Mari Memahami Prinsip Pareto dalam Dunia Bisnis
Prinsip Pareto atau Pareto Principle sering muncul dalam bahasan dunia usaha. Umumnya istilah ini dibahas dalam topik manajemen perusahaan. Walaupun sering muncul, banyak orang masih tidak tahu apa sebenarnya prinsip ini. Bagi kamu yang penasaran dan ingin belajar lebih dalam, mari bahas berbagai hal seputar Pareto Principle pada artikel berikut ini!
Arti dari Prinsip Pareto
Apa itu Pareto Principle? Secara sederhana, hal ini adalah konsep sebab akibat yang menafsirkan perkiraan 80% peristiwa yang terjadi disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Prinsip ini ingin menjelaskan bahwa hal kecil sebagai trigger bisa menyebabkan efek yang besar.
Dalam dunia bisnis, rasio 80/20 ini diaplikasikan untuk melihat pemasukan perusahaan berdasarkan cost yang dikeluarkan. Untuk bisnis, perusahaan harus menarget mendapatkan 80% pemasukan dari besaran 20% cost yang dikeluarkan.
Tentu penerapan pendapatan dan cost ini tidak harus selalu uang yang dapat dihitung jelas. Kamu bisa coba bayangkan contoh prinsip Pareto untuk penggunaan waktu. Misal saja menunda 20% pekerjaan dapat hasilkan 80% masalah kerugian untuk perusahaan. Jadi hanya dengan cost tenaga kerja 20%, dampak negatif 80% yang akan datang bisa dicegah.
Aspek seperti ini melekat dekat dengan manajemen di perusahaan. Pengaturan output dan input dapat diatur dalam banyak aspek. Contoh saja besaran waktu kerja, besaran bahan baku yang dikeluarkan, besaran tenaga kerja yang diluangkan ataupun besaran cost proyek dapat dihitung untuk memastikan hasil lebih besar hanya dengan peran manajemen yang ahli.
Baca juga: Due Diligence Adalah: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Jenis-jenisnya
Manfaat yang Didapat Menggunakan Prinsip Pareto
Dari penjelasan definisi tadi, kamu bisa melihat betapa baiknya konsep prinsip ini untuk menjalankan bisnis. Saat perusahaan bisa pertahankan 80% pemasukan hanya dengan 20% pengeluaran, pasti perusahaan tersebut berkembang dengan cepat. Potensi inilah yang dicari para pemilik bisnis.
Untuk melihat efek baik Pareto Principle lebih jelas, mari bahas tentang berbagai manfaat lainnya berikut ini:
1. Meningkatkan Produktivitas
Rasio ini memastikan perusahaan lebih fokus pada hal yang penting dalam pengelolaan usaha. Jika bisa fokus hanya 20% hal penting untuk dapatkan 80% hasil, tentu perusahaan beroperasi lebih efisien. Baik pengaturan dalam manajemen, pegawai, teknologi yang digunakan dan pengelolaan logistik, akan ikut berubah lebih baik karena perusahaan lebih fokus pada aspek penting di perusahaannya.
2. Meningkatkan Keuntungan Perusahaan
Prinsip Pareto mendorong perusahaan lebih kompetitif dan melihat aspek produknya agar lebih menjual. Perusahaan yang peduli akan kompetisi, persaingan pasar dan kualitas produk pasti hasilkan lebih banyak keuntungan dibandingkan perusahaan yang tidak fokus.
3. Memperluas Potensi Marketing
Untuk memastikan penjualan yang besar dengan cost minim, peran marketing pasti sangat penting. Di era saat ini, iklan yang menjadi viral di internet dapat mendorong hasil penjualan lebih besar. Jadi tidak aneh jika Pareto Principle akan dorong perusahaan lebih kreatif dalam perluas potensi marketingnya.
4. Mampu Mengidentifikasi Masalah Lebih Cepat
Dalam memenuhi target rasio 80/20, perusahaan harus mampu melakukan analisa dan identifikasi masalah secara lebih baik. Menunda penyelesaian masalah hanya akan timbulkan kerugian lebih besar daripada menghadapinya lebih dini. Karena itu, perusahaan yang menerapkan prinsip ini akan lebih cepat menyelesaikan masalah dalam bisnisnya.
5. Membantu Perusahaan Lebih Memahami Konsumen
Proses menghasilkan pendapatan 80% dengan 20% pengeluaran tidak akan tercapai jika perusahaan tidak perhatikan konsumennya. Melihat produk mana yang populer, memastikan perusahaan bisa melakukan optimasi produk atau bahkan membuat produk baru berdasarkan data konsumen tersebut. Dari aspek ini, dapat dilihat Pareto Principle akan selalu melibatkan kepuasan konsumen.
Bagaimana Cara Kerja Prinsip Pareto dalam Manajemen?
Dalam manajemen, cara kerja Pareto Principle dapat bekerja dengan beberapa aspek berikut ini:
- Analisa data awal
- Mencari masalah
- Melakukan analisis dengan Diagram Pareto
- Melakukan penyesuaian berdasarkan hasil analisa
- Implementasi
- Evaluasi
Proses analisa data akan menunjukan jika ada penurunan pendapatan atau tanda – tanda masalah di manajemen. Dari indikasi data, pencarian masalah secara lebih intensif dilakukan. Biasanya dengan melakukan rapat dengan berbagai manajer di perusahaan.
Dari hasil pertemuan tersebut, analisa bisa dilakukan menggunakan diagram khusus Pareto. Diagram ini melihat masalah yang sering ditemukan pada manajemen perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Jika masalah sering kali muncul, tindakan perlu dilakukan.
Tahapan selanjutnya setelah tahu masalah terbesar pada manajemen, penyesuaian harus dilakukan. Penyesuaian ini perlu dipertimbangkan lagi untuk memastikan efektif untuk tangani masalah. Jika sudah dipertimbangkan baik, implementasi adalah tahapan berikutnya.
Selama implementasi, evaluasi juga dilakukan. Hal ini untuk memastikan para pemilik bisnis tahu bahwa solusi yang digunakan efektif atau tidak. Dari hasil evaluasi tersebut, analisa ulang dilakukan untuk cek masalah sudah selesai ataupun melihat ada masalah baru yang muncul.
Tips Menerapkan Prinsip Pareto demi Kesuksesan Perusahaan
Cara kerja Pareto Principle tidak selalu berjalan lancar. Untuk memastikan penerapan prinsip lancar demi kesuksesan perusahaan, kamu bisa gunakan tips – tips berikut ini:
1. Memastikan Memiliki Tim Untuk Investigasi Permasalahan Pemasukan
Perusahaan yang ingin optimal menangani masalah bisa coba buat tim khusus untuk lakukan investigasi ini. Tugas tim ini terlepas dari manajemen biasa dan lebih melihat aplikasi Pareto Principle dan analisanya. Jadi pada saat rapat umum perusahaan, informasi penanganan masalah sudah tersedia. Tim terpisah juga memastikan objektivitas dalam melihat performa perusahaan.
2. Memastikan Perhitungan Dalam Keuangan Perusahaan Rutin di Audit
Banyak perusahaan sering memiliki sisi gelap. Manajer yang korupsi waktu atau uang, perilaku karyawan yang kurang baik dan bahkan penggelapan data performa perusahaan sering terjadi. Karena itu, coba gunakan jasa pihak luar untuk analisa dan audit perusahaan secara lebih objektif. Hasil audit ini nantinya lebih baik untuk aplikasi Pareto Principle.
3. Gunakan Alat Bantu Penyusunan Keuangan Perusahaan
Karena data keuangan adalah hal penting untuk analisa performa usaha, penggunaan alat bantu untuk menyusunnya tentu lebih baik. Banyak program keuangan dan HR dapat ditemukan sekarang ini. Jika sudah biasa menggunakannya, pengumpulan data untuk analisa pasti lebih mudah.
4. Selalu Adakan Evaluasi dan R&D Setelah Pembukuan Keuangan
Dalam pembukuan keuangan, data – data performa manajemen akan terlihat jelas. Untuk memastikan penyelesaian masalah efektif, evaluasi dan R&D harus dilakukan. Evaluasi untuk memastikan solusi yang diaplikasikan berjalan baik, sedangkan R&D digunakan untuk kembangkan hal baru yang baik untuk perusahaan.
Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pareto Principle adalah sistem ukuran yang sering digunakan perusahaan untuk memastikan progress perkembangan yang stabil. Mempertahankan rasio 80/20 untuk pendapatan dibanding cost menjadi aturan yang baik untuk menjamin kualitas perusahaan baik.
Walaupun penggunaan prinsip ideal untuk perusahaan, mempertahankan rasio tersebut tidak mudah. Target prinsip ini mengharapkan berbagai aspek perusahaan bekerja dengan baik untuk capai rasio 80/20, tapi kenyataan bisa berbeda.
Dalam kenyataan, masalah dan dinamika ekonomi dapat pengaruhi fungsi perusahaan. Karena itu, mengejar target Pareto Principle harus didampingi kemampuan manajemen baik. Hanya perusahaan yang sudah berkembang optimal dan menggunakan banyak alat bantu manajemen saja yang memiliki kemungkinan lancar menarget Prinsip Pareto.
Sekarang kamu sudah lebih mengerti tentang Pareto Principle. Mudah–mudahan pembahasan pada artikel ini membuka wawasan kamu dan dapat memberi manfaat.