Rupiah Fluktuatif, Investasi Apa yang Cocok Dilirik?
Rupiah naik turun? Fluktuasi mata uang pada dasarnya merupakan suatu hal yang normal. Salah satu indikator bahwa perekonomian negara sehat dan bertumbuh adalah justru saat mata uangnya fluktuatif, alias tidak terus-terusan menguat atau bahkan melemah. Mata uang menjadi fluktuatif karena memang ada skema naik-turun atas permintaan dan penawaran mata uang.
Jadi, kalau setiap membaca berita kamu merasa pusing karena rupiah naik turun, sebenarnya hal ini tidak perlu ditakutkan. Daripada mengeluh atas kondisi ini, Teman Klik sebenarnya bisa membantu pemerintah untuk membuat pergerakan rupiah tetap sehat, lho. Salah satunya adalah dengan mulai berinvestasi. Bagaimana bisa? Yuk, cari tahu bersama lewat uraian berikut!
Fluktuasi ≠ kondisi ekonomi buruk
Saat kamu melihat berita rupiah naik turun ,mungkin yang ada di pikiran adalah bahwa kondisi ekonomi di Indonesia sedang buruk. Namun, benarkah demikian? Benarkah kondisi ekonomi yang baik adalah saat mata uang selalu menguat? Bagi yang lebih sering menggunakan mata uang domestik untuk transaksi finansial, penguatan mata uang selalu dianggap menguntungkan.
Pada kenyataannya, penguatan mata uang tidak selalu berarti baik. Kondisi yang demikian ternyata bisa menyebabkan industri dalam negeri menjadi tidak kompetitif. Saat industri tidak kompetitif, maka bisa berdampak pada naiknya jumlah pengangguran. Hal ini tentu membahayakan, bukan? Sebaliknya, rupiah naik turun justru menunjukkan kondisi ekonomi yang sehat.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat tentang Sistem Ekonomi Syariah
Salah satu sektor perekonomian yang terdampak adalah ekspor impor. Saat rupiah naik (menguat), biaya impor menjadi semakin murah. Saat biaya impor murah, maka defisit perdagangan tidak akan terhindarkan lagi. Ekspor pun jelas akan terdampak, tidak akan ada lagi modal asing yang masuk ke dalam negeri.
Rupiah naik turun adalah kondisi wajar
Dari penjelasan pada poin di atas, Teman Klik tentu sudah bisa menarik sebuah kesimpulan. Fluktuasi mata uang memang diperlukan negara guna meratakan pertumbuhan ekonomi dalam berbagai sektor. Pada contoh ekspor impor, rupiah naik akan menguntungkan impor sedangkan rupiah turun akan menguntungkan ekspor.
Mata uang yang fluktuatif akan membuat industri menjadi seimbang. Saat industri seimbang, maka defisit perdagangan pun bisa dihindari. Alih-alih mata uang yang terus menguat, negara sebenarnya lebih butuh mata uang yang dinamis. Selalu ingat bahwa fluktuasi mata uang adalah situasi alami yang muncul karena adanya permintaan dan penawaran.
Apa yang harus dilakukan saat rupiah naik turun?
Meskipun pada dasarnya fluktuasi mata uang merupakan suatu hal yang lumrah, bukan berarti kondisi ini tidak membahayakan lho, Teman Klik. Ada kalanya fluktuasi mata uang yang ekstrim justru akan membuat kondisi perekonomian negara memburuk. Selain pemerintah, masyarakat sebenarnya punya peran yang besar buat menjaga supaya fluktuasi tetap sehat.
Misalnya, saat rupiah melemah, kamu bisa membantu dengan mengurangi belanja barang-barang impor. Kamu juga bisa melakukan beberapa hal yang disebutkan dalam artikel ini untuk menjaga pergerakan rupiah. Begitu pula saat rupiah naik, kamu bisa memanen untung supaya ada keseimbangan.
Investasi saat rupiah fluktuatif
Untuk membantu pemerintah mencegah terjadinya fluktuasi yang ekstrim, kamu bisa mulai berinvestasi. Beberapa instrumen investasi memang cocok untuk pergerakan mata uang seperti ini. Asal tahu bagaimana mengelolanya, kamu pun bisa tetap untung meski mata uang sedang fluktuatif. Apa saja investasi yang cocok di saat rupiah naik turun?
Sebelum membahas instrumen investasi yang tepat saat rupiah fluktuatif, Teman Klik perlu memahami satu hal. Saat terjadi fluktuasi, sebagai investor kamu harus fokus pada rencana investasi. Pastikan memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Kamu juga harus punya kesiapan mental karena pergerakan mata uang bisa sangat tidak terduga.
Untuk jenis instrumen investasinya sendiri, hingga saat ini reksa dana masih dianggap sebagai investasi yang cocok saat terdapat fluktuasi mata uang. Reksa dana dianggap punya risiko yang lebih kecil jika dibandingkan instrumen investasi lain. Di samping itu, reksa dana juga punya peluang diversifikasi yang besar.
Pilih reksa dana yang mana?
Reksa dana ada banyak macamnya. Tidak heran jika kamu bisa melakukan diversifikasi investasi dengan mudah pada instrumen yang satu ini. Untuk rencana investasi jangka panjang, kamu bisa memilih reksa dana saham. Alasannya tak lain adalah karena reksa dana saham memiliki imbal hasil besar, tetapi profil risikonya pun tinggi saat mata uang fluktuatif.
Untuk jangka menengah, kamu bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap. Sedangkan bagi yang mengincar investasi jangka pendek, reksa dana pasar uang merupakan sebuah pilihan tepat. Memilih reksa dana pasar uang akan membantu negara supaya nilai mata uang tidak bergerak menuju fluktuasi ekstrim yang membahayakan.
Pergerakan rupiah yang naik turun mungkin selalu membuatmu gelisah. Namun, dengan perhitungan yang matang, kondisi ini sebenarnya bisa membuatmu mendapatkan keuntungan lewat investasi. Selain reksa dana, kamu juga bisa memulai investasi P2P lending bersama KlikCair yang memiliki pendanaan fleksibel. Tidak hanya memberikan keuntungan terukur, investasi ini juga mudah. Cukup dengan satu klik saja, kamu sudah bisa berinvestasi!