Mengenal Lebih Dalam Apa Itu Bank Indonesia
Seberapa dalam pengetahuanmu akan Bank Indonesia?
Tentunya hal paling dasar yang diketahui oleh masyarakat bahwa Bank Indonesia merupakan Bank Sentral. Faktanya, banyak hal menarik yang tidak semua masyarkat ketahui sebelumnya mengenai Bank Indonesia.
Apa saja hal tersebut? Mari ulik lebih lanjut mengenai Bank Indonesia, sejarah berdirinya, status kedudukannya hingga tugas dan tujuan dari Bank Indonesia.
Baca Juga: Kode Bank Indonesia Terlengkap Yang Perlu Diketahui
Apa Itu Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral. Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki tugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi sistem keuangan pada suatu negara. Bank sentral pada umumnya memantau stabilitas sektor perbankan hingga menjaga selalu stabilitas nilai mata uang.
Begitu juga hal nya dengan Bank Indonesia, sebagai bank sentral BI memiliki beberapa peran penting. Pada dasarnya tujuan Bank Indonesia adalah memelihara dan mencapai kestabilan nilai rupiah dengan cara mengelola sistem pembayaran, moneter dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia.
Sejarah Singkat Berdirinya Bank Indonesia
Berdirinya Bank Indonesia tidak terjadi secara sekejap. Banyak proses yang harus dilalui oleh Bank Indonesia agar dapat berdiri seperti sekarang. Bermula pada abad ke-16 dimana bangsa eropa mulai memasuki Asia Tenggara dengan tujuan utama yaitu mencari rempah-rempah. Indonesia yang sebelumnya masih bernama Nusantara, saat itu sudah memiliki mata uangnya sendiri. Mata uang tersebut beragam berdasarkan kerajaan-kerajaan yang berkuasa di daerahnya masing-masing.
Dengan terbentuknya maskapai dagang Vereenigde Oost-Indische Compagnie atau yang sering disingkat VOC menyebabkan mata uang spanyol mulai masuk ke Nusantara. Setelah masuknya VOC, mulai terbentuknya bank pertama di Nusantara. Bank ini bernama Bank van Courant. Tujuan utama bank ini adalah menunjang kegiatan perdagangan pada tahun 1746 dengan cara memberikan pinjaman dengan jaminan emas, perhiasaan dan barang-barang lainnya.
Lalu pada tahun 1752, Bank van Courant berubah menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening. Bank ini memiliki peran untuk meminjamkan pinjaman kepada pegawai VOC agar dapat menempatkan dan memutar uang mereka kepada bank dengan imbalan bunga. Namun sayangnya pada tahun 1818 De Bank van Courant en Bank van Leening harus tutup karena adanya krisis keuangan.
Pada tahun 1828 terbentuk lah De Javasche Bank. Bank ini yang menjadi cikal bakal Bank Indonesia. Pemerintahan kerajaan Belanda memberikan octrooi (hak-hak istimewa) kepada lah De Javasche Bank (DJB) sebagai bank sirkulasi. Oleh karena itu, DJB memiliki kewenangan untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda. DJB juga menjadi bank sirkulasi pertama di Asia. Tidak hanya itu, hak-hak istimewa selalu diperpanjang setiap 10 tahun sekali. Sepanjang riwayatnya, DJB telah melakukan 7 kali masa perpanjangan hak-hak istimewanya.
Dalam kurun waktu tahun 1830 hingga 1870, terjadinya ekspansi ekonomi Belanda. De Javasche Bank sempat digunakan pemerintah kolonial untuk mendukung kebijakan finansial sistem tanam paksa (cultuurstelsel). Tahun 1829 hingga 1870, DJB juga melakukan ekspansi bisnis dengan cara membuka kantor cabang diberbagai kota di Hindia Belanda (luar pulau Jawa).
Pada tahun 1870 hingga 1942, DJB juga membuka 15 kantor cabang di kota-kota strategis. Hal ini terjadi karena munculnya bank-bank perkreditan di awal abad ke-20. Bank-bank ini memiliki tujuan untuk membantu perkembangan perekonomian masyarakat masa itu.
Pada saat Jepang mulai menduduki Indonesia (tahun 1942), DJB yang saat itu berperan sebagai bank sirkulasi Indonesia digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG). Setelah kemerdekan Indonesia tahun 1945, Belanda mencoba untuk merebut kembali Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA). NICA mulai mendirikan kembali DJB dengan tujuan mengedarkan uang NICA.
Pada saat itu, Indonesia sudah memiliki bank BNI. Keberadaan bank BNI dan juga DJB menjadikan adanya dualisme bank sirkulasi di Indonesia. Hal ini juga memicunya peperangan mata uang (currency war).
Setelah Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Republik Indonesia memutuskan keluar dari RIS saat masa peralihan ke NKRI. Pada masa ini DJB masih menjadi bank sirkulasi dengan kepemilikan saham oleh Belanda. Namun pada tahun 1951 adanya desakan untuk mendirikan bank sentral untuk dapat mewujudkan kedaulatan ekonomi Republik Indonesia. Oleh karena itu pemerintah membentuk pantia nasionalisasi DJB.
Proses nasionalisasi ini dilakukan dengan cara pembelian saham DJB oleh pemerintah RI sebesar 97%. Dengan itu sejak 1 juli 1953, Bank Indonesia resmi berdiri dan dijadikan Bank Sentral Republik Indonesia.
Status dan Kedudukan Bank Indonesia
Status dan kedudukan Bank Indonesia tertulis pada undang-undang baru, UU RI No.6/2009 mengenai status kedudukan BI sebagai suatu lembaga negara yang independent dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Dengan ini, Bank Indonesia bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lainnya.
Dengan status dan kedudukannya, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya berdasarkan undang-undang. Selain itu, Bank Indonesia juga berperan sebagai badan hukum publik dan juga badan hukum perdata. Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan hukum yang mengikat seluruh masyarakat sesuai dengan tugas dan wewenangnya serta Bank Indonesia berhak untuk bertindak beratasnamakan sendiri di dalam dan di luar pengadilan.
Tugas dan Tujuan Bank Indonesia
Di dirikannya Bank Indonesia tentunya memiliki tugas dan tujuan yang harus dipenuhi. Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur dalam menjalankan tugasnya, diantaranya adalah seorang Gubernur, seorang Deputi Gubernur Senior, dan juga 4 – 7 orang Deputi Gubernur. Tugas dan Tujuan Bank Indonesia yaitu;
- Memastikan nilai rupiah agar tetap stabil terhadap mata uang asing serta barang dan jasa
- Menyimpan kas negara
- Mengawasi regulasi seluruh bank yang ada di Indonesia
- Menetapkan kebijakan moneter
- Menetapkan penggunaan alat pembayaran
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Bank Indonesia, kamu dapat berkunjung ke Museum Bank Indonesia di daerah Jakarta Barat!