. Pengelola atau pemilik perusahaan yang mempraktikkan skema ini membujuk investor baru dengan menawarkan keuntungan lebih tinggi dalam waku sekejap. Agar terkesan kredibel dan terpercaya, biasanya para investor dan calon investor akan diberikan fasilitas-fasilitas “bodong” seperti kantor sewaan, produk investasi fiktif, dan lainnya. Begitu calon investor sudah percaya, maka mereka akan dengan mudah memulai investasi bodong tersebut.
Seperti yang dilansir dari investopedia, investasi dengan skema ini pada dasarnya hanyalah perputaran uang dari para anggotanya sendiri. Dengan mengandalkan aliran investasi baru, skema ini akan terus memberikan pengembalian kepada investor lama. Skema ini bisa hancur apabila aliran dana habis.
Ciri-ciri skema Ponzi
Investasi dengan skema Ponzi memiliki ciri khas tersendiri yang wajib diketahui agar kamu tidak terjebak di dalamnya. Berikut ciri-ciri umum dari investasi bodong tersebut:
Ditawari untung besar dalam waktu singkat
Memang kebanyakan orang berinvestasi untuk mencari keuntungan. Namun, jika suatu waktu kamu ditawari investasi dengan keuntungan besar dalam waktu singkat, kamu patut curiga. Pasalnya, kenaikan dari segala jenis investasi yang benar itu membutuhkan waktu yang lama. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menanam investasi itu, maka kemungkinan imbal hasil yang diperoleh juga besar.
Baca juga: Tips Investasi Sesuai dengan Tipe Investor
Nah jika kamu mendapati tawaran seperti itu, sebaiknya kamu langsung menolak untuk melakukan investasi tersebut. Jangan mudah tergiur dengan kata-kata manis yang diberikan sehingga pada akhirnya kamu hanya akan mendapatkan penyesalan bukan keuntungan.
Produk investasi tidak jelas
Saat kamu memutuskan untuk berinvestasi, lebih baik cari informasi lebih dalam mengenai perusahaan dan juga produk investasi yang ditawarkan. Jika itu investasi yang benar, maka perusahaannya akan menjelaskan dengan rinci terkait produk investasi yang akan dipilih. Sebaliknya, jika investasi bodong, investor hanya akan ditawari dengan keuntungan-keuntungan yang besar bahkan investasinya akan ditawarkan dengan harga rendah.
Baca juga: Ingin Berinvestasi? Perhatikan Dulu Hal-Hal Tentang Investasi Ini
Pengembalian macet di tengah-tengah
Investasi dengan skema Ponzi awalnya pasti berjalan dengan lancar dan pengembalian keuntungan akan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan sebelumnya. Setelah dana yang terkumpul banyak karena bertambahnya investor, jangan kaget jika nantinya pengembalian akan mulai macet dan si pengelola investasi akan susah ditemui. Bahkan, bisa saja menghialng tanpa jejak dan kabur membawa lari sejumlah uang tersebut.
Mengundang investor baru dalam acara yang mewah
Banyak cara yang ditempuh untuk menarik minat dari calon-calon investor baru agar mau bergabung. Salah satunya dengan cara mengundang ke acara yang mewah. Acara itu akan dilangsungkan dengan sangat mewah agar meyakinkan mengenai keberhasilan dan kekayaan perusahaan. Selain itu, mereka juga akan menyewa beberapa orang untuk berpura-pura mengenai kesuksesan yang didapatkannya.
Contoh bisnis abal-abal berskema Ponzi
Hingga saat ini, sudah banyak bisnis atau investasi yang menggunakan skema ini guna menarik para investor. Di Indonesia sudah banyak bisnis seperti ini yang pada akhirnya berhasil terungkap kecurangannya. Berikut beberapa contohnya:
First travel
Masih ingat dengan First Travel? Bisnis travel haji dan umroh yang dibangun oleh Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan telah berhasil merugikan banyak orang hingga Rp 1 triliun. Setelah diusut, ternyata First Travel menjalankan bisnisnya dengan mengadopsi skema Ponzi. Mereka menawarkan paket ibadah yang murah meriah. Bahkan, perbedaannya bisa mencapai Rp 5 jutaan dari harga pada umumnya.
Hingga akhirnya, pemerintah bersama pihak kepolisian berhasil membongkar kebusukan dari bisnis ini. Dari hasil penyelidikan, paket perjalanan yang ditawarkan bisa murah sebab sebagian dibiayai dengan dana jamaah yang daftar baru. Dari situlah dapat disimpulkan bahwa First Travel mengadopsi skema Ponzi.
Pandawa Group
Pandawa Group merupakan salah satu contoh bisnis yang menerapkan skema Ponzi. Dumeri atau Salman Nuryanto selaku pemilik dari Pandawa Group ditangkap polisi dan divonis hukuman penjara selama 15 tahun dengan denda sebesar RP 200 miliar.
Dalam menjalankan Pandawa Group, awalnya Dumeri menjalankan usaha bubur ayam yang bernama Pandawa meraih keuntungan besar. Lalu, ia meminjam uang kepada Haji Ridwan sebesar Rp 10 juta. Dumeri menjanjikan pengembalian uang beserta bunga sebesar 10 persen.
Melihat peluang ini, Dumeri mulai menjalankan bisnis dengan menghimpun dana dari orang-orang. Ia menjanjikan keuntungan 10 persen kepada siapa saja yang mau investasi. Hingga akhirnya pada 2015 timbul kecurigaan dari para investor dan polisi pun menangkap Dumeri serta divonis bersalah.
Maka dari itu, bagi kalian yang ingin berinvestasi diharapkan lebih mencari tahu terlebih dahulu terkait informasi dari investasi itu. Apakah investasi itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum. Jangan sampai kamu tergoda dengan return yang diberikan tinggi namun jenis investasinya tidak jelas. Hati-hati ya, TemanKlik!