Biaya Overhead: Pengertian, Fungsi, Contoh Serta Serba Serbi Lainnya
Pentingnya Menghitung Overhead Cost
Manfaat menggunakan biaya overhead dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mengatur pengeluaran. Tanpa adanya overhead cost, perusahaan akan kehilangan arahan seputar pengeluaran. kamu tentu tahu bahwa usaha tidak hanya dilihat dari siklus produksi barang dan pembayaran gaji. Jika hanya fokus dua hal tersebut, bisnis pasti kerepotan mengakomodasi pengeluaran lainnya.
Menghitung biaya overhead memegang peran penting dalam pembukuan. Memang secara akun, isi dari overhead cost bisa berbeda – beda dan tidak fix. Bahkan satu perusahaan akan memiliki susunan yang berbeda dalam akun – akun overhead cost.
Tanpa adanya penghitungan cost ini, perusahaan akan dengan mudah mengalami kebocoran uang. Bayangkan jika ada pihak yang korupsi dalam perusahaan. Cost yang tidak terhitung baik pasti tidak terdeteksi dan masuk ke kantong koruptor tersebut. Kamu tentu tidak mau hal ini terjadi bukan?
Cara Menghitung Biaya Overhead
Setelah tahu pentingnya melakukan penghitungan overhead cost, mari bahas cara yang umumnya dilakukan untuk mengetahui besaran cost ini pada bagian berikut:
- Membagi Biaya Overhead Untuk Tiap Kebutuhan Divisi Perusahaan
Pertama, lakukan pemisahan overhead cost berdasarkan divisi – divisi perusahaan. Pemisahan ini akan permudah pelaporan pengeluaran dari tiap divisi. Jika dapat dipisah, perusahaan dengan mudah melakukan analisis pengeluaran dan prediksi kebutuhan tiap divisi di masa mendatang.
- Basiskan Hitungan Dari Persentase
Setelah dapat data pengeluaran overhead tiap divisi, jumlahkan hal tersebut untuk hitungan final. Hitungan ini nantinya dibuat persentase dan dibandingkan dengan besaran pengeluaran tenaga kerja per bulan.
Berikut adalah rumus hitungan persentase-nya:
- (UPAH TENAGA KERJA BULANAN / BIAYA OVERHEAD 1 BULAN) X 100%
Hasil persentase nantinya akan digunakan sebagai pembanding dan penilai efisiensi pengeluaran perusahaan.
- Membandingkan Nilai Efisiensi Overhead Cost
Untuk perbandingan ini, kamu harus cari dua presentasi dari sisi pengeluaran dan pendapatan. Nantinya kedua persentase tersebut dibandingkan untuk efisiensi. Berikut adalah rumusnya:
- (BIAYA OVERHEAD / TOTAL BIAYA TENAGA KERJA) X 100%
- (BIAYA OVERHEAD / PENDAPATAN YANG DITERIMA) X 100%
Hasil kedua penghitungan tersebut nantinya dibandingkan. Jika biaya overhead jauh lebih besar dibandingkan cost tenaga kerja daripada pendapatan, hal ini adalah tanda ketidak seimbangan. Kamu harus review lagi pengeluaran overhead agar lebih baik untuk bisnis di situasi tersebut.
Beberapa Contoh Aplikasi Overhead Cost
Untuk yang masih kesulitan membayangkan bentuk dari biaya overhead, mari bahas seputar contoh–contohnya di sini. Biasanya, contoh biaya overhead adalah pengeluaran yang sudah umum terjadi di perusahaan. Namun, karena tidak mengena langsung di proses produksi, datanya terkadang mengambang.
Berikut adalah beberapa contoh dari biaya tersebut:
- Tagihan untuk kebutuhan perkantoran. Bisa berupa listrik dan air untuk kantor.
- Biaya asuransi. Asuransi juga meliputi banyak hal. Seperti asuransi bangunan, kendaraan dan bahkan asuransi usaha.
- Berbagai perlengkapan kantor. Hal ini bisa berupa kertas, alat tulis dan bahkan tinta print.
- Biaya pemasaran.
- Komisi dan bonus untuk motivasi pegawai.
Beberapa contoh di atas adalah sebagian dari banyak contoh overhead cost lainnya. Mudah – mudahan sebagian contoh ini sudah dapat membantumu membayangkan konteks biaya ini.
Dari membaca artikel di atas, kamu tidak hanya tahu seputar pengertian biaya overhead, tapi juga berbagai hal menarik topik ini. Menggunakan pengetahuan tersebut, kamu akan lebih mudah memahami peran biaya overhead pada bisnis.