Contoh Alasan Resign yang Masuk Akal Agar Disetujui Atasan

Contoh Alasan Resign yang Masuk Akal Agar Disetujui Atasan
Contoh Alasan Resign yang Masuk Akal Agar Disetujui Atasan. Photo by jannerboy62
Waktu baca: 3 menit

Resign terkadang menjadi pilihan dari sebagian orang. Tetapi, kebanyakan orang sulit mengungkapkan alasan resign yang tepat. Akibatnya, niatan ini tidak mendapatkan restu dari atasan.

Atasan bisa saja mempersulit niatan kamu untuk mundur dari pekerjaan. Bahkan, mencoba segalanya agar tetap melanjutkan pekerjaan tersebut.

Apabila kamu hendak resign dari pekerjaan, usahakan untuk memikirkan alasannya terlebih dahulu. Pikirkan alasan yang masuk akal. Dengan begitu, alasan tersebut bisa diterima sehingga kamu bisa dilepaskan oleh atasan.

Selain memikirkan alasannya, cara mengajukan resign yang tepat adalah tidak terburu-buru. Artinya, pengajuan ini tidak tiba-tiba sehingga membuat atasan kebingungan untuk mencari penggantinya.

Usahakan supaya mengajukannya lebih awal. Kemudian, pastikan untuk memberikan waktu bagi perusahaan untuk mencari penggantinya.

Baca juga: Praktikkan, Cara Mendapatkan Pekerjaan Tanpa Bantuan Orang Dalam!

10 Alasan Resign yang Tepat

Alasan resign.
Alasan resign. Photo by Pexels

Ada beberapa contoh alasan resign yang tepat untuk digunakan oleh karyawan. Contohnya sebagai berikut:

1. Ingin Melanjutkan Pendidikan

Salah satu alasan untuk berhenti kerja yang dapat diterima adalah ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Seseorang melakukannya agar bisa lebih fokus di pendidikannya.

Pendidikan ini bisa mendukung pada keterampilan baru. Nantinya, skill inilah yang akan dimanfaatkan pula untuk meraih pekerjaan yang lebih baik. Bahkan, bekal pendidikan ini juga bisa mendorong pada jenjang karir yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

2. Pindah Domisili

Apabila terpaksa harus pindah rumah, ini bisa dijadikan sebagai alasan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan. Setidaknya, pindah domisili ini dinilai akan membuat seseorang kesulitan untuk datang ke kantor.

Semakin jauh lokasi rumah dengan kantor, tentunya ini akan memberatkan pada diri sendiri. Pihak atasan pun menyadari itu sehingga alasan tersebut bisa diterima dengan tangan terbuka.

3. Hendak Membuka Usaha Sendiri

Perusahaan yang maju selalu membuka kesempatan bagi setiap karyawannya untuk berkembang sendiri. Salah satunya adalah resign untuk membuka usaha sendiri.

Membuka bisnis sendiri ini tentunya akan diapresiasi oleh atasan. Setidaknya, atasan tidak keberatan dengan niatan tersebut. Bahkan, perusahaan bisa saja mendukung niatan ini agar setiap orang bisa berbisnis.

4. Dapat Tawaran yang Lebih Baik

Mendapatkan tawaran pekerjaan yang menggiurkan bisa menjadi alasan resign yang bagus. Setidaknya, tawaran ini akan mendorong pada kesejahteraan ekonomi keluarga.

Yang perlu diperhatikan, jujurlah dengan hal tersebut. Kejujuran inilah yang akan diperhatikan. Pada akhirnya, perusahaan tidak akan menahan keputusan yang bulat jika perusahaan juga tidak bisa menawarkan hal yang sama.

Misalnya adalah insentif atau gaji yang cukup tinggi di posisi tersebut. Ketika ada tawaran tersebut, kamu bisa memanfaatkannya selagi itu diperlukan.

5. Pembagian Jam Kerja

Ada kalanya sebuah perusahaan atau kantor sering memberikan pekerjaan tanpa mengenal waktu. Artinya, pekerjaan sering lewat waktu tanpa adanya insentif tambahan.

Ketika seseorang terus bekerja di luar jam, ini bisa dikomplain. Ini sekaligus bisa dijadikan sebagai alasan untuk resign dari pekerjaan.

6. Sudah Tidak Berkembang

Tidak adanya peningkatan keterampilan dan karir juga bisa dijadikan sebagai alasan untuk berhenti dari pekerjaan. Hal ini pun sering dialami oleh kebanyakan orang.

Jika kamu merasa bahwa keterampilannya tidak dapat berkembang, utarakan sebagai alasan untuk berhenti dari pekerjaan. Dan ini pun akan diterima selagi kamu mengutarakannya dengan cara yang sopan.

7. Merubah Karir Pekerjaan

Alasan lainnya adalah pindah kerja. Perpindahan ini berkaitan dengan perubahan karir dari pekerjaan lama.

Adapun alasan ini didasari oleh ketidaksesuaiannya karir yang lama dengan passion. Hal ini kemudian mempengaruhi produktivitasnya di dunia kerja.

Ketimbang harus bekerja tanpa passion, lebih baik berhenti. Utarakan isi hati saat resign untuk mengejar karir yang diimpikan.

8. Alasan Kesehatan

Faktanya, Kesehatan itu sangat penting. Perusahaan tentunya tidak akan membiarkan karyawan yang dipekerjakan jatuh sakit yang parah.

Ketika memiliki penyakit tertentu yang mengharuskan istirahat cukup lama, ini bisa dijadikan sebagai alasan untuk mundur dari pekerjaan. Dan perusahaan tentunya tidak akan menahannya.

Untuk alasan Kesehatan ini, kamu mungkin tidak harus mengalaminya. Bisa saja, kamu memang membutuhkannya lantaran ingin mengurus anggota keluarga yang sakit secara intensif.

9. Alasan Keluarga

Alasan lain yang bisa digunakan untuk resign adalah keluarga. Khususnya bila kamu sudah menikah.

Tentunya, kamu memang sudah berkomitmen dengan pasangan. Yakni, ingin fokus 100% dalam mengurusi anak di rumah (ibu).

Atau, bisa juga ingin menghindari konflik antar pasangan. Karena, pekerjaan yang dijalani keduanya membuat hubungan kurang harmonis.

10. Perubahan Struktur Manajemen Perusahaan

Alasan yang terakhir ini berkaitan dengan perubahan struktur organisasi atau manajemen perusahaan. Khususnya, perubahan ini tidak dikomunikasikan terlebih dahulu.

Kurangnya komunikasi dan pemberitahuan ini lantas berdampak pada kinerja. Ini menimbulkan kekecewaan serta menurunnya produktivitas.

Selain itu, tidak adanya dampak pada peningkatan karir ke depannya lantaran perubahan ini juga bisa menjadi alasan penguat. Setidaknya, alasannya harus jelas dan dikomunikasikan dengan cara yang baik.

Itulah beberapa alasan resign yang membuat pimpinan atau atasan tidak keberatan untuk melepas karyawannya. Kuncinya, utarakan dengan cara yang baik. Kemudian, utarakan lebih awal serta berhentilah ketika perusahaan sudah menemukan penggantinya. Dengan begitu, perusahaan tidak terdampak dari pengunduran diri karyawannya.

Mungkin Anda juga menyukai